HORRIBLE EXPERIENCE
Kemarin aku, suami dan anak-anakku pergi ke Surabaya. Rencananya, kami akan berjalan-jalan keliling Surabaya di sore hari setelah suami pulang kantor. Pagi kami berangkat dari Bojonegoro, didrop sama suami di rumah ibu. Suami langsung ngantor.
Tak berapa lama di rumah ibu, aku minta adikku mengantarku ke rumah Lilik, sohibku semasa kuliah. Sudah lama kami tidak bersua. Di rumah Lilik, kami ngobrol ngalor ngidul selama berjam-jam, hingga tak terasa sudah masuk waktu sholat jumat, padahal awalnya aku berencana pulang maksimal jam 11. Begitulah, setiap bertemu selalu saja kami kurang waktu, seolah tidak ada habisnya topik pembicaraan kami.
Pukuk 12.30 aku pamit pulang, diantar Lilik ke terminal Bratang karena adikku tidak bisa menjmput. Dia harus kerja. Dari terminal Bratang ada lyn WB yang langsung menuju THR, dekat dekat dengan Ngaglik, rumah ibuku. Aku pikir it's oke naik lyn. Selain murmer, aku juga bisa bernostalgia masa-masa kuliah, naik turun angkot. Memang sejak menikah dan tinggal di Tuban/ Bojonegoro, aku hampir tidak pernah naik angkot lagi.
Perjalanan Bratang - THR ternyata memakan waktu yang sangat laaaammmaaaa.... 1,5 jam. Alamaakkk....nyesel juga aku. Tau gini tadi aku lebih baik naik taxi saja. Sialnya, sampai di Klampis aku dioper ke angkot yangg sangat jueleekk....bau lagi hikshiks... Udah gitu, sampai Kertajaya hujan turun duereesss bingits. Betul-betul menyiksaku. Tapi penderitaanku tidak berhenti sampai di sini...
Di tengah hujan deras, angkot tiba di THR dan aku harus turun di depan BRI. Alamak, ternyata di situ banjir semata kaki. Airnya item lagi. Dengan sangat terpaksa aku ceburkan kakiku ke air item itu. Gak kebayang deh gimana gatalnya... Aku pun berteduh di dpn toko ABC. Ada beberapa pengendara motor yang berteduh di sana dan ada juga beberapa ekor kecoak yang sedang bergembira ria....hiii...
Tak lama, hpku berdering. Suamiku menelepon, dia mengabarkan kalau dia sudah siap otewe ke Ngaglik dari kantornya di Mayjend Sungkono. Akhirnya kuputuskan untuk menunggu suami saja. Aku tho gak mungkin jalan kaki karena hujan belum reda dan banjir masih menggenang. Tho, Mayjen Sungkono - Ngaglik cuma butuh waktu nggak sampai setengah jam.
Usai menerima telepon dari suami, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu merayap di kakiku. Celana jins ku memang aku tekuk hampir di bawah lutut agar tidak basah terkena air hujan. Aku pun kontan melihat ke bawah...oemji.... Ada kecoak merayap di kakiku. Sontak aku menjerit sambil menghentak-hentakkan kakiku. Orang-orang menoleh ke arahku. Agak malu sih, tapi gimana lagi, sejak kecil aku memang jijik dengan yang namanya kecoak. Akhirnya keadaan kembali tenang setelah aku berhasil mengusir kecoak itu. Aku pun bergeser sedikit ke kanan untuk menghindari keisengan mas kecoak lagi.
Lewat setengah jam, suamiku belum muncul juga. Aku coba bersabar hingga 15 menit lagi. Karena suami belum datang juga, aku pun meneleponnya. Ternyata suami baru saja terlepas dari kemacetan panjang di Basuki Rahmat. Kututup telepon dan mencoba bersabar menunggu.
Tiba-tiba aku merasa ada yang merayap lagi di kakiku. Reflek aku meliat ke bawah lagi. Ya Tuhan... Aku menjerit-jerit setengah menangis. Kali ini bukan kecoak yg menyolekku... Tapi.... Kelabang.... Ya, kelabang...binatang melata, menjijikkan, berkaki banyak. Aku tidak hanya jijik tapi juga takut setengah mati. Badanku gemetar...capek, takut, jijik...bercampur aduk dalam diriku.
Untungnya, dari kejauhan aku melihat mobil suamiku datang. Aku segera melambai tangan. Begitu mobil berhenti, aku segera masuk. Sebelumnya aku guyur dulu kakiku dengan air yang ada di mobil. Sesampai di rumah ibu, segera aku ke kamar mandi, aku basuh kakiku dengan air dan aku gosok dengan sabun berkali-kali. Tetap saja, aku tidak bisa ngilangin bayangan kecoak dan kelabang nakal itu. Iiihhhh....bener-bener menjijikkan. Aku bener-bener kapok. Bukan kapok ke rumah Lilik. Kalau itu sih aku seneng bingits, malah pingin lagi. Aku kapok naik angkot saat hujan dan banjir.
What a horrible experience...
Lilik.....when will we meet again?
***tamat***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar