Bocah Ngapak yang Polos
Bocah Ngapak yang Polos
Oleh : Ida Nur Faozi
Namanya Riski. Siswa kelas kelas empat di sekolah tempatku mengajar. Seorang bocah laki-laki bertubuh kecil, berwajah imut, dan berkulit agak hitam. Yang kutahu, dia sedaerah denganku. Ya, sama-sama wong Banyumas yang punya slogan ora ngapak ora kepenak. Ngapak adalah bahasa daerah yang sangat kucintai dan kugunakan dimana pun berada. Bahkan meskipun sekarang aku tinggal di Kalimantan sudah lima tahun, selalu kugunakan bahasa ngapak itu dalam kehidupan sehari-hari.
Oke, kita kembali ke Riski. Bocah ngapak tadi adalah bocah terlucu di sekolahku tadi. Dia polos. Dia lugu, bahkan lugunya keterlaluan. Dia masih kurang perbendaharaan kosa kata bahasa Indonesianya. Jadi, ketika dia bicara dengan guru, dia juga menggunakan campuran bahasa ngapak. Itu yang bikin dia lucu. Misalnya saja, ketika dia ditanya membawa bekal apa, dia menjawab “Bontotku lawuh iwak asin karo jangan tewel Bu”. Itu baru salah satu contohnya.
Pada waktu lain, dia lari tergopoh-gopoh menghampiri Pak Wiwit, wali kelasnya, dengan membawa buku tulisnya. Padahal waktu itu sebenarnya Pak Wiwit sedang marah terhadap salah satu temannya yang tidak mengerjakan PR.
“Pak guru...! Kepriwe kiye..! Tugas habibiku belum selesai dikerjakan.” Pak Wiwit kaget karena merasa tidak pernah memberi tugas tentang Habibi, mantan presiden Indonesia yang ketiga. Pak Wiwit sampai bertanya tiga kali karena bingung mendengar pertanyaan Riski. Pak Wiwit kesal dan meminta buku Riski. Dibukanya buku itu dan dilihat tugas apa sebenarnya yang dimaksud Riski. Apa yang terjadi??? Pak Wiwit tertawa terbahak-bahak sampai di pelupuk matanya keluar air mata.
Amfibi. Ya, itulah yang tertulis di buku Riski. Sebuah tulisan yang membuat Pak Wiwit tertawa sampai menangis. Yang membuat segala emosinya terhadap Novi, teman sekelas Riski yang tidak mengerjakan PR, hilang seketika.
Di balik kepolosan dan kelucuan Riski, sebenarnya dia adalah siswa berprestasi. Dia adalah pantom terbaik di sekolah kami. Tahun kemarin dia ikut tiga besar kecamatan dan empat besar kabupaten.
(Pelatihan Sagusabu Pangkalan Bun-Kalteng, 22 Juli 2017)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wuih, maknyus
tulisannya keren. Renyah banget dan enak dibaca. Luar biasa
Beneran lucu bu Ida. Keren tulisannya.
Cool
It's really funny. Wow, Bu Ida luar biasa.
Tulisan yang Mantap
Terimakasih semua.. Doakan bisa menyuguhkan cerita2 selanjutnya yg tidak kalah lucu.. Hihihi