GIZI DIRI
Pembaca yang budiman tentu tahu tentang gizi, kan? Jika kita bicara tentang gizi, tentu yang terlintas di benak kita adalah makanan yang dibutuhkan oleh jasmani tubuh kita. Kenyataannya tidaklah demikian. Jasmani bukanlah satu-satu komponen tubuh manusia yang perlu gizi. Tubuh manusia terdiri dari tiga komponen: jasad (jasmani), akal dan hati. Ketiga komponen itu butuh makanan bergizi yang seimbang., gizi diri. Jasmani butuh makanan, itu pasti. Tapi, akal dan hati? Apakah mereka juga butuh makanan? Tentu saja. Penjelasannya simpel.
Jasmani kita butuh makanan, empat sehat lima sempurna. Setiap hari kita butuh makan nasi, ikan, sayur, buah bahkan susu jikalau ada. Semakin terpenuhi semua kebutuhan tersebut, semakin sehatlah kita. Sebaliknya, jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, melemahlah tubuh kita. Semakin tidak terpenuhi, semakin lemah. Lama-lama kita bisa sakit, bahkan mati. Itu sebabnya, manusia butuh makanan untuk tubuh/ jasmaninya.
Akal dan pikiran pun demikian. Allah SWT menciptakan akal dan pikiran bagi manusia sehingga manusia bisa berbeda dengan makhluk lainnya. Oleh karenanya, manusia wajib memupuk akal dan pikirannya. Mengasahnya agar selalu tajam dan berpikir ke arah kebenaran. Makanan yang dibutuhkan akal dan pikiran bukanlah nasi dan sejenisnya. Makanan bagi akal dan pikiran adalah ilmu yang manfaat, pendidikan dan pengalaman hidup yang berguna. Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berilmu dan berpengetahuan. Tentunya ilmu yang manfaat bagi sesama. Semakin banyak ilmu dan pendidikan yang ditempuh, tentu semakin manfaat hidupnya. Sebaliknya, tanpa ilmu manusia akan lumpuh, bahkan mungkin bisa menjadi pengganggu. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Komponen ketiga adalah hati. Seperti halnya jasmani dan akal/ pikran, hati pun butuh makanan yang bergizi. Lalu, apa makanan bergizi bagi hati? Bagi kita umat muslim, dzikir dan istighfar bisa menjadi makanan paling bergizi untuk hati. Semakin banyak dzikir kita lafalkan, insya Allah akan semakin tenang hati kita. Sebaliknya, semakin jauh kita dari dzikir dan istighfar akan semakin kering jiwa kita. Lalu apa jadinya jika kita kurang dzikir? Kurang makan bisa menyebabkan sakit dan mati. Kurang ilmu bisa menyebabkan kebodohan. Sedangkan, kurang dzikir akan menjadikan pikiran tidak tenang. Galau dan gundah gulana istilah kekiniannya. Jadi, jika anda selama ini sering merasa galau, gundah gulana, mari berinstropeksi, mungkin kita kurang dzikir atau bahkan kurang mendekatkan diri pada illahi Robbi.
Jadi, bagaimana? Apakah kita masih mau menjadi manusia yang kekurangan gizi? Mari kitaa lengkapi kebutuhan giizi diri kita. Kebutuhan gizi jasmani, akal dan hati sehingga kita bisa menjadi manusia sehat seutuhnya. Sehat jasmani dan rohani, lahir dan batin.
*)inspired by ustadz Hernowo.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hla ayo dzikir bareng :D
Kena nih gue, "kurang dzikir"