SEMUA BUTUH WAKTU DAN TENAGA

Menulis sebenarnya telah kulakukan sejak aku mengenal huruf-huruf dan rankaian jata-kata. jadi sebenarnya gampang...tapi menuis yang membuat orang ikut larut dan terbai ragkaian kata-jata kita itu beda lagi.....

Saya belajar membuat karya tulis sejak dudukj dibangku SLTA tepatnya di PGA sebuah sekolah pendidikan yang mencetak guru-guru agama. tapi belum intens. Saat saya melangkah ke PT di IAIN Jember, mulailah bakat menulisku terasah dan ikut menjadi reportase di majalah kampus. sampai akhirnya saat lulus dari PT mulailah saya mencintai dunia ini, dengan mencoba membuat tulisan di majalah-majalah milik kemenag yang waktu itu masih Depag. alhamdulillah tulisan-tulisanku di muat.

saat itu memang kesibukan belum seperti saat ini, dan saya masih bisa meluangkan waktu sedikit untuk membuat coretan-coretan. Hingga akhirnya saya benar-banar dituntut untuk membuat bahan ajar sesuai mapel yang saya ampuh. alhamdulllah jadilah saya penulis bahan ajar di tingat kabupaten dan ahamdulillah lagi nasib memang mengantarkan saya menjadi salah seorang penyusun buku mata pelajaran bidang saya di sebuah penerbit nasional.

Menulis butuh waktu...menuis adalah perjuangan...menulis buku pelajaran memang sudah ada ketentuan jerangka yang harus dibuat kontennya, tapi hal itu benar-benar menyita waktu untuk memanagnya di tengah tugas dan kewajibanku sebagai seorang pendidik dan ibu dari empat orang anak. karena pagi sampai sore harus konsentrasi pembelajaran dan malam sampai terkadang larut masih harus dihadapan si lepy untuk memngejar deadline dengan buku-buku refrens yang bertumpuk di sekitar si lepy....capek....letih tiada terkira. Tapi semua sirna saat buku-buku yang telah ditulis tadi terbit dan beredar di kalangan pelajar.

Bagi saya menulis mencerdaskan bangsa.....menulis itu sebuah jariyah...kita tidak mengajar dan mendidik mereka tapi mereka membaca tuisan kita dan mengikuti apa yang telah kita tulis

Edisi ceplas ceplos malming

Dari Kota Santri