Menikah merupakan keputusan besar dalam hidup ini untuk mengabdikan diri dalam mengarungi samudra kehidupan yang baru. Siap atau tidak siap kita harus mau menjadi seorang istri dan ibu bagi anak-anak kelak.

Sejalan dengan waktu banyak tumbuh berjuta harapan dibalik indahnya sebuah pernikahan. Harapan terbesar adalah menua bersama.

Menua bersama, mempersiapkan diri untuk meninggalkan dan ditinggalkan lebih dahulu. Bersama hingga tua adalahbharapan setiap pasangan untuk menghabiskan sisa usia hingga akhir hayat. Ketika tubuh semakin renta, harapannya ia akanbterus membersamaibkita. Namun, panjangnya usia kita tidak menjamin cinta suami istri akan tetap bersemi. Akan ada masa dimana rumah tangga mengalami kegersangan dan kebosanan.

Bertumbuh dalam suka maupun duka adalah impian setiap pasangan. Semaa pasangan inginnya sehidup sesurga, semuda setua renta dalam keromantisan yang sama. Tapi, semakin dewasa usia pernikahan semakin kompleks hal yang harus dipikirkan, maka semakin renggang hubungan. Bukan karena tak lagi saling mencintai, bukan pula karena bosan di hati. Semua berjalan seiring waktu, perhatian dan kasih sayang kita akan berkotak-kotak dalam berbagai masalah.

Dalam mencintai sesungguhnya kita telah terjatuh berkali-kali. Menjtuhkan rasa yang sama pada orang uang sama. Tak peduli waktu terus bergulir mengajak tubuh semakin renta, di penghujung usia senja, hanya pasangan yang selalu ada. Ketika anak-anak kita sudah dewasa, kita akan ditinggal sendiri hanya dengan pasangan, berdua saja.

Aku ingin menua bersamamu..... Suamiku