CERITA MUDIK : BANNER JANDA
CERITA MUDIK : BANNER JANDA
Telat memposting bukan masalah bagi saya. Selama dikamung halaman saya sempat stress. Sinyal megap – megap. Media sosialpun tersendat. Hingga tulisan dan crita mudik saya harus disimpan dalam bank folder. Yuk menikmati sisa libur sekolah dengan kenangan mudik. Meskipun pada dasarnya seorang guru itu tidak libur. Selalu saja ada kegiatan dan hal – hal yang ahrus dikerjakan di sekolah.
Mudik lebaran tahun ini begitu berwana bagi saya. Saya dan keluarga mudik 3 harii sebelum lebaran. Masuk gang depan kampung saya, mata lelah ini langsung terkesima melihat aneka umbul – umbul warna warni di setiap depan rumah. Lengkap dengan lampu pijar kerlap kerlip yang begitu cantik.
Yang menggelitik adalah, setiap umbul – umbul dilengkapi dengan banner bertuliskan nama dan profesi si empunya rumah. Deret paling ujung gang bertuliskan “Karyono box ayam” menyambung ke rumah sebelahnya “Haryanto dinamo” bergeser ke arah barat lagi “Bejo gabah.” Masih banyak deretan nama dan profesi lain, antara lain: “Jiono erek” “Hariyadi batu bara” “Pungki balon” “Herno bengkel” “Tamsir muadzin” dan lainnya.
Yang membuat saya bengong dan tertawa adalah nama “Kaminah janda” dan “Kantun janda.” Wah…wah…bagaimana nanti dengan banner di depan rumah saya? Emak saya seorang janda. Tiga deret rumah di depan saya semua janda. Mulai dari Mbah Pon, Mak Sri dan Lik Yem, semua janda. Bisa – bisa nanti RT 02 jadi RT janda. Hahaha…
Ternyata dugaan saya salah besar. Hanya umbul – umbul hijau, merah muda dan warna jreng lainnya yang melengkung dari bahu kiri ke kanan jalan. Tidak ada nama seperti yang ada dalam angen – angen saya tadi. Plong rasanya.
Sampai di rumah setelah salim pada sang Emak. Saya dan suami menikmati kopi hitam hasil panenan kebun belakang rumah. Mantap! Dan momen ini waktu yang tepat untuk menggerus pertanyaan soal banner di deretan rumah para janda. Kata emak saya, Pak RT sempat mau memberi tulisan guyonan “Sumarmi janda muda.” Jelas saja guyonan itu membuat emak saya nggremeng dengan jawaban logat Trenggalek yang dipanjangkan, “giiiaaahhh” yang artinya emoh alias ogah.
Lho kenapa kan memang janda? Emak saya tidak mau di beri label begitu dalam banner. Jadi emak mengadakan persekutuan dengan para janda di deretan depan rumah. “Wes ora usah dikei’i jeneng – jenengan.” (sudah tak usah di kasih nama). Apapun statusnya janda atau bukan, pegawai atau swasta enam deret rumah disekitar saya jadi ikut – ikutan tidak memasang nama dan profesi.
Pak RT juga bukan orang yang kaku. Kewajiban warga hanya memasang banner beserta lampu kelap – kelip dan umbul – umbul bendera merah putih. Itu sudah luar biasa. Yang keberatan diberi nama ya nggak apa – apa. tidak jadi masalah.
Saya senyum – senyum sendiri membayangkan seandainya ada duda lewat gang rumah saya dan menemukan ada enam banner janda di dalam sebuah gang. Apa yang akan dia fikirkan? Meskipun masih ada dua janda lain, tapi nama menantunya menggeser nama mereka dalam banner di depan rumah.
Saya membatin, ide kreatif memberi nama itu mungkin untuk memudahkan tamu yang mencari alamat agar tidak bingung. Saya berfikir positif bahwa nama – nama itu akan menjadi daya tarik dan bahan pembicaraan yang menarik saat lebaran nanti banyak orang perantauan keluar masuk gang kami. Seperti halnya saya yang tertarik menuangkannya dalam tulisan ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makasih kawan kawan,semoga makin semangat
Kak mastah sdh byk tulisannya.lanjut kak
Bu prapti sdh kontinyu nulis,sy masih hrs lbh rajin lg bu
Hahaha, lucu juga tapi kreatif ya.....
Bacanya sambil senyum-senyum loh. Keren ceritanya bu Ida.
Hahahaha hebat bu Ida luar biasa
He..he judul yang bikin penasaran...kreatif
Luar biasa mantab bu ida
Ehm.. Jadi tahu kampung yang penduduknya banyak single parent. Sungguh Apresiatif bu.