husnul hafifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Literasiku dan Rindu di Sepotong Donat

Literasiku dan Rindu di Sepotong Donat

"Ma pingin donat buatan mama", begitu rajuk anak no.2, "iya ma, kangen cemilan buatan mama", timpal anak bungsu.

Sore, tiga hari lalu anak saya, M.Ghafar Asidiqqi, nama panggilannya Eqik, merajuk untuk dibuatkan kue donat. Rajukan Eqi dikuatkan adiknya Hania Marirza Rahma, panggilannya Hania. Tak seperti biasanya mereka merajuk minta dibuatkan cemilan. Biasanya mereka hanya minta uang beli bahan buat cemilan, jika stok bahan yang dicarinya tak ada di rak lemari dapur. Lima bulan berada di rumah jika pingin ngemil biasanya berkreasi sendri, bermodalkan tutorial youtube.

"Mas Eqik kan sudah bisa buat sendri!", begitu saya membalas rajukannya. Dia tetap merajuk rindu cemilan buatan mama sergahnya.

Ungkapan rindu "kangen cemilan buatan mama" itu menyentuh relung hati terdalam seorang ibu".

Saya jadi mengingat ingat kapan ya saya terakhir kali masak- masak cemilan buat mereka? Saya cari di lima bulan terakhir ini. Tidak ada jejak rekam saya membuatkan apa. Kue-kue lebaran di bulan Mei juga tidak ada catatan saya membuatnya. Suguhan kue lebaran saya beli, atau bingkisan dari saudara dan tetangga.

Menu khas lebaran keluarga juga tidak kesampaian dibuat(Rawon bebek). Biasanya jika dalam formasi keluarga lengkap menu lebaran akan memenuhi meja makan. Berbagai hidangan seperti bakso, sambal goreng kentang, opor ayam, rawon bebek, lontong kikil, nuget ayam dan semur daging tak ketinggalan juga krupuk dan sambalnya. Menu masakan itu disiapkan rata rata hasil olahan tangan saya sendiri. Bahagia bagi saya ketika bisa menyajikan masakan buatan sendiri dan dinikmati bersama keluarga.

Meja makan di lebaran bersama pandemi covid 19 minimalis sekali, hanya ada opor ayam, lontong , bakso dan krupuk. Ketidaklengkapan formasi keluarga (si sulung ) tidak bisa pulang di luar kota menjadi lantaran kurang bersemangatnya sisi ibu untuk menyediakan menu makanan berbagai rupa. Bagaimana akan menikmati nikamat yang sempurna jika salah satu buah hatinya tidak ikut menikmatinya? Begitulah kata hati seorang ibu untuk semua anak-anaknya.

"Kangen donat buatan mama"

Frasa memiliki kekuatan magig mendorong saya buru- buru menutup laptop. Usai posting tulisan di grup wag rumah virus litersi. Walau sebetulnya saya masih ingin menulis lagi merampungkan tugas resume sebagai pembelajaran diri dalam berlitersi. Usai itu rencana melanjutkan pekerjaan kantor. Namun semua saya tangguhkan, akan dilanjut nanti setelah usai memenuhi kerinduan anak -anak pada Donat bikinan saya.

Kata bismillah mengawali saat saya hendak mencampurkan bahan- bahan untuk membuat donat. Bahan bahan seperti umumnya, terigu, telur, mentega, pengembang, gula, susu bubuk, ubi talas bentul ( dikukus dan dihaluskan) pengganti kentang dan bersifat optional. Saya menggunakan ubi talas sebagai upaya kreasi saja, memanfaatkan bahan tersedia di pekarangan rumah, juga mengenalkan bahan makan alami pada anak anak.

Singkat cerita "momen of wow" proses mengolah donat ,tak perlu saya tuliskan di sini. Tutorial di youtube banyak sekali. Saya juga membuat donat kali ini hanya menggunakan insting tidak menggunakan takaran pasti.

Alhamdulillah, mungkin karena masaknya dari hati dan niat membahagiakan kedua buah hati, donat bikinan saya kemarin mendapatkan 4 acungan jempol dari mereka, dan tambahan 2 jempol dari suami. Benar rasanya enak sekali, tidak kalah enak dengan dunkin dunot, kata mereka.

Bahagia terpancar diwajahnya menikmati setiap gigitan pada donatnya. Sebagai mama saya juga bahagia, sukses memenuhi harapannya. Berhasil membuat donat disela kesibukan dan menahan kerinduan pada salah satu buah hati merupakan sebuah perjuangan. Momen of wow luar biasa yang juga harus di kisahkan lewat tulisan. Agar kelak mereka tahu bahwa pada sepotong donat ada rasa rindu yang tak tertahankan.

Kota tape, 12 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pintar sih biasa aja...penting masaknya tulus..maksih bu Cicik

12 Jul
Balas

Mantap rindu dg donatnya bu

12 Jul
Balas

He he trimakasih sdh ngincip donat sy

12 Jul

Keren ibu. Betapa rasa sayang kepada anak mengalahkan segalanya ya Bu. Donatnya masih adakah Bu? Hehe

12 Jul
Balas

Alhamdulillah sisa tulisannya...he he maksih bu sundah singgah

12 Jul

Wah..ibu yang pintar memasak... tiada kebahagiaan buat seorang ibu..jika masakannya di sukai anak dan suami...hilang segala letih dan semangat buat terus memasak... keren bun...moga sukses selalu

12 Jul
Balas

Trima kasih bu...aamiin

12 Jul

Kereen, ibu pinter masak nih...

12 Jul
Balas



search

New Post