Kandas
Oleh: Husnul Hafifah
Senja ini Bik Moen menatap foto putri bungsunya. Ada genang butir air mata pada sudut matanya. Putri bungsu yang begitu disayangi, begitu digadang jadi penerusnya. Bukan sekedar penerus biasa. Bik Moen walau hanya wanita sederhana yang tinggal di balik bukit sekitar lereng argopuro, punya sejuta mimpi untuk putrinya Enning.(oleh guru SDnya nama Enning diganti Ning Alda Savitri) . Tidak sekedar namanya yang bagus, Enning menjelma menjadi gadis remaja, bak bunga desa dari lereng bukit.
Bik moen menyekolahkan Ning Alda pada pesantren yang tak jauh dari lereng Argopuro. Sekitar 7 Km dari balik bukit. Semenjak tinggal di pesantren Bik Moen kala rindunya tiba selalu berkunjung ke pesantren. Apalagi pihak pesantren menyilakan orang tua kapan saja boleh berkunjung. Biasanya Bik Moen klo berkunjung selalu membawa "tabek" nasi yang digulung pakai daun pisang. Ning Alda biasa makan ramai ramai dengan teman sekamarnya.
Seperti hari ini, bik Moen walau hari sudah jelang sore ia mengunjungi Ning Alda dengan berjalan kaki, katanya tak ada ojek. Bik moen juga tidak berlama lama ngobrol. Cukup melihat Alda sehat sudah selesai. Ia bergegas pamit pulang. Tawaran Ning Alda agar melihat seragam barunya untuk Imtihan ditolaknya. Bik Moen janji dua hari lagi akan datang. Ning Alda pun mengiyakan Bik Moen pulang, dengan pesan agar bik Moen selalu mendoakannya agar sekolahnya lancar dapat barokah kiai dan para gurunya. "Mak jika kesini lagi bawakan tabek yang cukup buat teman-teman ya!" Pada hari yang dijanjikan Ning Alda lebih awal pulang ke rumahnya, diantar ambulane jazadnya dingin dan kaku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Betapa terlukanya hati bik moen.
Iya bunda itu kisah nyata...santri hanyut pertengahan tahun lalu
Turut hanyut dalam kisahnya. :(
Saya jadi ikutan sedih bu
Sedihnya bu
Nangisss....
Kenapa meninggal?
Hanyut mbak kejadian tragis,terjatuh diparit belakang pesantren saat banjir
Jadi sedih...
sama dulu pas kejadiannya
Saya jadi sedih
Yah kisah manusia dgn segala macam permasalahannya...semoga kita dilindungi dr petaka.