Ichsan Hidajat

Write. Just write....

Selengkapnya
Navigasi Web
Literasi Semu, Efeknya Bukan Main

Literasi Semu, Efeknya Bukan Main

Setiap hari hampir semua orang menulis. Mengetik pada telepon pintar. Menulis sebaris kalimat atau sepatah kata. Ada juga yang menampilkan tulisan panjang serupa artikel atau berita.

Juga membaca. Melihat dan menyenyumi tulisan orang lain. Mencantumkan komentar atau mengirim gambar ibu jari. Kemudian membagikan tulisan tersebut secara daring.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menyediakan kemudahan bagi budaya menulis. Tanpa disadari, orang merasa "harus" menulis. Untuk menunjukkan eksistensi. Atau keberpihakan. Atau pencapaian. Gelombang gerakan literasi berlangsung secara masif bahkan dari kamar-kamar tidur. Tanpa komando dari kepala instansi. Zonder instruksi dari atasan.

Sayangnya, meriah budaya menulis (melalui media sosial) ini lebih terasa semu, pseudo literacy. Pada hemat saya, seseorang dapat dikatakan literat apabila dia tahu benar apa yang ia baca (aspek konsumtif) dan tulis (aspek produktif). Ada pertimbangan memilih dan menyaring,

Pada kenyataannya, banyak orang menulis suatu teks tanpa mempertimbangkan akurasi, apalagi maslahat dari teks tersebut. Mengomentari, menyetujui atau menentang konten suatu teks, tanpa mewaspadai apakah teks tersebut mengandung kebenaran atau menyelip kepalsuan.

Ada pegiat media sosial yang mengepos pesan atau komentar yang tidak layak baca, tidak bermoral, informasi palsu, konten ofensif atau dengan sengaja memancing permusuhan dengan mengundang respons orang lain. Menyulut kontroversi. Padahal, secara natural, media sosial bukanlah forum yang tepat untuk berdebat.

Ada juga yang suka berbagi sudut pandang atas suatu isu politik atau sosial untuk mengumpulkan pujian maupun pengakuan atas "keluasan wawasannya" dari orang-orang yang membagikan ulang teksnya, seraya mengritik dengan tajam (dan tidak objektif) mereka yang tak setuju.

Pernah tertipu dengan hashtag #BaldforBieber atau percaya dengan postingan Camel Spider yang sebenarnya hanya permainan kamera? Di Inggris ada kabar palsu atau hoax yang bertahan dipercaya orang sampai 40 tahun kemudian pelakunya membuat pengakuan. Paul McCartney meninggal? John Lennon hidup kembali? Ya, sebagian kontennya sangat konyol - tapi orang percaya.

Ada lagi bentuk yang lain? Banyak.

Apapun bentuknya, mari kembali kepada konsep literasi media (media literacy). Yaitu suatu kecakapan untuk secara kritis menganalisis akurasi, kredibilitas maupun bukti atas bias informasi pada konten yang ditulis maupun dibaca pada media daring, termasuk internet dan media sosial.

Pernah membagikan tulisan orang lain, yang orang lain peroleh dari orang lain lagi - entah keberapa kali, tanpa Anda mengecek sumber aslinya? Pernah begitu saja percaya pada teks orang lain? Pernah marah-marah karena sebegitu percayanya pada kabar palsu yang Anda peroleh dari media sosial?

Begitu Anda membagikan sebuah teks secara daring maka semua orang yang terkoneksi dengan jaringan internet punya peluang untuk membacanya. Besar pula peluangnya teks Anda diterima sebagai sebuah kebenaran. Anda bertanggung jawab sepenuhnya pada apa yang Anda bagikan. Pada efek tulisan Anda. Pada pengaruh buruk (atau baik) dan kerusakan (atau maslahat) yang ditimbulkannya. Bayangkan bila kabar palsu yang Anda bagikan menimbulkan pengaruh besar pada tatanan suatu masyarakat, atau negara.

Bukan main. Dan, memang, bukan main-main.

Gambar: dokumen pribadi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sangat luar biasa berisi pak artikel ini, dan sangat bermanfaat.

17 Apr
Balas

Terima kasih, Bu.

17 Apr



search

New Post