Hamidah

Guru kelas pada MIN 3 Sukabumi ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Generasi sandwich

Generasi sandwich

Sudah tiga tahun Sekar (35tahun) memilih untuk keluar dari pekerjaannya sebagai konsultan di sebuah perusahaan public relation (PR). Ia memilih untuk membesarkan usaha katering yang pernah dirintisnya sebagai bentuk kompromi untuk tetap bisa membiayai kebutuhan orang tua dan juga dua orang anaknya.

"Daripada usaha orang tua terbengkalai enggak keurus, jadinya saya mengalah dari pekerjaan dan berusaha untuk mengembangkan bisnis catering. Selain itu juga, supaya bisa punya waktu lebih dengan anak-anak, karena saya adalah orang tua tunggal," tutur Sekar.

Sekar adalah contoh sebagian orang di Indonesia yang mengalami masalah seperti itu. Apalagi jika posisinya anak tertua ketika sudah punya penghasilan maka ia akan dihadapkan pada kewajiban menghidupi orang tua, diri sendiri, atau keluarga inti lainnya seperti membiayai sekolah adik-adiknya.

Hal ini bukan sesuatu yang asing Karena selain sudah menjadi budaya tapi juga berdasarkan kepada perintah agama bahwa seorang anak harus berbakti kepada orang tuanya.

Kondisi tersebut dianalogikan seperti sandwich dimana sepotong daging terhimpit oleh 2 buah roti. Roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah), sedangkan isi utama sandwich berupa daging, mayonnaise, dan saus yang terhimpit oleh roti diibaratkan bagai diri sendiri.

Istilah ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1981 oleh seorang Profesor sekaligus direktur praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat bernama Dorothy A. Miller. Generasi sandwich merupakan orang dewasa yang harus menanggung hidup 3 generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anak-anaknya.

Lantas, mengapa generasi sandwich ini dapat terjadi? Terlepas dari kewajiban berbakti sang anak kepada orangtuanya ternyata banyak faktor yang melatarbelakanginya, namun pada umumnya ini terjadi karena kegagalan finansial orang tua.

Orang tua yang tidak memiliki perencanaan finansial yang baik biasanya di masa tuanya berpotensi besar untuk membuat sang anak menjadi generasi sandwich berikutnya.

Maka dari itu betapa pentingnya menabung saat kita masih muda hindari perilaku konsumtif jika kita punya dana lebih, investasikan untuk masa tua nanti. Sehingga kita tidak menularkan generasi sandwich pada anak kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap keren cadas... ulasan keren menewen, sae pisan...salam literasi sehat sukses selalu teh Ida Hamidah

11 Oct
Balas

Htur nuhun pak

12 Oct



search

New Post