Icha Hariani Susanti

Icha adalah alumni Unesa yang sekarang menjadi guru bahasa Inggris di SMPN 4 Bojonegoro. Sebelumnya, selama belasan tahun dia pernah mrngabdi di SMPN 2 Kedungad...

Selengkapnya
Navigasi Web
A Balcony Room (Cerita Liburan part 3)

A Balcony Room (Cerita Liburan part 3)

Yuk, simak apa yang terjadi setelah kami turun dari swinger...

Aku berjalan sempoyongan. Kepala cenut-cenut, sakit sekali. Aku duduk di sisi taman dan muntah. Kk duduk di sebelahku. Sekilas kulihat wajahnya pucat pasi. Keringat bercucuran di dahi dan lehernya. Sungguh dasyat efek swinger bagi kami berdua. Sebaliknya, ad yang sangat aku kawatirkan malah segar bugar. Dia tidak tampak mabok, malah tertawa-tawa sembari mengguruiku. "Ibu merem sih. Harusnya jangan merem. Aku sudah tahu trik itu dari TS. Kata guruku, kalau takut gak boleh merem, biar gak pusing."

Aduh, si bungsu yang cemen ini ternyata kuat juga.

Namun, kondisi kk segera berangsur membaik. Tak berapa lama kk sudah segar dan pamit ingin masuk rumah hantu. Sendiri. Adek gak mau ikut, takut katanya. Sementara ayah sibuk merawatku yang lemes, tak mampu mengangkat kepala.

Mungkin saat itu kondisiku benar-benar parah. Entahlah. Yang jelas, petugas medik datang menghampiriku dan menawarkan perawatan di klinik WBL hingga aku segar kembali. Aku menolaknya. Yang bener aja, aku gak mau merusak liburan kami yang sudah kami bayar mahal untuk ukuran kantong kami. Kasian anak-anak!

Akhirnya, Aa memutuskan mengantarku ke kamar hotel. Aku setuju dengan satu syarat: setelah aku masuk kamar, Aa harus balik ke WBL untuk temani anak-anak berwisata.

Deal. Aa pun meminta kk dan ad jalan-jalan berdua sekaligus membeli makan. Yup, gara-gara tragedi ini, kami terlambat lunch. Sebenarnya Aa juga memaksaku makan, tak aku menolak. Perutku benar-benar mual. Kami berjalan pelan menuju tempat parkir hotel. Sebenarnya jarak dari WBL ke hotel sangat dekat, tapi kami tetap naik mobil karena aku sudah tidak kuat jalan.

Aa menuju resepsionis untuk check in sementara aku menunggu di mobil. Cukup lama rasanya aku menunggu. Kepala berputar-putar terus. Setelah check in, Aa segera mengantarku ke kamar. Rupanya, Aa cek kamarnya dulu sebelum menjemputku di mobil. Di sepanjang jalan menuju kamar Aa bercerita tentang kamar kami. Kamar kami...Masha Allah, bagus bingit. Cukup luas dan bersih. Ada pintu dan dinding kaca besar yang memisahkan kamar dengan balkon. Dengan begitu, kami bisa menikmati pemandangan laut dan kolam renang dari dalam kamar. Kami juga bisa duduk santai di balkon sembari menikmati angin laut yang segar. Perfect. Sayang aku sakit hikshiks..

Begitu tiba di kamar, aku segera rebahan dan minta Aa penuhi janjinya. Aku paksa Aa balik WBL. Dengan berat hati, Aa pun meninggalkanku terkapar seorang diri. Untuk saat ini balkoni biarlah jadi mimpi...

Apa yang terjadi selanjutnya? Bisakah aku menikmati sisa liburan atau malah harus terkapar tak berdaya? Nantikan kelanjutannya di episode 4.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, makin penasaran nih, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiik

23 Dec
Balas



search

New Post