Rahasia di Balik Perintah Sholat Lima Waktu
Anda muslim? Anda rajin menjalankan ibadah sholat minimal lima kali dalam sehari? Pernahkah terbersit dalam benak Anda, mengapa sholat fardlu harus lima kali dalam sehari? Mengapa bilangan masing-masing sholat harus berbeda-beda; subuh dua, maghrib tiga, sementara dhuhur, ashar dan isya masing-masing empat rakaat? Ah, kewajiban kita kan menjalankannya, bukan mempertanyakannya. Mungkin sebagian akan berkata demikian. Tidak salah. Namun, sebagai insan yang dikaruniai akal dan pikiran tidak ada salahnya kita mengkaji hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan kita, pun tentang ritual agama kita. Nah, berikut ini adalah kajian dari para ahli tentang alasan sholat lima kali dalam sehari beserta alasan tentang jumlah rakaat yang berbeda-beda yang ditinjau dari sisi medis.
Sholat merupakan salah satu nikmat Allah SWT yang diberikan kepada hambaNya. Jumlah bilangan sholat berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain ternyata ada hubungannya dengan hormon cortisol yang ada dalam tubuh manusia. Hormon cortisol merupakan hormon pemicu stress dan emosi yang bekerja dengan pola sinusoid, yakni dengan siklus naik dan turun. Pada jam-jam tertentu hormon ini akan naik sedangkan di jam-jam lainnya ia bisa turun. Hormon cortisol tinggi akan memicu stress bagi manusia. Sebaliknya, hormon cortisol rendah berdampak rasa tenang dalam diri manusia.
Hormon cortisol mencapai puncaknya pada pukul 03.00 – 06.00 di pagi hari. Pada saat itu tubuh manusia sedang dalam puncak stress dan malas. Itulah alasan mengapa kita diperintahkan untuk beribadah WAJIB hanya dua rakaat saja. Pastinya itu karena rasa sayang Allah SWT pada hambaNya, yang tidak ingin memberatkan umat manusia dalam beribadah wajib. Karena berada pada masa puncak stress dan malas, maka orang-orang yang sanggup istiqomah sholat subuh tepat waktu dan berjamaah termasuk dalam golongan orang yang mampu mengontrol emosi diri. Artinya, jika kita mampu sholat subuh tepat waktu dengan istiqomah maka emosi kita menjadi stabil. Kita akan terlatih menjadi orang yang lebih sabar menghadapi segala sesuatu.
Pada pukul 12 siang hormone cortisol berada pada titik balanced (seimbang). Pada saat ini tubuh berada dalam kondisi optimal, sehingga ibadah pun seharusnya lebih optimal. Karena itulah kita diperintah sholat dengan jumlah rakaat yang lebih banyak, sholat wajib dhuhur empat rakaat serta sunnah rawatib empat rakaat. Usai beribadah sholat, kita sangat dianjurkan untuk istirahat siang (qailulah) selama 10-15 menit agar tubuh bisa menjadi lebih segar.
Titik cortisol terendah dalam tubuh manusia terjadi pada saat ashar hingga menjelang isya. Pada waktu-waktu ini, kondisi hati manusia menjadi sangat mellow, sangat romantic. Ada rasa membutuhkan sekaligus dibutuhkan yang muncul pada diri manusia. Itulah alasan jarak sholat ashar, maghrib dan isya cukup pendek. Allah SWT ingin kita mendekat padaNya pada masa-masa mellow tersebut.
Di antara semua titik yang ada, titik paling rileks terjadi pada jam 10 – 12 malam. Pada kondisi normal, manusia akan mengantuk pada jam-jam tersebut. Ini adalah saat yang tepat bagi manusia untuk mengistirahatkan tubuh. Tidur malam selama dua jam akan cukup bagi kita untuk bersiap diri memasuki fase 1/3 malam, saat kita dianjurkan untuk qiyamul lail. Biasanya, jika kita melewatkan jam istirahat malam ini hingga lewat jam 12, kita akan menjadi susah tidur. Orang Jawa bilang kancilen. Maka, pergunakan sebaik-baiknya masa puncak rileks ini untuk beristirahat dengan optimal sehingga kita bisa bangun di sepertiga malam berikutnya dengan kondisi yang lebih segar.
Di antara waktu-waktu yang terpengaruh hormon cortisol tersebut, ada waktu utama, yakni 1/3 malam terakhir (dini hari menjelang subuh). Seperti yang dibahas sebelumnya, pukul 3 dini hari tubuh memasuki puncak rasa stress dan malas. Mengapa malas? Fakta bahwa tubuh manusia terbentuk dari 70% air menyebabkan pada malam hari tubuh manusia terpengaruh gravitasi bulan. Hal ini berdampak pada rasa malas yang muncul pada diri manusia. Pada saat inilah muncul perintah qiyamul lail (tahujjud) di saat sebelum masuk waktu subuh. Melalui perintah qiyamul lail, ini Allah SWT ingin melihat bukti rasa cinta dan taat seorang hamba kepada Rabbnya. Dia jika rela mengalahkan rasa egonya untuk bersegera bangun di puncak kemalasannya, di saat itulah keimanan, keihklasan dan kecintaannya kepada Allah Ta’ala terbukti.
Demikian kajian tentang perbedaan waktu dan jumlah rakaat sholat ditinjau dari segi medis. Oya, ada satu hal lagi yang tak kalah pentingnya tentang manfaat sholat, masih dalam tinjauan medis. Otak manusia berada pada posisi paling atas tubuh manusia (di kepala). Hal ini menyebabkan darah sulit mengalir menuju otak. Gerakan sujud yang dilakukan dalam ritual sholat ternyata bermanfaat mengalirkan darah menuju otak. Dengan demikian otak akan menjadi lebih fresh dan cerdas karena sudah menerima aliran darah. Sujud bisa bermanfaat optimal untuk mengalirkan darah menuju otak jika dilakukan minimal selama tujuh detik. Jika kurang dari tujuh detik, manfaat tidak akan tercapai dengan optimal. Subhanallah, demikian sayangnya Allah kepada hambaNya, hingga tanpa kita sadari hal yang kita anggap sebagai “perintahNya” pun ternyata memberi manfaat jasmani dan rohani bagi kita. Kalau sudah begini, masih akan malaskah kita untuk beribadah sholat wajib dan tahajjud di malam hari? Silakan pilih, karena hidup memang pilihan.
Bojonegoro, 16 September 2018
Kajian Pagi Masjid Attaqwa
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah luar biasa, sarat akan wawasan ilmu pengetahuan agama dikaitkan dengan kesehatan tubuh, semoga kita sebagai umat islam dapat menerapkannya
Aamiin. Terimakasih sdh mmpir pak mulya....
Subhanallah paoaran yg sangat bermanfaat, betapa Allah sangat tidak memberatkan umatnya, sy baru tau hikmah dibalik bilangan rakaat shalat. Oh ya bu, ibubtidak menjelaskan ttg arti hormon cortisol, sy tdk paham??? Basic pendidikan ibu biologikah???
Terimakasih sudah mampir ibu siti Ropiah... Saya basis bahasa Inggris, Bu. Sy hanya mencatat kajian minggu pagi dari masjid di kampung saya hehehe.... Kayakx sdh sy jlskn sdkit ttg hormon kortisol... Yakni hormon pemicu stres pd tubuh manusia. Info lgkpx bs digugling bu.. Salam....