Bangun tidur pagi ini Bu Kasih merasakan segar sekali. Tak seperti biasanya jika bangun merasakan kaku dan nyeri pada sendi. Berbeda rasanya hari ini begitu kata suara kata hatinya. Semangatnya terasa berkobar kobar. Inginnya cepat mandi, berberes dapur terus berkemas mempersiapkan diri menuju tempat tugas seperti 3 bulan lalu kala sebelum WFH.

Ya hari ini semangat itu kembali, kerinduan yang telah lama dipendam, kebosanan yang menghias harinya hari ini akan segera ditumpahkan. Terbayang di pelupuk matanya senyum sumringah, serta derai canda 15 mitra kerjanya, yang mayoritas kaum lelaki. Bu Kasih melirik jam dinding yang sengaja dipasang di ruang dapur. Masih menunjuk angka 7. Lama sekali gumannya. Undangan pertemuan masih 2 jam lagi. Urusan dapur sudah beres. Ia pun beringsut menuju meja riasnya. Yang semenjak wfh hampir jarang dikunjunginya. Benar saja peralatan riasan wajahnya masih dicari di sela barang lain yang teronggok pada mejanya.

Cukup 30 menit mematutkan diri dicermin. Sekali lagi dicermati dirinya Mulai wajah, jilbab, busana sampai kaos kaki. Tak ingin jumpa perdananya dengan mitra kerjanya menimbulkan masalah. Terlebih mengecewakan. Dirasa sudah pas, Bu kasihpun berangkat, ia tak ingin datang terlambat. Masih seperti 3 bulan lalu selalu memberi contoh disiplin waktu. Pukul 9 pas, bu kasih gelisah, mintra kerjanya yang begitu dirindu baru 2 orang yang datang. Mana ya lainnya? Pertanyaan itu meluncur dibalik resahnya. Biasalah bu rumus kita plus 1 jam dari jam tertera di undangan. Oooh ternyata tak ada perubahan. Dianya saja yang ke GRan.