IDA DWI LESTARI

aku seorang istri, seorang guru, juga seorang ibu dari dua anak. tapi masih harus banyak belajar. harus semangat... semoga bisa manjadikan manfaat bagi semua or...

Selengkapnya
Navigasi Web

Siapkah putri sulungku masuk sekolah?

Apakah ada hubungan antara usia anak dengan prestasi belajarnya? Ada hubungan apakah mereka ini? Bagaimana dengan anakku kelak? Bisakah dia mengikuti pembelajaran di sekolahnya nanti? Apakah yang sudah aku lakukan pada anakku ini menjelang masuk sekolah sudah tepat? Saya pernah membaca hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada korelasi antara usia anak dengan prestasi belajarnya. Namun disisi lain, pemerintah juga telah menetapkan aturan usia yang sebaiknya diterima di SD.

Putri sulungku sudah menginjak usia 4,5 tahun. Saya sudah percaya diri memasukkan dia ke TK. Walaupun niat sebenarnya bukan untuk membuat sulungku bisa baca, tulis maupun hitung di usianya yang masih dini. Namun supaya dia lebih bisa mengenal lingkungan, bersosialisasi dengan usia sebayanya, belajar banyak hal yang mungkin tidak saya ajarkan di rumah.

Jujur memang saya akui bahwa saya tidak sepenuhnya bisa mendidik dia dengan baik, walaupun saya seorang guru. Bahkan awalnya saya agak memaksa dia belajar. Karena dia sejak sebelum satu tahun sudah suka corat-coret. Dia sering melihat saya bergelut dengan kertas, pensil, bolpoint, serta laptop. Mungkin rasa penasaran dia sehingga dia mencoba memegang pensil lalu ya langsung action menulis. Menginjak usia 3 tahun saya mulai mengarahkan dia untuk menulis. Saya merasa dia cukup dengan kebiasaan coret-coretnya, sudah waktunya untuk lebih serius sedikit. Tapi reaksi sulungku ini diluar dugaan. Dia langsung menangis sejadi-jadinya saat saya minta menirukan huruf yang saya tuliskan. Dia tidak bisa fokus menulis. Pasti dia mencari objek lain. Dan jujur, saya agak marah kala itu.

Sulungku sebenarnya sudah menyukai buku. Dia lebih suka dibelikan buku daripada mainan. Makanya dia tidak punya mainan sebanyak teman seusianya. Tapi kalau buku, jangan ditanya. Sudah berapa banyak buku tulis yang jadi korban coret-coretnya. Berapa buku cerita yang sudah koyak olehnya. Sudah berapa pensil dan crayon yang sampai patah sepatah-patahnya. Namun saya senang dia menyukai buku. Dia seneng saat saya bacakan cerita. Saya memang membiasakan dia dengan buku. Supaya dia tumbuh lebih baik daripada ibunya. Ibunya ini tidak begitu suka membaca. Ada penelitian yang menyatakan bahwa kalau anak sudah terbiasa ada buku, maka akan berdampak positif terhadap kecerdasannya. Semakin banyak buku, semakin baik.

Usia 3,5 dia aku masukkan ke PAUD. Dia sendiri yang meminta sekolah. Aku hanya menurutkan apa keinginannya. Ternyata saat di PAUD dia senang dengan sekolahnya. Hari pertama memang dia malu-malu, bahkan tidak mau ditinggal. Ternyata hari kedua tidak perlu ditunggui. Saat ada imunisasi Rubella aku juga tidak mendampinginya di sekolah. Teman yang lain jelas ditunggui. Bahkan dia sudah berani ikut karnaval waktu itu. Teman yang lain didampingi oleh ibunya, tetapi tidak dengan anakku. Dia berani sendiri. Bahkan dia melampaikan tangan dan mengatakan” semangat Ma”. Mama bangga padamu nak. Sayang dia di PAUD hanya 1,5 bulan saja, karena kami pindah domisili. Selanjutnya anakku mogok tidak mau sekolah di tempat baru. Ya sudah, dirumahkan lagi dia. Namun anakku tetap rajin bergelut dengan buku tulis, buku kegiatan, serta pensil-pensilnya. Bahkan sekarang dia tanpa dipaksa mau menulis huruf.

Tidak bersekolah bukan berarti aku tidak menyiapkan anakku belajar. Banyak hal yang bisa membuat anakku tetap belajar. Belajar bukan hanya calistung saja.

· Aku membiasakan dia melakukan pekerjaan ringan yang kujadikan tanggung jawabnya, misalnya menyiram bunga, memberi makan ikan, membantu menyiapkan bumbu saat mama atau ayahnya memasak, dll.

· Setiap dia menulis apapun dan bagaimanapun hasil tulisannya aku pasti menghargai, memberikan pujian, supaya dia lebih semangat belajar.

· Aku mengenalkan dia ke TK. Bagaimana anak seusia dia bersekolah, apa-apa yang diajarkan di sekolah maupun bagaimana asyiknya memiliki banyak teman.

· Aku juga membiarkan dia melakukan aktivitas fisik yang dia suka, yang penting tidak berbahaya. Jujur anakku agak tomboy, bahkan bisa dibilang dia tidak bisa diam. Agak susah membuat dia duduk tenang agak lama.

· Aku tidak dominan menyuruhnya melakukan sesuatu, tetapi lebih ke arah memberikan contoh saja. Misalnya sholat, meletakkan piring di bak cuci setelah selesai makan, membuang sampah pada tempatnya, dll

· Mengajari menulis, berhitung dengan memberi rangsangan misalnya diajari menuliskan nama dia, nama ayahnya, dll. Juga bisa dengan memberikan buku ativitas yang banyak tersedia di toko buku, ya walaupun mungkin dalam pengerjaannya seenak dia sendiri, tetapi terkadang saya dampingi sehingga dia bisa mengisi aktivitas buku tersebut sesuai dengan yang seharusnya.

Sekarang menginjak usia 4,5 aku masukkan dia di TK. Alhamdulillah dia antusias. Kalau dia di TK 2 tahun, maka dia akan masuk SD di usia 6,5 tahun. Dengan harapan, dia akan lebih siap mental dengan tuntutan kurikulum saat ini. Sehingga dia akan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Dan saya tidak memiliki target dia harus mendapatkan prestasi yang maksimal. Cukup dengan melihat dia melalui hari-hari sekolahnya dengan senang. Cukup melihat dia bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Cukup melihat dia memiliki teman dan dapat menjalin hubungan baik dengan teman-temannya. Apapun yang dia raih, aku bangga pada anakku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepakat Bunda....Yang dilihat prosesnya bukan hasilnya...Barakallah...

25 Jan
Balas

Mksh bunda. Jd mak2 jmn skg byk tantangan

26 Jan



search

New Post