Banyak yang mengira bahwa kutukan adalah suatu hal yang jelek, akan tetapi tidak denganku. Aku punya definisi lain mengenai kutukan yang ku dapatkan 30 Oktober 2018 yang lalu. Acara wisudaku sangat berbeda sekali, karena Rektor memberi piagam itu padaku dan Ia mengutukku. Saudara kembarku pun Muhammad Guruh Nuary meraskan kutukan itu dan mendapatkan piagam yang sama. Betapa bahagia sekali aku dan adikku dikutuk oleh beliau. Dari 841 Wisudawan, yang terkutuk menjadi berprestasi ada 11 wisudawan saja. Artinya yang terkutuk hanya 11 orang saja dari sekian ratus wisudawan. Sangat bahagia dan presitisius sekali mendapatkan kutukan seperti itu, penulis ingin berterima kasih kepada orang terdekat penulis yang sudah membimbing dan menyemangati hingga mendapatkan kutukan tersebut. Mereka adalah orang-orang hebat yang pernah ku punya selama ini. Kedua orang tuaku, Nina Mardhiana dan Absori, Pak Muhammad Kamaluddin M.Hum, Ibu Eka Fitriah M.Pd, Pak Sumadi S.S.M.Hum, Ibu Siti Luruh Ayu Noerjanah M.Pd, Kelurga Besar TBI-B, dan yang terakhir adalah Anggota NUN (Niat Untuk Nulis). mereka adalah orang dibelakang layar yang sangat luar biasa. Aku tidak ada apa-apanya jika tidak ada mereka. Senang sekali bisa mengenal mereka