Ichsan Hidajat

Write. Just write....

Selengkapnya
Navigasi Web
Melupakan Kenangan, Perkara yang Muskil

Melupakan Kenangan, Perkara yang Muskil

Resensi Novel Hujan, penulis Tere Liye, Penerbit Gramedia Pustaka Utama 2016, 320 halaman

#Tantangan Menulis 30 Hari

#tantangangurusiana

Hari Ke-13

Pembaca, novel Tere Liye ini menawarkan latar futuristik, hal yang tidak lazim dipilih oleh penulis Indonesia. Disuguhkan dalam diorama kehancuran masa depan akibat bencana alam mahadahsyat yang meluluhlantakkan hampir seluruh dunia. Diperparah dengan keputusan para pemimpin yang keliru sehingga muncul ancaman bencana yang lebih besar lagi. Umat manusia juga telah menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi beberapa tingkat di atas pencapaian saat ini. Penikmat buku dimanjakan dengan penemuan beragam kemudahan piranti canggih pada semua aspek kehidupan. Saya kira karya ini bisa digolongkan sebagai novel fiksi ilmiah berpadu kisah cinta.

Para tokohnya adalah orang-orang masa depan (setting tahun 2050-an), yang lugas, bergantung pada teknologi namun pekerja keras, disiplin, dan sangat memperhatikan penyelamatan umat manusia dan pelestarian lingkungan.

Lail dan ibunya naik kereta cepat bawah tanah. Hari itu merupakan hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang. Suasana kereta cepat bawah tanah yang mulanya tenang berubah drastis tatkala terdengar suara gemuruh. Berasal dari gunung api purba yang meletus. Peristiwa tersebut membuat Lail kehilangan orang-orang yang ia cintai, termasuk ibunya sendiri. Beruntung saat kejadian itu, ia bertemu dengan Esok yang menyelamatkan nyawanya. Hingga mereka harus tinggal di tenda pengungsian bersama para korban yang lainnya.

Dengan tokoh utama Lail, seorang gadis muda usia 13 sampai 20 tahun, novel ini menghadirkan pesan-pesan tentang persahabatan, cinta, perpisahan, melupakan. Dan tentang hujan. Persahabatan disajikan dalam hubungan unik antara Lail dan Maryam sahabatnya, mereka saling membantu dan saling menguatkan dalam suka dan duka. “Ada banyak hal yang bisa saling dipahami oleh dua orang sahabat sejati tanpa harus berbicara apapun.” Juga persahabatan Lail dengan Esok.

Tentang cinta diceritakan dengan sangat manis, dituturkan dengan merambat amat perlahan, sedikit demi sedikit. Sejak tanpa sengaja Lail ditolong oleh Esok, bersama bertahan pascabencana, pertemuan-pertemuan kecil, ditinggalkan. Lalu muncul kerinduan. Menerka-nerka perasaan. Lalu mengekspresikannya dalam diam. Atau dalam kesibukan masing-masing. Tidak dilebih-lebihkan. Tidak ada dramatisasi adegan. Tapi justru perasaan cinta itu terasa kuat. Hingga akhirnya muncul prasangka. Dan Lail memutuskan untuk melupakan.

“Aku ingin melupakan hujan.”

Lail ingin menghapuskan rekaman kenangannya tentang hujan. Menurut Lail, setiap hujan turun, selalu saja hal yang buruk terjadi dalam hidupnya. “Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika ia datang kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya.” Tentang menunggu, kutipannya begini: “Hidup ini memang tentang menunggu. menunggu kita untuk menyadari, kapan kita akan berhenti menunggu.”

Tentang melupakan, Elijah sang terapis mengatakan, “Ratusan orang pernah berada di ruangan ini. Meminta agar semua kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan menjadi masalahnya. Tapi menerima. Jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan bisa melupakan.”

Kalau teknologi sudah mampu merekayasa rekaman memori seseorang, kenangan apa yang ingin Anda lupakan?

@14022020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju

14 Feb
Balas

Thanks a lot

14 Feb

Hemmm. super lho.

14 Feb
Balas

Bukunya atau reviunya?

14 Feb

Duaduanya, karena reviu yang bagus dapat menggambarkan buku yang sebenarnya.

15 Feb
Balas



search

New Post