SESULIT APA SIH MENULIS?

Saya merasa menulis sulit karena beranggapan hanya orang hebat yang bisa melakukannya, dan saya bukanlah salah satu diantaranya. Hanya orang-orang yang cerdas dan pandai mengolah kata yang bisa menulis, kalau tidak lebih baik jadi pembaca saja. Menulis adalah talenta khusus yang dikaruniakan Allah pada orang tertentu saja. Ditambah lagi dengan ketakutan bila melakukan kesalahan yang ujung-ujungnya berakhir memalukan. Daripada malu-maluin mendingan nggak usah saja, begitu dalam pikiran saya. Saya juga merasa dalam kehidupan ini tidak ada sesuatu yang sangat penting dituliskan karena semua orang juga pasti mengetahui dan mengalami hal yang sama.

Sampai suatu hari seorang atasan saya di Dinas Pendidikan menyarankan agar saya menuliskan pengalaman-pengalaman yang orang lain tidak berkesempatan mengalaminya, atau pikiran, gagasan, ide yang saya ingin orang lain mengetahuinya. Awalnya saya katakan tidak bisa, namun diyakinkan agar berani mencoba tanpa memikirkan bagaimana hasil akhirnya. Mulailah saya menulis artikel-artikel pendek yang kemudian dimuat di media online daerah saya, Takengon Aceh Tengah. Catatan perjalanan, cerita pendek, puisi, uneg-uneg, ide bahkan keprihatinan dan amarah sekalipun. Jauh dari sempurna, namun bagi saya ini adalah langkah awal untuk tahap selanjutnya. Belum ada kepercayaan diri untuk menulis sebuah buku walaupun sebenarnya keinginan itu ada.

Sebenarnya tidak ada yang sulit kalau kita sungguh-sungguh melakukannya. Tekad yang hebat, kemauan yang kuat sebenarnya sudah cukup membuat segala sesuatu yang sulit menjadi mudah. Menyerah sebelum memulai, kepercayaan diri dan keberanian yang minim adalah “bakteri jahat” yang mengakibatkan niat yang semula menggebu menjadi layu sebelum berkembang. Maka tips menulis yang disampaikan “Pak Leck” dalam Pelatihan Sagu Sabu Banda Aceh hanya tiga saja, pertama mulai menulis, kedua menulis, ketiga menulis juga.

Saya bertekad membasmi “bakteri jahat” dalam pikiran saya. Buku pertama saya harus selesai dalam satu bulan kedepan. Slogan saya, Sabu deha sabu, Satu Bulan keDepan Harus Satu Buku.

Ida Nusraini

Sagu Sabu Banda Aceh