Ichsan Hidajat

Write. Just write....

Selengkapnya
Navigasi Web
Ponsel, Musuh Besar Konsentrasi
sumber gambar: eramuslim.com

Ponsel, Musuh Besar Konsentrasi

#Tantangan Menulis 30 Hari

#tantangangurusiana

Hari ke-23

.

Pernah dengar istilah fear of missing out? Itu istilah untuk para penggila media sosial. Semacam ketakutan akan ketinggalan berita di media sosial. Takut nggak update. Para pengidap FOMO akan risau apabila mereka belum membuka Twitter, Facebook, Snapchat, Path, BBM, Line, e-mail dan sebagainya. Konsekuensinya, ponsel harus selalu dalam jangkauan. Dalam genggaman tangan. Bahkan ketika pergi tidur.

Interupsi, benda itu namanya ponsel ya. Bukan hape. Dan bukan handphone. Anda tidak akan menemukan lema handphone dalam kamus Cambridge maupun Oxford. Atau American Heritage of Dictionaries. Kalau keukeuh, silakan berkiblat saja ke kamus Singlish. Kata Inggris yang tepat adalah mobile phone atau cellular phone. KBBI mendaftar kata ponsel sebagai akronim dari telepon seluler. Jadi, bolehlah kita menyebutnya ponsel.

Kembali ke laptop.

Pada 1960-an, seniman terkenal Andy Warhol mengatakan: "Di masa depan, semua orang akan terkenal selama 15 menit". Ucapan ini dikenal sebagai kutipan fifteen minutes of fame. Sekarang, tak dibutuhkan waktu sampai 15 menit untuk menjadi populer. Dalam persepsi saya, dengan kata lain, kini tidak mungkin lagi kita mengharapkan orang untuk memperhatikan kita dalam durasi lima belas menitan.

Orang tidak akan tahan memusatkan perhatian kepada kita selama lima belas menit.

Lihatlah simpulan sebuah riset bahwa perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan penurunan durasi fokus. Hasil penelitian lainnya menyebut tingkat konsentrasi manusia menurun sepanjang 2000-2015. Pada 2000 rata-rata otak manusia mampu fokus selama 12 detik. Lima belas tahun kemudian, dengan perkembangan teknologi yang luar biasa masif, durasi ini turun jadi delapan detik saja.

Kata Viktor Dörfler (Factors of Attention, 2004), rentang perhatian atau attention span seseorang dipengaruhi oleh motivasi, kebutuhan untuk eksis, terhubung dengan lingkungan di sekitarnya, dan keinginan untuk berkembang. Terkait durasi fokus, Dörfler merujuk ahli lain yang menyatakan bahwa “Orang akan fokus bila ada tuntutan yang lebih besar dari biasanya. Jika tak ada tuntutan atau keharusan, mereka akan cepat bosan. Sebaliknya, bila terlalu banyak, maka mereka akan gelisah.”

Komunitas penggemar baca merasakan lanjutan cerita di dalam buku yang tengah dibaca merupakan tuntutan yang harus dipenuhi, tantangan yang harus dijajal. Dahaga yang harus dengan segera dipuaskan. Mereka akan tergoda dengan begitu mudah. Mulai dari membaca blurb pada sampul belakang buku, dipanasi oleh reviu atau resensi dari pembaca yang lain, direcoki komentar yang bertebaran pada situs-situs baca buku. Maka sang penggemar baca akan merencanakan dengan baik waktu untuk membaca. Terdiam menekuri buku pilihannya selama lebih dari lima belas menit – bisa sampai satu jam atau bahkan tiga jam. 300 halaman dalam sekali baca. Tanggung, 364 halaman menamatkan bacaan.

Fokus. Memusatkan perhatian.

Di tengah fenomena sulitnya mengonsentrasi diri pada satu kegiatan selama durasi tertentu yang lama, ayo berikan salut kepada mereka, para kutu buku. Yang masih gemar membaca buku, meluangkan waktu untuk menikmati lezat kisah-kisah petualangan menarik dari buku, mengembara dari satu keseruan ke keseruan lainnya. Menggeser ponsel jauh-jauh, atau menyenyapkan notifikasi, atau menghapus aplikasi media sosial atau mematikan ponselnya. Demi dahsyat penjelajahan membaca.

Terbukti. Manusia masih bisa memusatkan perhatian dalam durasi lama.

Ayo, kasih hormat untuk para bibliofili.

.

.

.

@24022020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post