Ida Khamidah

Saya seorang guru SD Al-Fath Cirendeu, Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merdeka Berkarya Dimulai dari Diri Sendiri

Merdeka Berkarya Dimulai dari Diri Sendiri

Merdeka Berkarya Dimulai dari Diri Sendiri

Sejak munculnya program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI), istilah “Merdeka Belajar” menjadi sangat buming di antero dunia pendidikan Indonesia. Apa sebenarnya makna Merdeka belajar itu sendiri? Merdeka belajar pada intinya adalah kemerdekaan berpikir. Guru sejatinya mampu menerjemahkan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum sebelum disampaikan kepada siswa-siswanya (id.wikipia.org). Lalu, apa yang harus dilakukan oleh para guru agar mampu mengemban amanah yang luar biasa ini? Dari manakah memulainya?

Bagi penulis memaknai merdeka berpikir dapat dimulai dari diri sendiri. Seorang guru dapat memulainya dengan mengubah pemikiran bahwa setiap siswa adalah pandai. Setiap siswa dikaruniai kecerdasannya masing-masing. Mengapa demikian? Dalam Al-Qur’an Allah SWT Surat At-Tiin ayat 4, Allah berfirman, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk”. Kita, manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Kemudian dengan izinNya pula kita menjadi guru (pendidik) dalam melakukan peran di dunia ini. Tak terkecuali dengan siswa kita. Oleh karena itu, dengan dimulainya perubahan berpikir ini diharapkan siswa dapat mengembangkan bakat dan minatnya, serta mencapai kesuksesannya dalam hidup bermasyarakat nantinya. Sudah sepatutnya perubahan positif haruslah dimulai dari diri sendiri. Perubahan pada diri pribadi akan mengispirasi sekelompok orang. Kemudian perubahan dalam sekelompok orang itu dapat mengispirasi seluruh dunia pendidikan.

Istilah guru sebagai tonggak majunya pendidikan adalah benar adanya. Guru merupakan aktor utama dalam sebuah adegan. Seorang guru siap lahir dan batin menghadapi sejumlah siswa dengan berbagai karakter. Guru harus tetap tersenyum tak peduli serumit apapun masalah yang dialaminya, cukuplah menjadi rahasianya. Dalam satu sesi pembelajaran saja guru terkadang memainkan banyak peran. Guru menjadi seorang motivator di kala siswanya terlihat kurang semangat dalam belajar. Guru pun menjadi orang tua yang siap menumpahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Kadang peran psikolog pun ia lakukan jika mendapati perkembangan siswanya tak wajar, atau bahkan menjadi seorang detektif manakala di antara mereka mengalami pertikaian. Panggilan hati seorang guru inilah yang tak dapat tergantikan posisinya dengan mesin secanggih apapun.

Agar perannya sebagai aktor utama itu disenangi oleh semua siswanya, tentulah sang guru harus membuka diri dengan hal-hal baru. Sang guru harus terus mengembangkan diri. Apalagi pada masa pandemi seperti ini. Pembelajaran tak bisa dilakukan dengan tatap muka. Otomatis pembalajaran dilakukan dari rumah masing-masing. Di sinilah guru merdeka berkarya memainkan perannya. Guru bebas berkreasi menentukan bagaimana caranya agar pembelajaran tetap menarik meskipun belajar dari rumah.

Teringat di awal-awal pandemi yang lalu, semua dalam keterbatasan. Dalam kurun waktu satu minggu guru harus mempelajari berbagai aplikasi dalam waktu yang bersamaan. Aplikasi untuk pertemuan kelas daring, aplikasi untuk menyampaikan tugas, cara membuat soal ulangan online, dan lain sebagainya. Tak sampai di situ saja, penulis terus mengembangkan diri untuk terus mempelajari cara pembuatan video pembelajaran yang menarik. Kini hasil video pembelajaran tersebut dapat diunggah ke situs sharing video sehingga para siswa dapat dengan mudah mengulang pelajarannya. Hal ini juga membuka inovasi baru bahwa seorang guru juga bisa menjadi seorang creator. Pada akhirnya semua ini dapat dilalui dengan senyuman. Keterbatasan tak mengurungkan seseorang untuk berpikir lebih maju. Satu kesulitan telah membawa keberkahan untuk kemajuan pendidikan kita.

Berkarya juga dapat dilakukan dengan membuat sebuah tulisan. Melalui tulisan inilah seseorang dapat mengekspresikan apa yang ingin disampaikan. Penulis merasakan manfaatnya saat bergabung dengan keluarga MediaGuru Indonesia. MediaGuru Indonesia memberikan wadah kepada guru di Indonedia yang ingin menorehkan karyanya lewat tulisan. Seperti kata mutiara yang disampaikan Ali Bin Abi Thalib,"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak" (Bola.com). Kiranya kata mutiara inilah yang menginspirasi penulis untuk berkarya dalam membuat tulisan.

Kebebasan berkarya merupakan hak semua orang. Marilah kita menjadi guru yang menginspirasi banyak orang, menjadi seseorang yang bermanfaat untuk orang lain.

Tentang Penulis :

Ida Khamidah, S.Pd.I. Lahir di Cirebon, 15 Agustus 1982. Kini Ia bertugas sebagai guru kelas 5 di SD Al-Fath Cirendeu, Telah menerbitkan sebuah buku solo dengan judul “Menoreh Jejak di Kota Gudeg”. Penulis dapat dihubungi melalui HP/WA 081385468522 atau email [email protected] atau Facebook/IG :@ Ida Khamidah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul bun.. Salam literasi

10 Nov
Balas

Terima kasih Ibu

10 Nov

Keren bu. Salam literasi. Selamat hari Pahlawan

10 Nov
Balas

Terima kasih Ibu

10 Nov

mantap

10 Nov
Balas

Terima kasih pak Iwan

10 Nov



search

New Post