Icha Hariani Susanti

Icha adalah alumni Unesa yang sekarang menjadi guru bahasa Inggris di SMPN 4 Bojonegoro. Sebelumnya, selama belasan tahun dia pernah mrngabdi di SMPN 2 Kedungad...

Selengkapnya
Navigasi Web
Andai Beda Lima Menit Saja..

Andai Beda Lima Menit Saja..

Kemarin, jam segini, badai topan dan hujan es mengamuk di kota tempat tinggalku, menghancurkan apapun yang dilaluinya. Ngeri bingits. Ada kisah terselip juga di hari itu. Andai aku tdk sabaran, pasti aku terjebak di jalanan di tengah amukan badai.

Alkisah, anak lanang pamit ada urusan di pondok. Jam 8 pagi dia berangkat bawa motor, janji jam 3 sudah ada di rmh lagi. Time goes bye. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, blm nongol juga batang hidungnya. Aku hubungi sosmednya, tidak terbaca. Biasalah, emak-emak bawaannya galau bin resah kalo anaknya gak pulang-pulang.

Aku bilang pada aa kalo aku akan susul kk ke pondok.

Aa mah santuy, "Biar aja, sudah gedhe ini."

Pas itu langit masih cerah, belum ada tanda-tanda hujan akan turun.

Oke, 15 menit lagi, kalo belum pulang juga aku akan susul. Putusku. Ndilalah, sebelum DL kami dengar motor kk. Hhmm... Pulang juga nih anak...

"Kk... Lain kali kalo mo pulang telat bilang dong. Punya sosmed tuh dibukak, biar ibu tau kamu di

mana" cerocosku

"Potong rambut, Bu..." Jawab kk santuy sembari mengusap-usap potongan rambut barunya.

Tak berapa lama, tiba-tiba langit gelap. Angin mulai bertiup makin lama makin kencang, mengiringi rintikan hujan yang menderas.

Kami berempat yang sedang di kamar mendengar suara klotak-klotak di atas genteng. Kirain genteng bocor dan air menimpa plafon. Tapi kok ga ada rembesan air... Belakangan kami baru tau, ternyata itu suara es yang jatuh menimpa genteng.

Astaghfirullah... Allahu akbar. Aa lari ke teras belakang, aku susul. Mengerikan. Kami lihat dahan-dahan pohon tetangga patah, terbang. Galvalum terbang. Antene TV roboh. Genteng-genteng kabur... Aa bertakbir. Lalu kami lari ke teras depan. Kami liat pohon mangga kami meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi, aa bertakbir. Tak lama kemudian, listrik padam. Benar-benar mencekam situasi sore itu.

Setelah hujan dan angin reda, kami memberanikan diri keluar rumah. Mashaallah... Semua porak poranda. Kami liat pagar rumah dua tetangga kami roboh. Pohon-pohon tumbang.

Bersyukur, rumah kami dan beberapa tetangga yg lain selamat.

Ya Allah, jauhkan kami dari segala bencana. Lindungi kami semua....

Sore ini, aku baru tersadar... Andai kemarin aku tidak bisa menahan diri untuk menyusul kk... Andai kk masih berada di jalan... Andai beda lina menit saja... Entah apa yang terjadi. Terimakasih ya Allah... Kau telah melindungiku dan keluargaku.

#catatan kecil mengenang bencana di kota kami

Bojonegoro, 10 November 2019

16.30 WIB

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post