ida ratnawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SMP N 2 REMBANG

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN PEMBELAJARAN MULTIMEDIA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TEKS PROSEDUR DI KELAS VII A SMP NEGERI 2 REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA

Oleh

IDA RATNAWATI, S. Pd

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KABUPATEN PURBALINGGA

TAHUN 2020

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menyikapi masalah kekinian pada pembelajaran abad 21 berdampak pada sektor pendidikan yang secara usaha sadar dan terencana berusaha mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga dapat kita pahami Pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi.

Untuk mencapai semua tujuan pendidikan yang sejalan dengan kurikulum 2013, dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai siswa. Di dalamnya dirumuskan proses pembelajaran dan penilaian yang diperlukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Dari kompetensi tersebut diharapkan siswa yang tuntas memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Apalagi keadaan pada masa era pandemic covid 19 yang juga mengakibatkan semua dipaksa untuk melakukan perubahan dalam bentuk era digitalisasi yang lebih maju lagi.

Pembelajaran secara umum akan meletakkan dasar dan kompetensi, pengukuran kompetensi dengan urutan LOTS menuju HOTS maksudnya dalam proses pembelajaran akan dimulai dari suatu hal yang mudah menuju hal yang sulit. Pada dasarnya guru menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya berjalan dengan optimal dengan membuat suasana pembelajaran menyenangkan serta proses tersebut berpusat pada siswa yang tidak akan lepas dengan factor globalisasi pada era sekarang yaitu melalui media online atau daring. Siswa antusias mengikuti pembelajaran melalui alat handphone atau komputer dalam aplikasi WhatsApp atau googleclasroom untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, mereka bisa mengekspresikan kehadiran didunia maya untuk merayakan keberhasilan mereka dengan aktif komunikatif, bertukar informasi dan saling memberikan semangat yang tujuan akhir dari semua proses itu adalah penguasaan konsep serta hasil belajar yang memuaskan.

Kenyataan yang terjadi saat ini masih terdapat siswa kurang memahami Teks Prosedur yang didasari tidak hanya dalam terkendala system komunikasi atau jaringan, dan lebih sedikit lagi dari mereka yang memahami dapat menginteralisasikan keimanan itu kedalam hati (afektif) mereka karena pengawasan atau pantauan guru tidak bias secara langsung bias melihat keadaan dan perubahan siswa. Sehingga memberikan pemahaman kepada siswa tentang keimanan cukup sulit, dan membimbing siswa untuk dapat menginternalisasikan nilai-nilai keimanan itu akan lebih sulit. Pemahaman siswa tentang Teks Prosedur dapat memotivasi mereka dalam belajar, hidup disiplin, semangat juang untuk mencapai-cita, dan tidak putus asa. sikap kurang bergairah dan kurang aktif pada siswa walaupun pembelajaran online di kelas virtual sudah berpusat pada siswa, dan belum optimalnya proses diskusi antar teman atau kelompok dalam kelas. Ini semua merupakan masalah yang dihadapi siswa kelas VII A di SMP Negeri 2 Rembang Kabupaten Purbalingga, khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berdampak pada penguasaan konsep dan kriteria ketuntasan minimal belajar diantaranya siswa tidak mencapai standar kriteria ketuntasan minimal belajar yaitu 70. Berdasarkan hasil pretest siswa materi Teks Prosedur, masih tedapat siswa yang belum memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 12 siswa atau 35 %.

Upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar pembelajaran Bahasa Indonesia materi Teks Prosedur untuk siswa kelas VII A semester gasal tahun pelajaran 2020 / 2021 di SMP Negeri 2 Rembang Kabupaten Purbalingga yaitu dengan menggunakan model pembelajaran elearning system menyesuaikan keadaan pandemic covid 19 melakukan pembelajaran secara daring. Dengan demikian, peran guru di sini adalah sebagai fasilitator menyiapkan kelas virtual melalui WHatsApp, googleclasroom, atau convergent video aplikasi google meet atau Zoom mething yang dilengkapi dengan media pembelajaran online yang support dengan PC atau media online lainnya.

Persoalannya sekarang adalah bagaimanakah mengemas perihal itu agar menarik ? Disinilah kompetensi guru harus diaplikasikan sehingga pembelajaran dapat dikemas dan menarik minat siswa. Dalam hal ini, E Mulyasa (2008:173) mengatakan bahwa seorang guru harus mampu menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

Multimedia merupakan salah satu teknlogi pendidikan di era global yang dapat meningkatkan minat dan motivasi dalam pembelajaran. Guru Bahasa Indonesia harus menguasai juga IT, dia juga harus bias berkompetensi dalam menghadapi era perlengkapan yang serba modern sehingga dapat dijadikan media dalam menggunakan metode tersebut di atas dan selanjutnya seorang guru tinggal menyusun perangkat lunaknya.

Penyusunan perangkat lunak membutuhkan keahlian dan kreativitas menggunakan aplikasi pendukung seperti aPowerRec, BanditCham, tangkaplayar Video atau aplikasi lain yang dapat membantu seorang guru membuat pembelajaran lebih hidup dalam pembelajaran secara animasi yang menarik bagi kejiwaan siswa pada akhirnya membawa minat belajar mereka untuk mengikuti materi. Apalagi misalkan seorang Guru kurang memahami persoalan tersebut. Padahal metode ini dimungkinkan dapat menumbuhkan minat siswa dalam meningkatkan pemahaman dan afektifnya pada standar kompetensi dan kompetensi dasar materi pokok yang bersangkutan. Untuk itulah penyusun mencoba untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang Teks Prosedur kelas VII A dengan menggunakan metode multi media.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka peneliti mengidentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya hasil belajar pembelajaran Bahasa Indonesia materi Teks Prosedur di SMP Negeri 2 Rembang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2020 / 2021, antara lain :

1. Pembelajaran online dengan grup WhatsApp dan googleclas room masih belum optimal karena siswa belum terbiasa bekerja sama online sehingga proses belajar mengajar kurang efektif.

2. Teknik penyampain materi kurang bervariasi sehingga membuat siswa bosan.

3. Interaksi pembelajaran yang terpusat kepada siswa belum berjalan maksimal dalam proses pembelajaran.

4. Guru belum sepenuhnya menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang menarik, monoton dan membosankan.

5. Hasil belajar materi Teks Prosedur masih di bawah nilai KKM yang ditetapkan.

6. Siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran secara mandiri atau bersama kelompok sehingga perlu bimbingan ekstra guru melalui daring virtual atau video converent.

7. Siswa kurang terampil berkomunikasi menyampaikan pemikirannya dan kurang terampil bekerja sama dalam kelompok, khususnya kelompok besar padahal kondisi kemampuan siswa di kelas cukup heterogen.

8. Keadaan factor geografis siswa pedesaan mengenai signal internet akan mempengaruhi kelancaran dalam pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini akan dibatasi permasalahannya yaitu pada hasil belajar materi Teks Prosedur melalui model pembelajaran multimedia elearning pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Rembang Kabupaten Purbalingga Penelitian akan dilakukan dalam dua siklus tindakan. Setiap siklus terdiri dari satu tatap muka baik secara verbal virtual atau videocall dan pada akhir tatap muka diberikan evaluasi secara individual melalui soal yang disematkan pada google formulir atau lembar online.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengkhususkan pada model pembelajaran berbasis multimedia. Kinerja yang dipilih adalah Peningkatan hasil belajar materi Teks Prosedur di SMP Negeri 2 Rembang Kabupaten Purbalingga pada semester Gasal tahun pelajaran 2020 / 2021. Atas dasar variabel dan kinerja yang dipilih maka judul penelitian akan disesuaikan sebagaimana mestinya.

Merujuk dari latar belakang dan pembatasan masalah yang telah dibahas di atas, penulis menyusun penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Multimedia Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teks Prosedur di kelas VII A SMP Negeri Rembang Kabupaten Purbalingga”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah “Apakah melalui model pembelajaran Multimedia dapat meningkatkan hasil belajar materi Teks Prosedur pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Rembang Kabupaten Purbalingga ?”.

E. Cara Pemecahan Masalah

Dalam pemecahan masalah rendahnya pemahaman dan afektif siswa pada pokok bahasan Teks Prosedur, pembelajaran dapat dilakukan dengan penerapan pembelajaran multimedia.

F. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Rembang Kabupaten Purbalingga.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya pemahaman siswa terhadap konsep iman kepada hari akhir materi Teks Prosedur.

b. Meningkatnya hasil belajar siswa pada materi Teks Prosedur melalui model Pembelajaran multimedia elearning di kelas VII A SMP Negeri 2 Rembang Kabupaten Purbalingga.

c. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan keterampilan guru dalam mengemas pembelajaran multimedia.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat mengembangkan atau menemukan metode, alat peraga, maupun model pembelajaran online yang lebih efektif digunakan dalam materi Teks Prosedur, dalam hal ini akan dilakukan tindakan berupa penerapan model pembelajaran Multimedia elearning di kelas VII A SMP Negeri 2 Rembang Kabupaten Purbalingga.

Manfaat Praktis.

a. Manfaat bagi siswa :

1) Meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia terutama untuk siswa kelas VII SMP.

2) Agar siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru secara cepat, tepat dan benar melalui lembar kerja online yang lebih menarik.

3) Agar siswa dapat memanfaatkan waktu dengan benar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

4) Agar siswa dapat belajar lebih menyenangkan sehingga lebih bermakna.b. Manfaat bagi guru :

1) Dapat mengembangkan kreatifitas dan inovasi pembelajaran yang efektif dan efisien melalui penggunaan model-model pembelajaran dalam pembelajaran.

2) Dapat meningkatkan peran aktif guru dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan.

3) Dapat membantu mengatasi permasalahan yang mereka hadapi, menambah wawasan keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

c. Manfaat bagi sekolah :

1) Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan kemampuan pada diri guru dan mutu pendidikan di sekolah.

2) Dapat dijadikan masukan kebijakan dalam upaya meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi pendidikan. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Slameto (2010:2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut R. Gagne dalam Susanto, (2010:1), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Sementara menurut Susanto (2010:4) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relative tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung antara seseorang dengan lingkungannya yang dapat menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa.

b. Hakekat Belajar

Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang yang dilandasi dengan adanya perubahan tingkah laku yang lebih baik. Menurut Semiawan, (2008: 3) menyatakan bahwa belajar adalah akibat (kosekuensi, kekuatan pengulang) dari suatu perbuatan yang menghadirkan perbuatan tersebut kembali.

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dengan berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilan, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain yang merupakan aspek yang ada pada individu. Jadi belajar pada dasarnya adalah perubahan yang diperlihatkan oleh individu dalam bentuk tindakan sebagai adanya interaksi dengan lingkungannya. Seorang tidak dapat dapat dikatakan belajar tanpa adanya tindakan.

c. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Susanto, (2010:5) makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sedangkan menurut (Mulyasa, 2010: 69) pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan. Diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud prestasi atau hasil belajar adalah sejumlah kemampuan, keterampilan dan kecakapan siswa sebagai hasil kegiatan belajar yang diwujudkan dalam bentuk angka atau simbol tertentu sebagai pencerminan penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajari.

2. Hakekat Pembelajaran

a. Hakekat pembelajaran

Dalam suatu proses pembelajaran juga dijumpai istilah belajar, mengajar, dan proses belajar. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, kenyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia.

Witherington mengemukakan bahwa “belajar sebagai sebuah perubahan kepribadian yang dimanifestasikan kepada suatu pola respon individu yang mungkin berupa keterampilan, sikap atau peningkatan kemampuan pemahaman atas sesuatu” (Djamarah, 2006: 48).

Sedangkan “Mengajar adalah suatu proses mengatur, mengorganisasi, lingkungan yang ada di sekitar anak didik. Sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses pembelajaran serta proses member bimbingan / bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar” (Nana Sudjana, 2002: 39).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, belajar mengajar merupakan suatu proses usaha tertentu untuk merubah tingkah laku, (pemahaman, sikap dan keterampilan) dan pengetahuan yang dilakukan oleh individu melalui interaksi dengan lingkungan belajar yang meliputi guru, siswa, bahan ajar, alat peraga, dan lingkungan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

b. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pendidikan merupakan seperangkat hasil yang harus di capai oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Rangkaian kegiatan pendidikan yang diikuti melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan, kesemuanya diarahkan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Pendidikan diselenggarakan tentu saja memiliki tujuan yang ingin dicapai terhadap peserta didik, demikian pula pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki tujuan spesifik. Secara umum, tujuan pendidikan nasional yang hendak dicapai, sebagaimana tersebut dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan Nasional, dirumuskan sebagai berikut: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

c. Aktivitas Belajar

Aktivitas atau keaktifan adalah segala sesuatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Kegiatan-kegiatan dimaksud terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.8 Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Jika seseorang telah belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut. Jadi, belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.

Dalam proses interaksi ini terkandung dua maksud, yaitu proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri pebelajar dan pebelajar interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas, peneliti berkesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dengan peserta didik, antara sesama peserta didik dan antara peserta didik dengan lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, yaitu aplikasi suatu sistem pembelajaran yang menekankan keaktifan peserta didik secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

3. Model Pembelajaran Multimedia

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model dapat diartikan sebagai suatu bentuk tiruan (replika) dari benda sesungguhnya, sehingga memiliki bentuk atau konstruksi dan sifat-sifat yang sama atau mirip dengan benda yang dibuatkan tiruannya atau contohnya. Model juga dapat ditafsirkan sebagai suatu contoh konseptual atau prosedural dari suatu program, sistem, atau proses yang dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam rangka memecahkan suatu masalah atau mencapai suatu tujuan, sebagai contoh model suatu pembelajaran, model persiapan mengajar, model-model pengajaran atau pembelajaran, model pengembangan profesional (profesional development), dan model-model pembangunan yang digunakan di suatu negara Depdiknas (2003:10). Sedangkan dalam Depdiknas Dirjen Dikdasmen (2003:11) menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah contoh pola atau truktur pembelajaran yang didesain, diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Dari pengertian model diatas, maka model pembelajaran adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang tergambar jelas langkah-langkahnya dari awal hingga akhir.

Secara khusus, istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Sunarwan (1991) dalam Sobry Sutikno (2004: 15 ) mengartikan model merupakan gambaran tentang keadaan nyata. Model pembelajaran atau model mengajar sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam mengatur materi pembelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistimatis dalam mengorganisasikan penglaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

b. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Majid, (2009: 111) mengatakan bahwa proses pembelajaran selain diawali dengan perencanaan yang bijak, serta didukung dengan komunikasi yang baik, juga harus didukung dengan pengembangan strategi yang mampu membelajarkan siswa. Salah satu cara mengembangkan strategi pembelajaran adalah dengan mengemas pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Menurut Wahyudin (2008: 52) belajar kooperatif tidak sekedar menempatkan para siswa dalam kelompok –kelompok kecil dan memberi mereka tugas. Elemen-elemen tertentu diperlukan untuk menjamin bahwa saat para siswa mengerjakan pekerjaan dalam kelompok, mereka bekerja secara kooperatif. Selanjutnya menurut Erman Suherman (2003: 260) pembelajaran kooperatif mencakup siswa yang bekerja dalam sebuah kelompok kecil untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Selanjutnya Anita Lie (2004: 9) mengungkapkan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan menunjukkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

Seperti yang dikemukakan oleh Muslimin Ibrahim (2000: 2) bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang memfokuskan pada pengaruh-pengaruh pengajaran seperti pembelajaran akademik, khususnya menumbuhkan penerimaan antar kelompok serta keterampilan sosial antar kelompok”. Menurut Wahyudi (2015: 145) mengatakan bahwa ada unsur-unsur dasar pembelajaran Cooperative Learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model Cooperative Learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Adapaun menurut Sugiyanto (2009: 40) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asih untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran ini, seperti yang dikemukakan oleh Muslimin Ibrahim (2000: 6) bahwa ada tujuh unsur yang harus diperhatikan, yaitu:

1) Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”

2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.

3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

7) Siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif”

Karakteristik pembelajaran kooperatif (Arends, 2004: 356) adalah :

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menguasai materi.

2) Kelompok terdiri dari siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah.

3) Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok.

Pembelajaran kooperatif dibagi menjadi enam fase (Arends, 2004: 371) yang dijabarkan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Fase

Tingkah laku Guru

Fase 1 :

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa.

Fase 2 :

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3 :

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transaksi yang efisien.

Fase 4 :

Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

Fase 5 :

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6 :

Pemberian Penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok.

c. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achivement Division (STAD)

Model Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe STAD, merupakan materi dirancang khusus untuk kegiatan pembelajaran kelompok. Tipe STAD ini merupakan tipe Cooperative yang paling sederhana. Siswa secara kolaboratif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam bentuk LKS atau kuis yang terdiri dari 3 orang. Setiap kelompok saling membantu dan memiliki tanggung jawab individu atas keberhasilan kelompok.

Menurut Slavin (2010: 102) STAD memiliki ciri-ciri :

1) Bahan pelajaran disajikan oleh guru. sedangkan siswa mencurahkan perhatiannya, karena hal itu akan mempengaruhi hasil kerja mereka didalam tim.

2) Anggota tim terdiri dari tiga orang, mereka heterogen dalam beragai hal seperti prestasi akademik, jenis kelamin, status social,dan etnis.

3) Setelah satu atau dua kali pertemuan diadakan tes individual yang harus dikerjakan siswa sendiri-sendiri.

4) Materi pelajaran disiapkan oleh guru dalam bentuk lembaran kerja siswa.

5) Penempatan siswa dalam tim lebih baik ditentukan oleh guru dari pada mereka sendiri.

Dari pendapat yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe STAD merupakan tipe pembelajaran dimana guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat atau lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru, setelah selesai mereka menyerahkan pekerjaanya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru, serta memiliki unsur-unsur penting dalam penerapan diantaranya: a. materi pembelajaran, b. kerja tim, c. soal atau kuis, d. reward (hadiah).

Pada proses pembelajarannya, belajar Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe STAD dalam prosesnya melalui 5 (lima) tahapan, yaitu: 1) Tahap penyajian materi ( termasuk didalamnya penyampaian materi), 2) Tahap kegiatan kelompok, 3) Tahap pelaksanaan test individu, 4) Tahap perhitungan skor perkembangan individu, 5) Tahap pemberian penghargaan kelompok’ (Slavin, 1995 dalam Isjoni, 2009:74).

Tahap Penyajian Materi, guru memulai dengan menyampaikan berbagai indicator yang harus dicapai pada pembelajaran saat itu dan memotivasi rasa keingintahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari, dalam penelitian yang saat ini dilakukan materi tentang daur air. Dalam penyajian materi guru memberikan persepsi yang bertujuan untuk mengingatkan siswa tentang materi prasarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang dimiliki.

Dalam mengembangkan materi pembelajaran ada hal yang perlu ditekankan diantaranya : a) mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, b) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna, dan bukan hafalan, c) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa, d) memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar dan salah, dan e) beralih kepada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami permasalahan yang ada (Isjoni,2009:75).

Tahap kerja kelompok, pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa harus saling berbagi tugas, saling membantu menyelesaikankan tugas agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang sedang dibahas.

Tahap Tes Individu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang dicapai, maka diadakan tes secara individu, mengenai materi yang telah dibahas. Pada tahap ini diadakan pada akhir pertemuan masing-masing 10 menit agar siswa dapat menunjukan apa yang telah dipelajari secara individu selama bekerja dalam kelompok. Sekor yang dihasilkan oleh masing-masing individu tiap kelompok akan didata dan dijadikan arsip yang akan digunakan sebagai perhitungan skor kelompok.

Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu, Pada tahap ini skor dihitung berdasarkan skor awal, dalam penelitian ini didasarkan pada nilai evaluasi hasil belajar semester I. berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal 1 bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya.

Adapun penghitungan skor perkembangan individu diambil dari penskoran perkembangan individu yang dikemukakan Slavin (1995) dalam (isjoni 2009) seperti yang terlihat pada table 2.1.

Tabel 2.1

Skor Perkembangan Individu

No

Skor Test

Nilai Perkembangan

1.

Lebih dari 10 poin dibawah skor awal

5

2.

10 poin hingga 1 poin dibawah skor awal

10

3.

Skor awal sampai 10 poin diatasnya

20

4.

Lebih dari 10 poin diatas skor awal

30

5.

Nilai sempurna (tidak didasarkan skor awal)

30

B. Hasil Penelitian yang Relefan

Penelitian yang relevan sangat penting untuk dicantumkan dalam laporan ini dengan tujuan dapat dijadikan sebagai acuan dan pertimbangan. Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini diantaranya :

1. Penerapan Model Pembelajaran Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Teks Prosedur. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Rembang dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan: a) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran multimedia pada siswa kelas VII A di SMP Negeri 2 Rembang. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A di SMP Negeri 2 Rembang. Data penelitian tentang hasil belajar dikumpulkan dengan tes. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian pada hasil belajar siswa menunjukkan persentase rata-rata pada siklus I sebesar 76% yang berada pada kriteria cukup baik, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 84% tergolong pada kategori baik. Persentase hasil belajar pada siklus I sebesar 69,25% berada pada kategori sedang, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 79,01% termasuk pada kategori tinggi. Simpulan dari penelitian ini, penerapan model pembelajaran Multimedia dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VII A di SMP Negeri 2 Rembang Terkait hasil penelitian, disarankan kepada guru kelas VII A di SMP Negeri 2 Rembang untuk menerapkan model pembelajaran Multimedia dalam proses pembelajaran untuk meningkatan hasil belajar .

2. Pengaruh Pembelajaran Multimedia dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar siawa kelas VII A SMP Negeri 2 Rembang. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan prestasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia antara siswa yang diajar menggunakan pembelajaran Multimedia dan yang diajar secara konvensional, dan antara siswa yang memiliki gaya kognitif lapangan-independen dan mereka yang bergantung pada lapangan menggunakan desain eksperimental, penelitian ini mengungkapkan bahwa siswa diajarkan menggunakan pembelajaran Multimedia memiliki skor yang jauh lebih tinggi daripada yang diajarkan secara konvensional. Selain itu, siswa dengan gaya kognitif lapangan-independen ditemukan memiliki skor yang jauh lebih tinggi daripada siswa yang bergantung pada lapangan. Tetapi, penelitian ini tidak menyarankan efek interaksi model pengajaran dan gaya kognitif pada prestasi siswa.

C. Kerangka Berpikir.

Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal guru hendaknya menggunakan pendekatan, model serta metode yang sesuai. Berdasarkan pendapat Trianto (2010) bahwa sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang tidak monoton sehingga siswa merasa senang mengikuti pelajaran.

Pelaksanaannya dilakukan dengan peneliti mengadakan tes yang berkaitan dengan materi Teks Prosedur, kepada siswa kelas VII A semester gasal tahun pelajaran 2020 / 2021 SMP Negeri 2 Rembang. Adapun bagan kerangka konseptual penelitian PTK dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Pembelajara Online

Era Pembelajaran Abad 21

Teks Prosedur

Pembelajaran berasis Multimedia

Siklus 1

Siklus 2

PENERAPAN PEMBELAJARAN MULTIMEDIA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TEKS PROSEDUR DI KELAS VII A SMP NEGERI 2 REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA SEMESTER GASAL TAHUN 2020 / 2021

.

Gambar kerangka konseptual PTK

D. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran Iman kepada hari akhir materi meyakini hari akhir mengakhiri kebiasaan buruk bila dilakukan dengan menggunakan metode discoveri learning yang dituangkan dalam pembelajaran multimedia diduga akan meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek pemahaman dan afektifnya, karena lebih mendahulukan prinsip belajar siswa aktif, kreatif, menyenangkan, dan akan dapat lebih melayani kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Siswa akan dimotivasi dengan pembelajaran multimedia. Adapun tahapan pelaksanaannya secara rinci akan dijelaskan pada uraian rencana tindakan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Sekolah Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VII A SMP Negeri 2 Rembang pada semester gasal tahun pelajaran 2020 / 2021 yang dilakukan secara kolaborasi antara orang guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Rembang dan pertimbangan atau masukan dari seluruh warga guru di sekolah. Jumlah siswa kelas VII A terdiri dari 19 laki-laki dan 13 wanita.

Karakteristik siswa kelas tersebut relatif sama dengan kelas lainnya, yaitu memiiki prestasi belajar cenderung sama dengan kelas lainnya demikian pula sosial ekonominya. Status keluarganya pun cenderung sama. Namun adanya pandemic covid 19 ini sedikit mempengaruhi kebiasaan mereka dalam melaksanakan pembelajaran mandiri yang dilakukan di rumah secara online.

B. Subjek Penelitian

DAFTAR SISWA KELAS VII A

SMP NEGERI 2 REMBANG

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

NO ABSEN

NAMA SISWA

Jenis Kelamin

KELAS

1

AFITA KIRANA MAHARANI

P

7 A

2

AKMAL UBAIDILAH WICAKSONO

P

7 A

3

ALI HADAFI

L

7 A

4

ALISA RAHMADANI

L

7 A

5

ANDES TRIANTO

P

7 A

6

ANGGITA NUR FAJRI

P

7 A

7

ANISA CAHYA ESTIANTY

P

7 A

8

AVILA DESTYA MAHARANI

L

7 A

9

BAGAS ADILLA PRASETYA

L

7 A

10

CHAFIDZ MIFTAH RAMADHANI

L

7 A

11

DYSTIA SASTA NAFISHA

L

7 A

12

ESA FIRDAUS KIRANA

L

7 A

13

FAISAL RIFAI

L

7 A

14

FAIZAH NUR MAHARANI

P

7 A

15

FARHAN DWI JULIANSYAH

L

7 A

16

FATWA KINASIH

L

7 A

17

FERDIAN NUR ALIM

L

7 A

18

GALANG ADITIA PRATAMA

L

7 A

19

HALISA ZAIMA FIRSTY SYAILILA

P

7 A

20

HIDAYATUL FAJRIL NGILMI

P

7 A

21

IBNU HAFIDZ

P

7 A

22

IRMA YANI

L

7 A

23

JIBRANEZZA MARZEQONIAH

L

7 A

24

KAIRA RAMADHANI

L

7 A

25

KAKA DIAN SAMUDRA

L

7 A

26

KHOJI TAJAM PRASETYO

P

7 A

27

MAYLA FAIZZA RAHMA DINATA

P

7 A

28

MOCH. KAKA AYUNUS

L

7 A

29

NADYA DWINATASYA

P

7 A

30

NAUVAL ADITIYA PRATAMA

P

7 A

31

RAHMA ANJANI SEPTI RAHMADANI

P

7 A

32

REVALINA NUR HIDAYAH

L

7 A

REKAP JUMLAH SISWA 32 ANAK

LAKI-LAKI : 19 ANAK

PEREMPUAN : 13 ANAK

C. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau biasa disebut dengan istilah (classroom action research). Hal ini karena penelitian tindakan kelas mampu menawarkan pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung bentuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas.

Metode Penelitian disini adalah naturalistik/Kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah dan peneliti tidak membuat perlakuan karena peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data bukan pandangan peneliti. Menurut Sugiono, 2016.

D. Jadwal Penelitian

JADWAL PELAKSANAAN PENYUSUNAN PTK

ALOKASI WAKTU JUNI – JULI - AGUSTUS 2020

NO

KEGIATAN

JUNI

JULI

AGUST

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Refteksi

v

2

Pengidentifikasian Masalah

V

3

Menganalisa dan merumuskan masalah

v

4

Studi pustaka

v

5

Penyusunan Rencana Pembelajaran dan Rencana Perbaikan Pembelajaran

v

6

Penyusunan instrument penilaian

v

7

Pelaksanaan PTK

v

8

Analisa Data

v

9

Refleksi

v

10

Perencanaan Tindak Lanjut

v

11

Menyusun Laporan PTK

v

v

E. Prosedur Penelitian

PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi Teks Prosedur dengan penerapan pembelajaran multimedia.

1. Siklus I

a. Plan (rencana)

Pada tahap ini, peneliti :

1) Menentukan kelas penelitian : Kelas yang akan dijadikan penelitian adalah kelas VII A SMP Negeri 2 Rembang.

2) Menyiapkan rencana persiapan pembelajaran : Guru menyiapkan RPP Teks Prosedur lengkap dengan pointer-pointer yang telah disusun dalam power point.

3) Menetapkan fokus aspek perilaku yang akan diobservasi. Fokus aspek perilaku yang akan diobservasi adalah pemahan dan afektif siswa dalam pembelajaran Teks Prosedur yang kemudian dirinci dalam bentuk indicator-indikator dari kedua aspek itu.

4) Menetapkan tehnik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah preetest dan postest.

5) Menentukan observer, alat bantu observasi, dan pedoman observasi. Yang bertindak sebagai observer yaitu 2 orang guru Bahasa Indonesia, alat bantu observasi, seperti handycam atau alat pengambil gambar.

6) Menetapkan cara refleksi dan pelaku refleksi.

7) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah. Misalnya dengan menggunakan criteria seperti dibawah ini :

Tingkat keberhasilan siswa dalam % dan keaktifan siswa10/ menit

80 % ke atas Sangat tinggi

70 - 79 % Tinggi

60 - 69 % Cukup

50 - 59 % Rendah

49 % ke bawah Sangat rendah

b. Action (tindakan)

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai rencana yang tersusun dalam RPP. Secara garis besar, tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus sesuai dengan yang tersusun dalam RPP.

1) Tahap Pendahuluan.

a) Apersepsi dan pretest: Peneliti memulai membuka pointer-pointer pendahuluan; membuka pengalaman lama yang berkaitan dengan tema baru kemudian menghubungkannya.

b) Motivasi : Peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar gemar mengikuti pembelajaran serta berpastisipasi aktif secara kognitif dan afektif.

2) Tahap Inti :

a) Siswa menyimak dan berapresiasi secara aktif terhadap pointer-pointer yang disajikan peneliti

b) Siswa menyimak tayangan potongan film kemudian menyimak pemparan peneliti

c) Siswa bertanya jawab berkaitan dengan pointer yang disajikan

d) Siswa mengulas materi dengan membaca buku serta pengabsenan

3) Tahap Penutup:

a) Siswa dan peneliti menyimpulkan materi

b) Postest

c. Observasi

Ketika peneliti melaksanakan tindakan, anggota peneliti sebagai kolaboratormelakukan pengamatan terhadap situasi yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang perlu diamati dan dicatat oleh kolaborator dalam lembar observasi, di antaranya: (1) respon siswa, (2) perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran; (3) keterampilan guru dalam menggunakan pendekatan pragmatik, baik dalam tindakan awal, tindakan inti, maupun tindakan akhir; dan (4) kesesuaian antara rencana dan implementasi tindakan.

d. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang diperoleh berdasarkan unjuk kerja yang dilakukan siswa ketika menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan pilihan kata dan kalimat yang efektif. Unsur-unsur yang dianalisis, yaitu kelancaran bercerita, ketepatan pilihan kata, keefektifan kalimat, kelogis penalaran, dan kemampuan menjalin kontak mata. Berdasarkan hasil analisis data akan diketahui unsur-unsur mana saja yang masih menjadi hambatan siswa dalam menceritakan pengalamannya yang mengesankan.

Hasil analisis data tersebut juga sangat penting dan berharga sebagai bahan untuk melakukan refleksi bersama kolaborator. Pada saat melakukan refleksi, kolaborator memberikan masukan kepada peneliti berdasarkan hasil pengamatan yang telah dicatat untuk melakukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya.

2. Banyaknya Siklus.

Penelitian tidak perlu dilakukan lagi pada siklus berikutnya jika hasil analisis data menunjukkan peningkatan yang signifikan sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan, yaitu 70% dari 32 siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Rembang.

3. Siklus II : langkah-langkah tindakan.

Seperti halnya siklus I, siklus II terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan mengadakan beberapa perbaikan sesuai dengan kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Pada siklus II ini juga dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya antara lain :

1. Perencanaan (Planning)

a. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I.

b. Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran di siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

c. Menyiapkan perangkat pembalajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas.

d. Menyiapkan susunan skenario pembelajaran yaitu rencana perbaikan pembelajaran

2. Pelaksanaan tindakan ( Action )

Guru melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajran CL berdasarkan rencana pembelajaran dan hasil siklus I.

3. Pengamatan ( Observation )

Pada dasarnya tahap observasi pada siklus dua ini sama dengan observasi yang telah dilaksanakan sebelumnya. Peneliti mencatat semua temuan dengan perubahan yang terjadi pada siswa serta melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa pada akhir tindakan siklus II.

4. Refleksi (reflection)

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan membuat kesimpulan tentang model pembelajran Cooperative Learning digunakan dalam peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi tersebut dengan cara memperbaiki tindakan siklus tersebut.

F. Instrumen

1. Instrumen Pembelajaran:

a. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP N 2 Rembang

Kelas/Semester : VII / Gasal

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Teks Prosedur

Tahun Pelajaran : 2020/2021

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 2 JP )

A. KompetensiInti (KI)

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI-4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

KD

IPK

3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat ( cara memainkan alat musik, cara membuat kuliner khas daerah, membuat cenderamata, dll ) dari berbaga sumber yang dibaca dan didengar )

3.6.1 Menelaah struktur teks prosedur

3.6.2 Menemukan aspek kebahasaan yang digunakan dalam teks prosedur

4.6 Menyajikan data rangkaan kegiatan dalam bentuk teks prosedur ( tentang cara memankan alat musik daerah, cara membuat kuliner khas daerah, membuat cenderamata, dll ) dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan dan isi secara lisan dan tulis

4.6.1 Merinci kerangka teks prosedur

4.6.2 Menyusun teks prosedur berdasarkan kerangka yang disusun

C. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah membaca teks prosedur dari berbaga sumber, peserta didik mampu menelaah struktur teks prosedur secara teliti.

2. Setelah membaca teks prosedur dari berbaga sumber, peserta didik dapat memahami penggunaan kebahasa pada teks prosedur dengan baik dan percaya diri.

3. Setelah menelaah struktur dan menemukan aspek kebahasa pada teks prosedur, peserta didik dapat merinci kerangka teks prosedur dengan teliti.

4. Setelah merinci kerangka teks prosedur, peserta didik dapat menyusun teks prosedur berdasarkan kerangka yang sudah disusun dengan baik dan kreatif.

D. Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan Pendidikan Karakter yang dimunculkan dalam RPP ini adalah:

1. Religius

2. Nasionalisme

3. Tanggung jawab

4. Disiplin

5. Jujur

6. Percaya diri

E. Materi Pembelajaran

1. Materi Pembelajaran Reguler

a. Materi Faktual:

· Teks prosedur memasak mie instan yang terdapat dalam bungkus/kemasan mie instan

b. Materi Konseptual:

· Struktur teks prosedur

· Kaidah kebahasaan teks prosedur

c. Materi Prosedural

· langkah-langkah menulis teks prosedur dan penyuntingan teks prosedur

d. Materi Metakognitif

· manfaat teks prosedur dalam kehidupan sehari-hari

2. Materi Pembelajaran Pengayaan

Menyusun teks prosedur ( cara melakukan sesuatu/membuat sesuatu ) dengan memperhatikan struktur teks prosedur dan kebahasaannya.

3. Materi Pembelajaran Remidial

Mengidentifikasi struktur teks prosedur ( cara melakukan sesuatu ) dengan memperhatikan struktur teks prosedur dan kebahasaannya.

F. Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab

Model : Problem Based Learning

G. Media, Bahan, dan Sumber Pembelajaran

1. Media

Teks prosedur pada bungkus mie instan, kopi instan, dll

Powerpoint

Laptop

2. Bahan

Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Evaluasi

3. Sumber

Buku siswa :

Kosasih, E. 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Internet :

https://dunia-agro.cara-mencangkok-tanaman.blogspot.com/. Diakses Jumat, 1 Okt 2021.

https://dapur-najah.cara membuat nasi goreng sederhana.blogspot.com/. Diakses Jumat, 1 Okt 2021.

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap

Kegiatan

Estimasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru dan peserta didik saling memberi dan menjawab salam serta menyampaikan kabar masing-masing dengan saling menghargai.

10 menit

2. Peserta didik dan guru berdoa bersama, dipandu oleh peserta didik.

3. Guru dan peserta didik mengkondisikan kelas untuk siap belajar dan presensi

4. Peserta didik bersama guru menyanyikan lagu Dari Sabang sampai Marauke.

5. Peserta didik menerima informasi mengenai kompetensi dasar, IPK, tujuan, manfaat, dan penilaian yang akan dicapai dari kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

6. Guru memberikan apresepsi tentang pelajaran selanjutnya dan mengaitkan dengan pengalamannya.

Inti

Fase 1. Orientasi peserta didik kepada masalah

· Peserta didik dan guru menyimak dan mengamati teks prosedur memasak mie instan yang terdapat dalam bungkus/kemasan mie instan dengan penuh tanggung jawab

· Siswa menemukan sruktur dan kebahasaan teks prosedur memasak mie instan yang terdapat dalam bungkus/kemasan mie instan dengan bimbingan dari guru secara jelas dan runtutu

· Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang disampaikan.

60 menit

Fase 2: Mengorganisasi peserta didik

1. Guru bersama peserta didik membagi siswa beranggotakan 4 orang secara bertanggung jawab.

2. Guru membagikan LKPD pada masing-masing kelompok

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

1. Siswa bersama kelompok membaca dan mendiskusikan struktur teks prosedur dan unsur kebahasaan pada teks prosedur yang ada dalam LKPD

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

1. Peserta didik menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks prosedur yang terdapat dalam LKPD secara bertanggung jawab.

2. Peserta didik menuliskan hasil diskusi di LKPD secara bertanggung jawab.

Fase 5: Mengalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

1. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya diri.

2. Peserta didik lain membandingkan dengan hasil masing-masing dan memberikan tanggapan secara santun.

3. Guru menjadi fasilitator dan memberikan apresiasi nilai kepada peserta didik dengan objektif

Penutup

1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang dipahaminya.

10 menit

2. Guru memberikan penguatan mengenai struktur dan kebahasaan teks prosedur

3. Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.

4. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan dari pelajaran hari ini

5. Guru dan peserta didik menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam.

I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Jurnal Perkembangan Sikap

c. Instrumen

JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP

Kelas :

Periode Pengamatan :

No

Tanggal

Nama Peserta didik

Catatan Perilaku

Butir Sikap

l

2

3

Sikap dicatat dalam jurnal perkembangan sikap pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil penilaian tidak berupa angka tetapi deskripsi untuk pengolahan nilai rapor

2. Penilaian Pengetahuan

a. Teknik Penilaian : Tes tertulis

b. Bentuk Instrumen : uraian

c. Instrumen : LKPD

Kisi-Kisi Tes Tertulis

Kompetensi

Dasar

Materi

Indikator

Soal

3.6

Menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat ( cara memainkan alat musik, cara membuat kuliner khas daerah, membuat cenderamata, dll ) dari berbaga sumber yang dibaca dan didengar )

1. Pengertian teks Prosedur

2. Struktur teks prosedur

3. Unsur kebahasaan teks prosedur

3.6.1

Peserta didik dapat memahami Pengert ian teks prosedur

3.6.2

Peserta didik dapat menentukan struktur teks prosedur

3.6.3 peserta didik dapat mengidentifikasi unsur kebahasaan teks prosedur

1. Sebutkan pengertian teks prosedur !

2. Sebutkan dan jelaskan struktur teks prosedur

3. Identifikasilah unsur-unsur kebahasaan dalam teks prosedur !

Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran

No

Aspek

Kriteria

Skor

1

Pengertian Teks Prosedur

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian

teks prosedur dengan sangat tepat.

4

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian

teks prosedur dengan cukup tepat.

3

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian

teks prosedur dengan kurang tepat.

2

Peserta didik tidak dapat menjelaskan

pengertian teks prosedur.

1

2

Struktur teks prosedur

Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan struktur teks prosedur dengan sangat lengkap.

4

Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan dengan cukup lengkap.

3

Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan dengan kurang lengkap.

2

Peserta didik tidak dapat menyebutkan dan menjelaskan.

1

3

Identifikasi unsur-unsur kebahasaan teks prosedur

Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur kebahasaan teks prosedur disertai bukti/penjelasannya dengan sangat tepat

4

Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur kebahasaan teks prosedur disertai

bukti/penjelasannya dengan cukup tepat

3

Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur kebahasaan teks prosedur disertai

bukti/penjelasannya dengan kurang tepat

2

Peserta didik tidak dapat mengidentifikasi unsur kebahasaan teks prosedur disertai

bukti/penjelasannya.

1

Nilai= (perolehan skor/skor maksimal) x 100

3. Penilaian Keterampilan

Teknik Penilaian : Unjuk Kerja

Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan

Instrumen :

Kisi-kisi Penilaan Keterampilan

KD

MATERI

INDIKATOR

Teknik Penilaian

4.6 Menyajikan data rangkaian kegiatan dalam bentuk teks prosedur ( tentang cara memankan alat musik daerah, cara membuat kuliner khas daerah, membuat cenderamata, dll ) dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan dan isi secara lisan dan tulis

4.6.1 Menyusun kerangka teks prosedur

4.6.2 Menyusun teks prosedur berdasarkan kerangka yang disusun

3.6.1

Peserta didik dapat Menyusun kerangka teks prosedur dengan benar

3.6.2

Peserta didik menyususn teks prosedur berdasrkan kerangka yang telah dibuat dengan memperhatikan struktur dan kebahasaannya

Unjuk kerja

No

Aspek

Kriteria

Skor

1

Penguasaan materi

Peserta didik dapat membuat kerangka teks prosedur dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan teks prosedur dengan sangat baik

4

Peserta didik dapat membuat kerangka teks prosedur dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan teks prosedur dengan baik

3

Peserta didik dapat membuat kerangka teks prosedur dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan teks prosedur dengan kurang baik

2

Peserta didik tidak dapat membuat kerangka teks prosedur dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan teks prosedur

1

2

Kelancaran

Peserta didik mampu menyususn teks prosedur berdasarkan kerangka yang telah dibuat terlebih dahulu dengan sangat baik

4

Peserta didik mampu menyususn teks prosedur berdasarkan kerangka yang telah dibuat terlebih dahulu dengan kurang baik

3

G. Teknis Analisis Data

Untuk memperoleh data yang valid, data dikumpulkan melalui cara/teknik berikut ini:

a. Tes : Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan afektif siswa dalam pembelajaran.

b. Non Tes : Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain observasi siswa.

H. Indikator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan kinerja ditetapkan sebagai berikut :

Tingkat keberhasilan dalam % dan keaktifan siswa/10 menit

80 % ke atas Sangat tinggi

70 - 79 % Tinggi

60 - 69 % Cukup

50 - 59 % Rendah

49 % ke bawah Sangat rendah

1. Analisis Data

Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi penyidik, yaitu pengujian validitas data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sekian observer. (Lexy J. Moleong, 2002 : 178).

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman, 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, Jakarta : Balai Pustaka

Boyle, Tom.1997, Design for Multimedia Learning. Hertfordshire: Prentice Hall.

Hanafiah,Nanang, 2008, Masalah-Masalah Pembelajaran dan Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : UNINUS

Mulyasa,E, 2008, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : Remaja Rosda Karya

Suciati (2001). Taksonomy Tujuan Instruksional. Jakarta : Pusat Antar Universitas-PPAI

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post