SALING MERASA
Oh my sleeping child the world's so wild But you've build your own paradise That's one reason why I'll cover you sleeping child
Aku dan Ranti melihat menu makanan sembari mencari minuman yang pas untuk disantap di siang bolong, Ranti memilihkan ayam bakar untukku dan segelas susu, jemari tangannya yang cantik, menari-nari lembut diatas menu yang disajikan oleh pelayan yang ada. Hampir seminggu tiga kali kami makan siang disini dan Ranti tahu sekali makanan favoritku yaitu ayam bakar. Sementara ia memilih menu lainnya, aku asyik sendiri mendengarkan lagu yang diputar di kafe, lagu yang tak lekang oleh waktu, lagu ini ada di jaman orang tuaku dan hingga sekarang masih sering didendangkan. Aku hafal setiap hari apa lagu ini diputar.
“Im, kamu kayaknya seneng banget sama lagu ini, lagu jadul banget kan ini” tanya Ranti penasaran
“Enggak juga, masa kamu gak tw sh, MLTR yang beken di tahun 90an” jawabku enteng
“Kan kamu tau sendiri, aku lebih suka lagu kekinian” sambil menutup telinganya
Inilah kami, yang berbeda jaman dalam mendengarkan lagu, Ranti lebih suka lagu kekinian dan aku lebih suka lagu lawas. Namun, hal tersebut tidak membatasi kami untuk menjalin asmara walaupun hanya sebatas dekat, belum mempunyai status apa-apa. Bagiku cinta banyak macamnya, mungkin nanti aku akan ungkapkan apa yang ada didalam hati ini. Untuk sekarang, mungkin lihat saja terlebih dahulu, bagaikan air yang mengalir tanpa adanya halang rintang. Selagi dia menggunakan headset yang kubelikan, kupandangi secara seksama raut wajahnya yang terlihat sempurna walaupun sedikit sekali bedak dan lipstick yang dipkainya, bisa ku tebak, cantic yang dipancarkan Ranti sungguh natural. Maka tidak heran jika banyak lelaki yang mulai mendekatinya.
“Im, ngapa lu liatin gue gitu amat” tangannya menyentuh pipiku
“Enggak papa kok, terpesona aja” kedipku padanya
“Ah elu mah bisa aja, baru tau yah kalo gue anggun” kedipnya juga padaku
“Udah lama kok, you are so adorable” jawabku lembut
Kami saling menatap dan aku tidak kuat melawan pancaran mata yang sungguh membuat jantungku seakan-akan berhenti setiap menitnya. Kami yang duduk berdampingan, saling memegang erat tangan kami dan bibir kami seakan-akan ingin bertemu, mungkin ini waktunya untuk mengecap bibir imutnya karena kafe sedang dalam keadaan sepi. Satu kecup saja sudah cukup bagiku, akan berarti luar biasa untukku dan juga sebagai tanda bahwa kami saling mencintai. Pikiran kami sepertinya saling terkoneksi dan matapun saling terpejam, bibir kami sedikit demi sedikit ingin saling merasakan. Sialnya, hanya selisih beberapa centimeter saja, pelayan pun dating, kami berusaha bersikap biasa seperti tidak terjadi apa-apa.
“Ehemmm, ini ayam bakarnya dan juga susu hangat, sesuai seperti pesanan, ada lagi yang ingin ditambah?” dengan cekatan pelayan itu menaruh piring dan gelas
“Engg-enggak ada mba, terima kasih mba” jawabku gugup dan pelayan pun pergi
“Kamu kalo mw nyium liat sikon dulu dong, kan malu ketauan pelayan tadi” dipegangnya bibirku oleh Ranti
“Heheheh… maaf yah, tadi aku liat sepi gak ada pelayan, makanya aku mau cium kamu” jawabku malu
“Yuk makan dulu, aku udah laper” Ajak Ranti semangat
Kami memutuskan untuk melahap ayam bakar yang sangat menggoda di depan mata, sesekali aku melirik kearah Ranti. Walaupun sedang makan, keanggunannya tidak pernah hilang, dan bahkan melihatnya makan membuatku bergairah untuk makan. Dengan lembut, Ranti memotong ayam bakar dengan pisau lalu menusuknya dengan garpu dan mengarahkan ke mulutku, aku lumayan kaget dan dengan sigap kubukan mulutku lebar-lebar. Potongan ayam pun masuk kedalam mulutku, hingga akhirnya kami saling menyuapi satu sama lain. Makan bersamanya selalu menyenangkan, aku yang tidak begitu suka makan, kali ini aku sangat suka sekali makan.
“Mamam yang banyak yahh pangerankuu, buka muyutnya, aaaaammmmm” ledeknya sambal menyuapiku
“Apaan sih ngeledek aja nih si anggun” gumamku sambal membuka mulut
“Kamu kan kurus gitu, makan yang banyak yah supaya gemuk kaya aku” cubitnya di pipiku.
“Iyah maksudnya supaya semok kaya kamu gitu” candaku sembari menyenggol pantatnya
“Betul sekali, makanya gede pantatku” tawanya padaku
Sudah setengah jam lebih kami mengahabiskan waktu di kafe untuk makan siang. Tidak terasa sebentar lagi akan masuk kerja, walaupun beda posisi, kami selalu saling menyuport satu sama lain. Sebelum masuk tempat kerja, aku ingin menyiumnya walau sekali saja, tapi aku bingung bagaimana caranya. Kafe ini tidak terlalu ramai dan harapku sebentar lagi pengunjung yang ada akan segera menyudahi makan siang mereka. Benar saja, para pengunjung pun pergi dan hanya ada dua pengunjung yang tersisa. Aku mulai memainkan kecerdikanku untuk merasakan bibir yang merah merona milik Ranti. Melihatku bengong, Ranti menepuk pundakku. Lalu memegang pipiku dengan kedua tangannya, aku disruh memejamkan mata, entah apa yang menempel dibibirku, ternyata itu bibirnya Ranti. Bagai disambar petir, aku kaget setengah mati, walaupun kaget, aku menikmati gerakan mulut yang seakan melumat habis bibirku. Kurang lebih satu menit, kami saling bercumbu dengan hebat.
“Udah yah, kamu gk penasaran lagi kan?” tanyanya terengah-engah
“Masih dikit lagi, ehh enggak deng booo….” Bibir kami bersua kembali
Lebih dari yang ku ekspetasikan, apa yang aku inginkan bahkan aku mendapatkannya lebih. Sungguh hari yang luar biasa, sangat senang sekali rasanya. Sampai aku membisikkan kata-kata yang pasangan lain ucapkan, mulai dari situ, kami mulai saling menyayangi satu sama lain dan tidak canggung untuk saling bertukar pikiran. Tidak ada yang mengetahui hubungan kami, jika ada yang mengetahui maka akan fatal akibatnya. Karena Ranti adalah anak bos besar yang tidak senang dengan kekayaan ayahnya, lalu memutuskan untuk mencari pekerjaan lain, hingga bertemu diriku dan satu pekerjaan. Aku bahagia dihatinya kini sudah ada diriku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar