MAMPET
MAMPET (Writer’s Block)
Kata mampet kalau dicari di Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak ditemukan. Di glosarium online, disana disebutkan mampet itu identik dengan tersumbat. Mampet itu sangat erat dengan air yang tidak bisa mengalir karena ada sesuatu hal yang menutup, sehingga air tidak bisa mengalir semestinya. Dibalik mampet atau tersumbat itu sebenarnya ada kekuatan, potensi atau tekanan besar yang tidak bisa dikeluarkan. Selokan yang mampet ketika dibuka atau dibuang benda yang menyumbatnya, maka air akan mengalir dengan derasnya. Mampet .... pasti ada solusinya.
Mampet, mandeg atau tersumbat dalam hal tulis menulis disebut dengan istilah writer’s block. Kalau didefinisikan writer’s block atau kebuntuan menulis adalah sebuah keadaan ketika penulis merasa kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Kehilangan kemampuan menulis dan membuat karya tulis baru tidaklah disebabkan oleh masalah komitmen atau kecakapan menulis.
Writer’s block menjadi masalah umum yang kerap melanda setiap penulis entah bagi penulis pemula maupun profesional. Kondisi ini terjadi ketika mengalami kebuntuan dalam melanjutkan tulisan baik itu di awal, di tengah atau di akhir pengerjaan. Pikiran seakan-akan terblokir, kehabisan ide, mungkin seperti ada kata-kata yang ingin dituliskan namun tiba-tiba mandek alias berhenti. Penulis kenamaan dunia, J.K Rowling saja pernah mengalami writer’s block (idntimes.com) ketika mengarang buku Harry Potter dan The Chamber of Secrets. Bahkan Dee Lestari juga pernah alami writer’s block saat mengerjakan novelnya.
Namun demikian ada beberapa solusi yang bisa ditawarkan untuk mengatasi kebuntuan menulis atau writer’s block, diantaranya: pertama, segarkan pikiran terlebih dahulu dengan melakukan aktifitas rileks yang lain. Kedua, mengendapkan tulisan untuk sementara waktu, tapi jangan terlalu lama atau beri batasan waktu agar tidak malas untuk melanjutkan. Ketiga, mencari inspirasi dengan membaca buku, dengan membaca setidaknya otak akan menyerap beberapa informasi yang membantu kebuntuan. Keempat, mencari tempat yang nyaman untuk menulis. Kelima, mencari waktu terbaik (golden time), setiap orang mempunyai waktu terbaiknya dalam menulis. Ada yang nyaman pada waktu-waktu prime time, atau malam hari sebelum tidur, atau pagi benar sebelum atau sesudah subuh. Keenam, menggali sebanyak-banyaknya informasi tentang topik yang ditulis melalui buku atau media sosial yang ada.
Jum’at, 4 September 2020; 21:26
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantaps..butuh waktu dan proses. tiada hari tanpa mrnulis..top lah pak ibnu hebat !
Inspiratif....