#Tantanganmenulis90hari

#Tantangangurusianaharike-61

Wisata Taman Sari (Bagian ke-2)

Sesampainya di lokasi, Ayah menuju loket untuk membeli 3 buah tiket seharga masing-masing lima ribu rupiah. Di sana juga tersedai tour guide bagi pengunjung yang menginginkanya. Namun, kami hanya membeli tiket regular saja. Lalu, kami pun memasuki Situs Taman Sari ini dan tak sabar ingin mengetahui isi di dalamnya.

Sebuah bangunan megah berwarna kecoklatan menyambut kedatangan kami. Bangunan ini terlihat kusam namun di sinilah letak keunikannya. Beberapa bangunan di sebelah kanan dan kiri berdiri kokoh. Kami terus menyusuri tempat ini hingga menuju ke kolam pemandian. Untuk mencapai kolam pemandian ini, kami harus menuruni banyak anak tangga secara perlahan. Sampai di anak tangga paling akhir, terlihat dua buah kolam pemandian yang menyegarkan pandangan kami. Airnya begitu jernih dengan air mancur berbentuk ukiran teratai di tengah dan sudut-sudutnya. Pot-pot bunga dengan ornamen unik mengelilingi kolam pemandian ini. Tembok besar non kokoh pun seolah menjadi penjaganya. Konon tempat ini merupakan tempat pemandian permaisuri dan puteri raja.

Kemudian kami bergerak ke bangunan yang berada di sebelah kiri kami. tampak bangunannya menjulang lebih tinggi dari bangunan di bagian kanannya. Kami pun memasuki ruang demi ruang secara perlahan. Tampak sebuah ruangan berisi petiduran besar dengan ukiran di sisi-sisinya. Kami dengar informasi dari seorang tour guide yang sedang membawa tamunya, ini merupakan tempat peristirahatan raja. Kemudian kami melihat sebuah tangga yang terbuat dari kayu diperuntukkan untuk mencapai puncak menara itu. letaknya yang curam dan padatnya wisatawan, kami mengurungkan niat untuk menaikinya. Pungkas dari bagian bangunan ini, para wisatawan akan kembali dikejutkan dengan sebuah kolam pemandian. Kolam ini terasa lebih khusus karena hanya terdapat satu akses saja untuk menuju ke tempat ini. Kolam inilah merupakan kolam pemandian pribadi raja.

Siang itu, terik mentari berkilauan hingga menembus kolam pemandian. Pantulan cahayanya menyilaukan mata. Namun, kami beserta wisatawan lainnya tak beranjak dari tempat ini. Kami semua seolah merasakan keindahan kehidupan berabad-abad yang lalu. Detik demi detiknya memesona. Tak lupa, semua keindahannya terabadikan dalam kamera ponselku.

Setelah cukup puas menikmati area bangunan ini, kami kembali beranjak menyusuri bangunan lainnya. Dari bangunan menara ini Kami menaiki anak tangga hingga menemui sebuah bangunan besar bernama Gapura Agung. Konon ini merupakan tempat latihan memanah bagi para prajurit. Pelataran di sini cukup luas. Di sini juga terdapat beberapa pedagang minuman dan makanan ringan. Para wisatawan yang kehausan dapat mampir sebentar untuk sekedar minum atau snacking. Sebuah galeri lukisan terlihat di sana. Kami memasukinya untuk melihat hasil karya yang luar biasa indah.

Selepas mata memandang tak tampak bangunan lain yang harus kami singgahi. Sejujurnya kami sedikit kecewa, kami baru 30 menit di sini namun kami harus menyudahinya. Kekecewaaan kami bertambah saat sebuah anak panah menunjukkan pintu keluar. Dengan terpaksa kami pun akhirnya melewati pintu ini. Kami pun berjalan menyusuri jalan keluar yang dipenuhi pemukiman ini. Namun langkah kami terhenti saat kudengar . . .