IDA RIANAWATY

Aku lahir di Lampung, 12 Maret 1974. Saat ini aku tinggal di Jl.Buton Gg.Anggrek VI No.2 Kedungsari Kota Magelang. Aku dikaruniai seorang putri yang cantik dan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI KOTA MAGELANG

GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI KOTA MAGELANG

Magelang Kota Sejuta Bunga memperoleh penghargaan sebagai Kota Cerdas pada tahun 2015 untuk kategori kota berpenduduk hingga 200.000 jiwa sebagai Juara I. Kota Magelang meraih penghargaan sebagai Kota Cerdas Ekonomi menempati posisi teratas dengan skor 74,196 dalam skala 100. Kota Madiun Jawa Timur sebagai Juara II, kemudian Kota Bontang Kalimantan Timur untuk Juara III, Kota Mojokerto Jawa Timur sebagai Juara IV, dan Kota Salatiga Jawa Tengah sebagai Juara V. Sebagai Kota Cerdas, budaya literasi di Kota ini harus menjadi perhatian khusus. Gerakan literasi sekolah yang telah dicanangkan Mendikbud Anies Baswedan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2015, harus segera ditindak lanjuti untuk segera digiatkan di Kota Magelang.

Gerakan Literasi Sekolah dikembangkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 21 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Dalam Permendikbud tersebut diantaranya mewajibkan setiap siswa untuk membaca buku sebelum memulai jam pelajaran. Jenis buku yang akan dibaca para siswa, bebas, asalkan mengandung muatan budi pekerti. Buku-buku cerita, komik, atau dongeng juga disarankan untuk dibaca karena bersifat menghibur dan mendidik, sehingga bisa meningkatkan daya imajinasi anak. Kegiatan tersebut diharapkan bermanfaat untuk menanamkan jiwa budi pekerti yang baik bagi pelajar. Selain itu, kegiatan membaca literasi sangat berguna untuk menumbuhkan minat baca sejak dini, apalagi pada pelajar usia anak-anak. Sehingga, jika sudah dibiasakan dengan buku bacaan yang ringan, maka akan semakin mudah untuk gemar membaca buku apa saja, termasuk yang berat sekalipun seperti buku pelajaran. Gerakan Literasi Sekolah ini diharapkan dapat menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan literasi tinggi.

Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca, budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya. Membudayakan atau membiasakan untuk membaca, menulis itu perlu proses jika memang dalam suatu kelompok masyarakat kebiasaan tersebut memang belum membudaya. Dalam kegiatan membaca literatur sebelum pelajaran dimulai, tentu saja yang dibutuhkan adalah buku, terutama dongeng yang berhubungan dengan budi pekerti. Sayangnya, buku-buku seperti itu jumlahnya masih sedikit ditemukan di sekolah-sekolah, terutama di sekolah level tengah dan level bawah. Buku-buku yang sering ditemukan di perpustakaan sekolah tersebut, sebagian besar adalah buku pelajaran.

Banyak cara untuk membentuk budaya literasi sekolah diantaranya dengan mempermudah akses fasilitas baca dengan memperbanyak koleksi buku perpustakaan dan menyediakan ruang perpustakaan digital. Di ruang digital para siswa bisa mengakses berbagai informasi terkini dengan hitungan detik. Kemudahan akses mendapatkan bahan bacaan dan pelayanan yang baik serta ramah di Perpustakaan sekolah. Ruang baca yang nyaman dan membuat para siswa betah untuk berlama-lama di perpustakaan sekolah. Kegiatan membaca ini ditumbuhkan melalui berbagai kegiatan pembelajaran maupun melaui program penumbuhan budi pekerti yang berkelanjutan/terus menerus, sehingga akan membudaya.

Peran Perpustakaan Daerah sangat penting untuk membangun budaya literasi di kota Magelang. Saat ini Perpustakaan Daerah Kota Magelang menempati gedung baru yang lebih representatif dengan luas sekitar 1.160 meter persegi di Lantai 1 Gedung Kyai Sepanjang di Jalan Kartini Nomor 4 Kota Magelang, sedangkan gedung lama hanya seluas 231 meter persegi di Jalan Pahlawan Kota Magelang. Karena berkomitmen mengembangkan peranan perpustakaan bagi warga setempat, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menerima penghargaan "Nugra Jasadarma Pustaloka" pada 2014 dari Perpustakaan Nasional di Jakarta.

Layanan Perpustakaan Daerah Kota Magelang diantaranya:

1. Peminjaman buku-buku dengan berbagai subyek ilmu pengetahuan dan fiksi

2. Layanan anak

3. Layanan referensi

4. Free Hotspot

5. Audio visual

6. Deposit daerah

7. Pemutaran film

8. Layanan Perpustakaan Keliling

Layanan yang ada di Perpustakaan Daerah tersebut diharapkan akan dimanfaatkan optimal oleh masyarakat kota Magelang terutama anak-anak usia sekolah, mahasiswa, dan pengunjung umum. Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Daerah sangat penting untuk mendukung gerakan literasi sekolah. Keterampilan literasi akan terasah melalui latihan atau pembiasaan. yang selanjutnya akan membudaya. Keterampilan literasi secara sederhana dimaknai sebagai kemampuan membaca dan menulis atau melek aksara. Dalam konteks yang lebih luas keterampilan lietrasi dapat pula diartikan sebagai melek teknologi, politik, berpikiran kritis, dan peka terhadap lingkungan sekitar.

Satria Darma yang merupakan tokoh literasi Nasional saat ini mengatakan bahwa budaya literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) menyebut, budaya literasi masyarakat Indonesia pada 2012 terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara tersebut. Sementara Vietnam justru menempati urutan ke-20 besar. Selain itu data statistik UNESCO 2012 juga menyebutkan bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca. Kondisi ini sangat memperhatikan, guru dan sekolah memiliki peranan penting untuk menumbuhkan budaya literasi. Oleh karena itu kita tunggu kepemimpinan bapak Sigit Widyonindito pada periode ke dua ini untuk membangun budaya literasi di Kota Magelang.

Keterampilan literasi dalam pengertian kemampuan membaca, tentu saja dapat diraih ketika seseorang sering membaca, sehingga akhirnya membaca menjadi kebiasaan. Membaca di sini tidak hanya sekedar membaca, tetapi memahami apa yang dibacanya. Ketika seseorang sering membaca, tentunya pengetahuannya akan semakin bertambah. Dampaknya daya imajinasinya muncul dan terinspirasi untuk menulis. Sebagai kota “cerdas”, kota Magelang hendaknya terus meningkatkan sarana dan prasarana yang memajukan perpustakaan sekolah dan perpustakaan daerah dalam rangka mensukseskan gerakan literasi sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post