H.YANTO, S.Ag.,M.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Hari Minggu

Hari Minggu

(Hari Ke-21)

Cerita di Hari Minggu

Pagi yang cerah, tampak sinar mentari terbit dari upuk timur. Sinarnya mulai menerangi bumi persada. burung-burung kecil bersiul menyambut datangnya pagi.

Mereka melompat- lompat di atas ranting pohon belimbing, dekat tembok pagar rumahku. Sementara ayam-ayam ramai berkokok dengan suka cita sambil mengais rezeki

Aku menikmati tanaman bunga di belakang rumahku. sambil menggendong anakku yang masih kecil. Karena baru usia lima bulan.

Tiba-tiba terdengar suara istriku dari belakang, " Abi kok belum siap-siap, kan mau berangkat ke Subang menjenguk Nabil mengantarkan obat dan selimut di pesantren ? " Nabil adalah anakku yang ke tiga saat ini dia mondok di pesantren At Tawazun Kalijati Subang.

"Oh iya mi abi hampir lupa, iya akan berangkat tapi agak siangan berangkatnya, sebab mau ke kampus dulu di karawang.

Setelah itu baru ke Subang mi !" Aku sambil menoleh membalikan badan ke belakang sambil menatap wajah istriku.

"Ya udah kalau begitu, tapi perlengkapan yang akan di bawa sudah umi siapkan tinggal di masukan ke mobil aja bi ?" Istriku sambil menunjukan barang yang akan di bawa ke pondok.

" Iya terimakasih umi sudah menyiapkan !" kataku.

"Mi abi mau ajak dede dulu muter- muter di depan, sepertinya dede ingin naik dorongan, karena sudah kebiasaan kalau abi akan pergi, pasti pengennya di dodorong pake dorongan mi?" Kataku sambil tetep gendong dede bayi.

"Umi pegang dulu dedenya abi mau ngambil dorongan bayi dulu yah, nanti abi bawa ke depan rumah, di jalan kapling selagi sepi" akhirnya aku menyerahkan dede ke istriku.

Kemudian aku mengambil dorongan dede bayi yang di simpan di tengah rumah. dan aku bawa ke depan rumah, dan istriku mengikuti dari belakang.

Dede bayi di taruh sambil di tidurkan di roda dorongan.

Akhirnya dede bayi aku ajak jalan-jalan muter di jalan kaplingan hingga lima puteran.

Panas mulai terasa , karena matahari sudah mulai naik.

Kemudian aku bawa dede masuk ke rumah sambil menyimpan dorongan bayi.

"Umi ini dede sudah selesai jalan-jalanya, sepertinya ngantuk mi. Matanya kelihatan sudah sayu ?" Kataku sambil membawa dede bayi ke istriku.

"Iya bi bawa ke sini, tapi mau di pandiin dulu, biar enak dan seger badan nya, nanti tidurnya biar pules"

Sambil mengambil dede bayi di pangkuanku.

Akupun segera mandi kemudian berpakaian rapih karena sebelum ke pondok pesantren aku hendak ke kampus dulu.

Aku memanaskan mesin mobil selama 10 menit, akupun memanggil si kakak , "kakak tolong barang-barang yang ada di dus masukan k bagasi mobil, dan jangan lupa tas abi juga!"

"Iya siap bi kakak laksanakan" si kakak bangun dari duduknya dia sedang nonton televisi, kemudian membawa barang-barang untuk di memasukan ke bagasi mobil.

"Abi barang-barang bawaan buat Aa Nabil dan tas abi sudah di masukan ke bagasi sama kakak !" Jawab si Kakak

"Terimakasih kakak sudah bantu abi !" Aku tepuk pundaknya aku sambil tersenyum.

"Iya sama-sama bi, tapi jangan lupa ada syarat nya ni harus abi lakukan !" Kata si Kakak sambil tersenyum

"Baik abi tahu pasti kakak pengen abi pulangnya bawa makan chiken pop Atau masakan di rumah makan nusantara paket E iya kan ?" Aku ketawa melihat sikap dede yang memberi isarat setuju.

Akupun pamit ke istri dan si kakak, bahwa aku akan berangkat ke subang tapi ke karawang dulu.

"Umi, kakak, abi berangkat dulu do'akan biar abi di perjalanannya lancar dan selamat" aku sambil mengulurkan tangan, kemudian istri dan kakak mencium tangan aku.

"Iya abi semoga di perjalanan lancar dan selamat, aamiin " kata istriku dan anakku

Aku kemudian menyalakan mobil kembali dan aku berangkat, menuju kampus karawang. Baru sampai kali ulu mataku terasa ngantuk dan tidak bisa di tahan, akhirnya aku mampir ke pom bensin dan istirahat sejenak, selama tiga puluh menit.

Aku kaget juga, ternyata sudah siang kemudian aku menyalakan mobil kembali dan terus berjalan dengan kecepatan sedang, hingga sampai di kampus

Tidak lama kemudian hujan turun lebat sekali dan cukup lama sekali.

Akupun ikut zoom metting do'a bersama nasional secara virtual. Tapi sayang tidak sampai selesai aku terpental ke luar dari zoom metting karena sinyalnya kurang baik.

Akhirnya aku memutuskan tidak jadi berangkat ke subang, dan aku pulang kembali ke rumah.

Karena ada acara tahlillan di rumah pak Imam, untuk mendo'akan Almarhumah ibu Endang Susilawati binti Sungkono yang telah wafat.

Malam ini adalah malam ke enam harinya. sebab ada wasiat dari almarhumah sebelum wafat aku harus memimpinnya, mulai dari mennyalatkan jenazah hingga acara tahlillan selama tujuh hari.

Pukul empat tiga puluh sore aku, segera siap-siap pulang setelah pekerjaan selesai. Untuk ke subangnya di undur rencanakan besok pagi hari senin, aku paket kan saja barangnya.

Alhamdulillah jalan lancar dan lengang karena ada toko-toko di tutup termasuk SGC Cikarang , sebab belokan-belokan yang kecil ditutup dan aktifitas juga di batasi dan harus mengikuti proķes.

"Sebelum sampai di rumah aku mampir di rumah makan nu santara. Aku beli dua paket untuk kakak dan umi, sambil menunggu pesanan, aku kemudian melaksanakan shalat magrib di musholah yang di sediakan oleh rumah makan.

Setelah pesanan siap, lalu aku membayarnya di kasir, kemudian aku pulang. Alhamdulillah sampai di rumah pukul enam lewat tiga puluh. Di sambut sama si Kakak, membuka gerbang pagar dengan semangat dan sambil senyum senyum menanyakan pesanan.

"Abi mana pesanan kakak, yang kakak pesen itu?" Tanya si kakak

"Ada ni sudah abi belikan dua paket buat kakak dan umi " kemudian aku menyerahkan nasi dua paket yang berada di kantung pelastik warna putih.

Kemudian aku mandi, selesai mandi aku memakai baju kokok dan melaksanakan sholat Isya.

Kemudian aku minta izin ke istriku ; " Mi abi mau berangkat tahlillan dulu di rumah bang Imam, ini malam ke enam wafatnya almarhumah Ibu Endang !"

"Iya bi jangan lupa kunci rumah bawa aja takut pulang malam!" Sahut istriku.

"Baik mi kunci rumah dan gerbang pagar abi bawa, biar tidak membangunkan umi kalau pulang" kemudian aku mengambil kunci rumah.

Akhirnya aku berangkat, tahlillan almarhumah Ibu Endang Susilwati binti Sungkono, di kediamannya bang Imam. Istri beliau ba Tuti adalah putrinya almarhumah ibu Endang susilawati yang paling kecil.

Acara tahlillan berjalan dengan lancar dan khusu, bahkan sebelum acara tahlillan di mulai aku memberi tausiah dulu, membahas tentang mengingat kematian dan mengambil hikmah dari pandemi covid 19.

Alhamdulillah acara tahlillan berjalan dengan lancar sampai pukul sembilan. Aku pulang, sampai di rumah istri dan si kakak sudah tidur nyenyak. Aku menatap wajah mereka sambil bicara dalam hati, kasian sepertinya lelah sekali aku tak sampai hati harus membangunkannya.

Akhirnya aku duduk di di pinggir tempat tidur sambil merenung dan bersyukur. Allah telah menjaga dan menyelamatkan aku dan keluargaku dalam aktifitas hari ini, hari minggu, 11 Juli 2021. Walau ada rencana yang tidak terlaksanakan tapi mungkin ini jalan terbaik menurut Allah.

Sebelum tidur aku berdo'a , semoga Allah terus membimbimbing dan menjaga aku sekeluarga, juga menyelamatkan bangsa Indonesia dari berbagai ujian, terutama dari bahaya virus corona, aamiin

Warung Satu, 11 Juli 2021

Aby

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post