GAGAL, HADIRIN!
Tiga gadis Abegeh, satu cowok kecil. Pandemi membuat bakat terpendam anak-anak muncul. Bakat yang konyol sekaligus menjengkelkan, yaitu : usil bin jail.
Di hari normal (lama), tiga anak saya, Najma, Zahra dan Hafidz, baru pulang setelah Ashar. Najma dan Zahra di SMPIT, Hafidz di SDIT. Nabila, yang sulung, kuliah di Surabaya. Praktis kegiatan keluarga baru bergeliat setelah Ashar hingga ba’da shubuh esok hari.
Kini pandemi memaksa ritme baru. Nabila pulang, Ayah dan saya work from home, sehingga kami semua berkumpul selama 24 jam setiap hari..
Jail pertama, saling mengageti antarmereka. Contohnya begini: Nabila, masuk kamar mandi. Najma, adiknya, berdiam di depan pintu kamar mandi sebelah.
“Bhaaaaa!” Najma berteriak. Nabila melotot terkejut, Najma berlari sambil tertawa.
Kali lain, Najma berjalan di ruang makan menuju ruang tengah. Nabila mengendap-endap di belakangnya. Merasa ada yang aneh, Najma balik kanan. Nabila cukup meringis saja. Wajahnya nyaris menempel wajah Najma. Berikutnya bisa ditebak: Nabila lari sambil tergelak-gelak melihat ekspresi terkejut Najma yang dianggapnya lucu.
Kami ingatkan mereka agar tidak berlebihan dalam aksi kejut-mengejutkan. Pakai diselipkan hadist Nabi saw tentang larangan nge-prank. Ternyata aksi itu masih berlanjut, walau mereka tampak lebih berhati-hati.
Jail kedua, mengusili dan menggoda kami. Saya pernah mencari kacamata, berputar-putar ruangan. Mereka melihat saya dan terkekeh. Saling berbisik sambil melirik-lirik usil. Ternyata kacamata ada di atas kepala saya. Waduh.
Malam kemarin, setelah shalat berjamaah di hall tengah, ketiga gadis itu bergelimpangan sekitar saya. Hafidz tiba dari masjid dan turut serta. Pagar terbuka, Ayah masuk. Serentak mereka pura-pura tidur. Maksudnya mau nge-prank Ayah. Ternyata Ayah tidak segera masuk, malah berlama-lama di depan tanaman hidroponik. Keempatnya bangkit sambil mengomel: “Kok Ayah lama!”
Bhahaha. Gagal hadirin!
Keusilan, kekeh tawa, kisah lucu terkumpul menjadi keseruan rutin yang menggembirakan mereka. Kami berdua ikut menikmati binar cerianya. Bahagia yang sederhana, bukan?
UMI KULSUM, menulis agar lebih bahagia
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
nikmat kebersamaan lebih yang didapatkan saat kita bisa mengambil hikmahnya bu, salam kenal dan sukses selalu
Betul Bu, hiruk pikuk suara anak-anak adalah hiburan tersendiri. Salam kenal kembali, Bu Habibah. Sukses juga untuk Ibu
Hikmah pandemi, semakin mengeratkan hubungan antar anggota keluarga ya kak. Salam kenal
like bu guru, salam sukses
Fokus ke foto anak2 hebat.si Sulung plek ketiplek ibunya,liat sekilas kira bu ummi...,kena prank juga hehee
Bhahaha.. gagall... Lucunya anak-anak
Hihihi. Wajah manyun mereka terbayang...
Sukses selalu buat Bu Umi, ditunggu tulisan yg berikutnya nggih.... Salam kenal bunda
Jadi ingat, masa-masa ketika anak-anak masih usia SD...Kelucuan yang tidak mungkin terulang....Selamat menikmati bunda..Salam literasi
Putera puteri Ibu usdah besar nggeh? Salam literasi juga, Ibu.
Kebersamaan yang membahagiakan ya ummi
Waah... sama banget kayak bocah di rumah. Klo abinya dateng pura2 tidur/ ngumpet. Lucu yaah
Khas anak-anak, yaaa.
Assalamualaikum bu Ummi kebetulan saya juga sama ada background di IT..
Alhamdulillah....sukses sll y salam kenal...
Assalamualaikum bu ummiSaya lihat divideo kemarin ibu duduk pustaka, pantas anak2 nya pintar2 banyak ide, uminya suka membaca
Hikmah pandemi bisa nge-prank deh adik kakak.