Ifriani Mpd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PILU

PILU

Wajah Siska terlihat murung, raut kesedihan terpancar diwajahnya yang agak sedikit pucat. Aku merasa kasihan, karena tidak biasanya siska seperti itu. Kemudian aku mendekatinya, ”Hi sis, What happen to you ? ada apa denganmu, kenapa wajahmu sedih begitu ? if you don’t mind, please tell me why ?”. Siska hanya memandangi ku dengan tatapan sendu, perlahan dan sangat hati-hati aku merangkulnya sambil berbisik “tell me dear what happened ?, cerita aja aku siap koq mendengarnya, siapa tau bisa mengurangi beban pikiranmu. “Gak baik menyimpan sendiri, ntar kamu sakit lho” kata ku menggoda siska. Air mata siska mulai menetes satu persatu, kemudian aku menyekanya dengan lembut.

“Aku mau dijodohkan oleh orang tuaku”, Siska memulai ceritanya. “Aku sama sekali tidak mengenalnya, mendengar nama nya saja baru kali ini, bagaimana mungkin aku hidup dengan orang yang sama sekali tidak aku kenal, kamu sendiri kan tau aku punya pacar, orang yang selalu memperhatikanku, orang yang tulus menyayangiku, orang yang mencintai ku apa adanya. Rasanya aku tidak sanggup menerima tawaran orang tuaku itu, aku tidak akan bisa hidup dengan orang yang tidak aku cintai”, kata Siska dengan suara gemetar.

Kemudian dia melanjutkan ceritanya. “Menentang orang tua pun aku takut. Aku Nggak mau dibilang anak durhaka, aku juga nggak mau mengecewakan orang tua ku, kalau aku menerimanya pasti orang tua ku bahagia sekali”. Siska berkata lirih. Setelah mendengar cerita siska, aku menatapnya penuh iba, aku bisa merasakan apa yang dirasakan sahabat ku itu, aku hanya memberikan saran saja kepada siska, “ sis, aku nggak mau terlalu ikut campur dalam masalah mu ini, tapi saran ku, ikuti saja apa yang ada dalam hatimu dan jangan lupa minta sama Allah mana yang terbaik yang bisa kamu ambil”. Hari sudah semakin sore, disekeliling ku awan mendung, kami kemudian memutuskan untuk segera pulang.

Aku sampai dirumah sudah jam lima sore, aku bergegas mandi, kucuci mukaku yang sudah kelihatan kuyu dan lelah. Guyuran air yang menerpa tubuhku membuat badan ku terasa segar kembali. Selesai mandi dan berbenah , Aku melirik ke dapur,” Ibu masak apa yaa hari ini,” kataku dalam hati sambil membuka tudung sambal ibu ku. “ Waw….makan besar nih, ada sambal pete sama teri kesukaan ku,

tambah lagi sayur lodeh buatan ibuku.pasti rasanya enak sekali”. Aku menyantap makanan ku dengan lahap.

Malam hari nya aku mulai membaca buku kuliah ku, ku buka lembar demi lembar hanya aku bolak balik saja karena aku tidak bisa konsentrasi, aku memikirkan nasib sahabat ku siska. Aku tidak bisa berbuat banyak, aku hanya bisa mendoakan sahabat ku, semoga ada jalan yang terbaik dengan masalah yang dihadapinya. Mataku pun sudah mulai mengantuk, aku tutup kembali buku ku dan aku segera membaringkan tubuhku. Sambil berbaring aku mengingat kembali cerita sahabat ku tadi siang sambil memeluk bantal guling kesayanganku. Aku pun terlelap dalam dekapan hangat gulingku.

Beberapa hari kemudian aku melihat ada beberapa panggilan tak terjawab di hapeku, aku berpikir siapa yang menelponku, aku buka dengan penuh rasa ingin tahu, ternyata ada pesan dari sahabat ku siska, “kita bisa ketemuan Gak, aku tunggu kamu di cafe yang biasa yaa.” Aku langsung membalas pesan teman ku itu, “ okey “ jawabku, aku tidak sabar mendengar apa yang akan diceritakan oleh siska padaku. Lalu aku berpamitan sama ibu ku yang lagi memasak didapur, aku bangga sekali dengan ibuku yang selalu perhatian sama kami, mencurahkan kasih sayangnya tanpa ada rasa lelah sedikitpun. Aku berharap suatu saat nanti ibuku tidak memaksakan kehendak padaku dalam hal perjodohan.” Aku pamit ya bu, aku mau ketemu siska teman ku sambil aku mencium kedua pipi ibuku yang sudah keliatan tua.

Aku mengambil sepeda motor ku warisan dari ayahku, yang selalu mengantar ku kemanan-mana. Motor kesayangan ayahku dulunya, ketika aku masih SMA. Aku selalu dibonceng ayahku, aku bisa merasakan hangatnya kasih sayang ayahku, namun sekarang beliau sudah tidak ada, sudah diambil Yang Maha Kuasa. Aku tersentak ketika ibuku memanggil, “nak, kamu nggak jadi pergi”?, Tanya ibu membuyarkan lamunanku, “iya bu jawabku” kemudian aku hidupkan motorku, “ bu aku pergi dulu yaa, “kataku, yaa hati-hati yaa nak”, jawab ibuku. Aku memacu laju kendaran ku ke cafe tempat kami biasa nongkrong. Jalanan agak sepi, sesekali aku melaju dengan kecepatan tinggi." Mungkin siska sudah lama menunggu ku". pikir ku dalam hati

Salam kenal bapak/ibu gurusiana semua.

mohon maaf baru belajar menulis,

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salut Bund, judulnya benar-benar terpapar di dalam kisahnya. Sukses ya Bunda. Salam kenal dari Fair Semarang.

18 Mar
Balas

Makasih bund.. baru belajar..Sampai sekarang belum mulai juga nulis kelanjutan nya..Kehabisan kisah..hehe

18 Mar

Saya follower kedua dan saya followr setia.

18 Mar
Balas

Ayo menulis lagi Bunda

27 Mar
Balas

Bagus Buk Im, teruslah berkarya

29 Jan
Balas

Bagus Buk Im, teruslah berkarya

29 Jan
Balas

Oke...kak..itu nanti ada part 2 dan seterusnya...

30 Jan
Balas



search

New Post