Hamidah

Guru kelas pada MIN 3 Sukabumi ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pakaian Dalam Pembawa Masalah

Pakaian Dalam Pembawa Masalah

Hari ini hari terakhir aku diklat setelah satu minggu penuh diisi dengan materi yang super padat.

Sudah terbayang wajah isteri dan anak-anak aku kangen mereka.Meskipun si kecil hampir tiap hari video call tapi aku tetap kangen bau asem keringatnya sehabis bermain di luar bermandikan panas matahari.

Saat penutupan aku kurang fokus karena sedikit mengantuk sebab semalam harus melaksanakan post test yang berisi ratusan soal hingga larut malam. Ditambah sesampai di kamar sebelum tidur mengobrol dulu membuat jam tidur benar-benar larut.

Selesai pembagian sertifikat dan foto bersama diklatpun ditutup aku dan teman sekamar kembali ke kamar untuk packing bawaan masing-masing.

Usai packing aku dan semua peserta diklat menuju meja resepsionis yang berada di lobby hotel untuk mengembalikan kunci.Selang beberapa saat setelah mengembalikan kunci aku melangkah keluar hotel tiba-tiba aku melihat roomboy tergopoh-gopoh membawa kantong plastik hitam

" Pa bapak yang di room 112 lantai 2 kan?" Tanya roomboy

" Iya ada apa ya ?" Jawabku singkat.

"Oh ini barang bapak ada yang ketinggalan di lemari kamar" jawab roomboy sambil menyodorkan kantong plastik itu padaku.

" Oh ya mungkin pakaian basah bekas kemarin berenang" jawabku kemarin aku memang sempat nyebur ke kolam renang air hangat bareng teman satu kamar karena dapat waktu bebas saat sore hari. Tanpa melihat isinya langsung saja kantong plastik hitam itu aku jejalkan ke dalam tas pakaian yang aku jinjing.Lalu aku pulang.

Sesampai di rumah seperti biasa isteri dan anak-anak menyambut kepulanganku dengan hangat.Si kecil menggelendoti pundakku,mulutnya yang ceriwis menceritakan kucingnya yang sudah melahirkan 4 anak. Si kaka memperlihatkan gambar hasil karyanya di sekolah yang mendapat nilai 95.

Segelas teh panas dan pisang goreng disajikan juga kecupan tipis di pipiku dari isteriku. Tangannya memijat-mijat pundakku perlahan.Setelah itu ia mengambil koperku dan membuka kantong oleh-oleh pesanannya." 'Asyik ada banana crispy!" ujarnya senang.Isteriku suka sekali makanan yang satu itu.

" Pah yang di koper ini pakaean kotor semua ya?" Tanya isteriku lagi sambil membongkar tas pakaianku

, " iya jawabku singkat.Isteriku terbiasa setiap aku pulang dari luar kota ia membongkar pakaianku untuk ia cuci.

Sesaat ketika ia membongkar koper tiba-tiba isteriku terpekik kaget

" Ya ampun pah apa yang papa lakukan di hotel itu?!" Tanya isteriku dengan nada tinggi.

" Ya diklat dong mah" jawabku santai.Tapi aneh wajah isteriku tampak merah padam seperti menahan amarah.

" Lho mama kenapa kok mukanya marah gitu?" Tanyaku heran.

Tanpa menjawab isteriku melemparkan kantong plastik hitam padaku.Lemparan penuh emosi nyaris mengenai wajahku.

Aku raih kantong plastik itu lalu aku buka astagfirullah ternyata isinya beberapa pakaian dalam wanita dan sepotong baju keatasan.

Aku melonjak dari dudukku aku sangat terkejut.Mengapa di dalam tasku ada pakaian dalam wanita?

Lalu aku mengingat-ingat kantong itu berasal darimana untunglah aku ingat.

" Ooh itu kantong dari roomboy mah tadi katanya kantong itu ada di lemari dia pikir itu barang bawaan papa" jawabku seadanya.

"Papa pikir mama percaya alasan papa itu kan jawaban ngeles jelas-jelas ini ada pakaian wanita siapa dia pah pacarmu kah? Atau wanita panggilan?" Kali ini aku lihat mata isteriku seperti berapi

" Astagfirullah mah demi Allah papa gak tau ini barang siapa"

Jawabku sekuat tenaga meyakinkan isteriku.

Malang benar aku awalnya aku berhayal sepulang diklat mau kangen-kangenan eh sekarang malah jadi perang dunia ketiga.

" Kalau mama tidak percaya papa telepon teman sekamar papa biar dia jelasin semua ke mama" aku langsung telepon teman sekamar untungnya dia melihat saat roomboy memberikan kantong plastik itu padaku,jadi ia tidak akan kesulitan memberikan kesaksian. Telepon sengaja aku diloud speaker biar terdengar langsung oleh isteriku.

" Aku tidak percaya, laki-laki jaman sekarang sama saja doyan selingkuh bahkan laki-laki yang tampak baikpun ternyata di belakang istrinya punya wanita lain!" Isteriku melanjutkan marah-marahnya sambil sesekali matanya berkilat menggerling ke arahku.Aku tidak berdaya karena posisiku sekarang memang lemah. Meskipun aku sudah menelpon teman sekamarku tapi isteriku tidak percaya begitu saja dia tetap curiga teman sekamarku sengaja memberi kesaksian palsu untuk melindungiku.

" Mah papa gak seperti itu mama kebanyakan nonton sinetron sih jadinya gitu.Ya sudah kalau mama tidak percaya besok kita ke hotel tempat papa diklat kemarin anak-anak kita titipkan dulu di rumah ibu " dengan nada datar aku mencoba menenangkan emosi isterku yang tampak bergejolak. Isteriku tidak menjawab tapi dari raut wajahnya sepertinya ia setuju dengan tawaranku.

Ketika waktu tidur tiba aku sudah paham apa yang akan terjadi kami tidur seperti dengan musuh.Semalamam isteriku tidur mrmbelakangi aku hahkan di tengahnya diberi batasan dengan guling. Meski aku tahu ia pasti merasa pegal tapi demi memeprrtahankan kesstabilan amarah supaya tetap terjaga ia memaksakan diri.Aku yang merasa gelisah akhirnya terlelap nyaris di penghujung malam.

**************

Pagi-pagi aku dan isteriku meluncur menuju hotel tempat aku diklat kemarin setelah ke rumah ibuku terlebih dahulu untuk menitipkan anak-anak.Tak lupa kantong plastik yang berisi pakaian dalam wanita aku bawa sebagai barang bukti.

Sepanjang jalan isteriku membisu tak sepatah katapun keluar dari mulutnya.Sekalinya aku bertanya dia hanya menjawab dengan gumaman atau kalimat-kalimat singkat.Tak ada canda tawa seperti biasanya.Wajahnya ditekuk bibirnya cemberut sepanjang jalan suasana begitu sunyi. Aku harus bersabar menghadapi situasi ini.Badan masih capek,dimarahi,lalu harus berangkat lagi tapi tak ada pilihan lain langkah ini harus aku ambil,bagaimanapun aku tak mau kepercayaan isteriku padaku hilang.

Sesampai di hotel kami langsung mendatangi resepsionis untuk mencari informasi siapa penghuni kamar 112 lantai 2 pada tanggal sebelum aku menginap.

Kami menunggu beberapa saat karena petugas sedang melayani dulu tamu yang mau cekin. Beberapa saat kemudian petugas resepsionis masuk ke ruang manajemen menemui manajer hotel untuk menceritakan kedatangan kami dan meminta pihak manajemen mencari data tamu hotel yang menginap di tanggal sebelumnya, kami disuruh menunggu kembali di ruang tunggu.

Selama di ruang tunggu kami sama-sama berdiam diri.Situasinya sepi seperti di kuburan. Lima belas menit kemudian petugas memanggil kami untuk masuk ke ruangan manajemen. manajer hotel mempersilahkan kami duduk

"Silahkan duduk pak bu" ujarnya sangat sopan dan ramah

"Jadi saya tadi mendapat informasi dari resepsionis katanya bapa sama ibu perlu data tamu yang menghuni kamar 112 lantai 2 kalau boleh saya tahu untuk keperluan apa ya pak?'

Aku langsung menceritakan kronologisnya,pihak manajemen tampak terkejut mendengar ceritaku.

" Oh begitu pak aduh sebelumnya kami mohon maaf atas kesalahan pegawai kami yang mengira barang itu milik bapa, sehingga terjadi kesalah pahaman diantara ibu sama bapak, saya informasikan pada bapa dan ibu hotel ini sebelumnya digunakan untuk diklat guru kebetulan penghuni kamar itu perempuan nah mungkin barangnya tertinggal di dalam nakas, nah roomboy baru ngecek isi nakas kemarin saat bapak cek out lalu ia berpikir barang itu milik bapak maafkan keteledoran karyawan kami maaf juga atas ketidaknyamanan ini dan sebagai permintaan maaf bapak dan ibu kami berikan gratis menginap satu malam di VIP room" ujar pihak manajemen meminta maaf berkali-kali ia menyadari akibat keteledoran karyawannya menyebabkan rumah tangga custamor nyaris berantakan.

"Seharusnya setiap tamu cekout ia cek room dengan teliti siapa tahu ada barang tamu yang tertinggal tadi karyawan itu sudah kami tegur dan kami berikan SP 1 " lanjut manajer.

"Oh pantas kalau begitu sudahlah pak saya dan isteri saya sudah memaafkan dia " ujarku. Hatiku sangat lega mendengar keterangan pihak manajemen hotel. Betapa hatiku tidak lega selain isteriku sudah tidak marah lagi ditambah kami dapat menginap gratis satu malam di VIP.

Aku lirik isteriku wajahnya mendadak berubah menjadi lebih cerah dengan sedikit senyuman tersungging di bibirnya.Untuk supaya istriku lebih senang lagi aku harus mengajaknya ke mall untuk berbelanja. Sesekali aku harus memanjakan isteri demi suasana hatinya kembali riang, dengan begitu kerinduanku padanya sehabis pertengkaranpun bisa kutandaskan nanti malam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tahh kitu, ajak ka mall... Ka show room mobil, ka Singapur, haha

29 Dec
Balas



search

New Post