Ichsan Hidajat

Write. Just write....

Selengkapnya
Navigasi Web
Bahasa Ibu, Bahasa Kalbu

Bahasa Ibu, Bahasa Kalbu

Bahasa Ibu, Bahasa Kalbu

#Tantangan Menulis 30 Hari

#tantangangurusiana

Hari ke-20

Bahasa ibu (bahasa Inggris: mother tongue) merupakan bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dekat dan masyarakat lingkungannya. Demikian wikipedia memberikan batasan.

Proses pemelajaran bahasa ibu berjalan secara unik. Dan alami. Anak bersentuhan dengan bahasa ibu setiap hari, bahkan setiap saat. Persentuhan itu tidak secara rigid membatasi jumlah kosa kata. Tidak juga membatasi hanya pada struktur-struktur kalimat sederhana. Pemelajaran bahasa terjadi melalui persentuhan anak dengan orang-orang terdekat, yaitu ayah, ibu, adik, kakak atau pengasuh lainnya.

Para ahli pendidikan sepakat bahwa kecakapan berbahasa berakselerasi dengan sangat pesat, baik aktif maupun pasif sejak anak berusia 3 atau 4 tahun. Selanjutnya, seiring pertambahan usia, perbendaharaan kata mereka akan meningkat secara luar biasa. Jangan kaget bila Anda temukan balita yang dapat memahami dan atau mengucapkan kalimat-kalimat kompleks dengan logika bahasa yang tepat.

Meski ditentang oleh banyak ahli, pakar bahasa terkemuka Stephen Krashen berpendapat bahwa pembelajaran bahasa sesungguhnya berlangsung secara tidak sadar (subconscious). Bahkan ketika seorang anak tumbuh besar dan hingga dewasa, sebagian besar penguasaan bahasa lebih merupakan proses bawah sadar, sebuah bi-produk dari keterlibatan orang yang bersangkutan dengan konten yang menarik dan dengan cara yang menyenangkan. Mendengarkan, membaca, dan akhirnya berbicara.

Yang lebih menarik lagi, bahasa ibu diterima oleh anak bersamaan dengan internalisasi nilai-nilai yang dilakukan secara tidak sengaja (artinya tidak diprogramkan) oleh ayah bunda. Dalam sebuah keluarga dengan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu, seorang anak akan mengenal pilihan diksi bahasa Sunda yang paling sopan, dengan logat yang paling halus dan penuh rasa hormat. Tidak mungkin, atau katakanlah sangat sedikit, orang tua yang mengobrol dengan bayinya menggunakan bahasa yang kasar, apalagi cabul dan vulgar. Seorang ibu akan sangat berhati-hati ketika berbicara dengan sang bayi, biasanya karena ia khawatir dengan proses peniruan yang mungkin berlangsung.

Ibu akan berkomunikasi tidak saja dengan ujaran-ujaran, melainkan juga dengan bahasa kalbu.

Anak-anak yang menguasai bahasa ibu dengan baik akan menunjukkan pola sikap dan perilaku yang bercirikan tata nilai dan budaya yang melekat pada bahasa ibu. Semakin orisinal bahasa ibu, tanpa campuran dengan bahasa lain, semakin nampak ciri khas budaya pada tampilan bahasa sang anak.

Bahasa ibu kemudian menjadi dasar cara berpikir sang anak. Kepandaiaannya dalam menguasai bahasa ibu akan sangat penting bagi proses pembelajaran bahasa kedua dan atau bahasa asing.

Sesudah anak bertemu dengan bahasa kedua dan seterusnya, ada peluang bagi anak tersebut untuk berhenti menggunakan bahasa ibu. Setidaknya mencampur bahasa ibu dengan bahasa lainnya. Akibatnya bahasa ibu yang merdu dan bermartabat itu terancam punah.

Seperti saya. Yang sudah lama meninggalkan kampung halaman. Kampung halaman, tempat asal muasal bahasa ibu. Bahasa kalbu.

Nah, Dunia, selamat merayakan Hari Bahasa Ibu.

.

.

@21022020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post