Ighoh Pratama Nur Ilham

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kasihku Kirana

Kasihku Kirana

Kasihku Kirana

Oleh Ighoh Pratama

Sore itu Bayu duduk sambil termenung. Memandang langit sambil menikmati cuaca yang sejuk dan menyenangkan.

Sambil terkantuk akibat semalam mengumandangkan gema takbir. Ia tetap menahan dan menikmati suasana sore itu. Dari jauh terdengar suara kayuhan sepeda, “Suaranya sangat khas sekali, pasti itu Esti” ucap Bayu dalam hatinya.

Benar rupanya, suara tersebut berasal dari kayuhan Esti. “ Bay ! lama tidak bertemu !” teriak Esti dari kejauhan. Dengan penuh rindu Esti menjatuhkan sepedanya dan menghampiri Bayu lalu berjabat tangan sebagai bukti rindu padanya.

“Selamat hari raya Idul Fitri ya Bay” ucap Esti dengan penuh gembira.

Pertemuan mereka mengakibatkan memori - memori yang lama menjadi tumbuh kembali. Bayu dan Esti adalah sahabat sejak mereka belajar di bangku sekolah dasar. Karena urusan keluarga, Esti harus pindah ke luar kota. Persahabatan mereka pun menjadi jauh saat kelas 8 SMP.

“Tak terasa ya Es, kita sudah akan masuk kuliah” ucap Bayu sambil berdiri dan membuka makanan yang ia bawa dari rumah.

“Berarti tandanya kita sudah dewasa Bay. Kita akan lebih berani mengambil keputusan sendiri” jawab Esti

Mereka pun saling terdiam. Bayu yang sampai ini belum berani mengungkapkan cintanya. Esti yang masih memandang langit.

“Bagaimana dengan kabar keluargamu ?” tanya Bayu

“Sehat bay. Ayah ibumu sehat juga kan, aku tadi mampir ke rumahmu dulu tapi kamunya tak ada. Akhirnya aku cari disini." Jawab Esti.

"Terima kasih sudah menjaga nenekku ya, aku senang sekali saat nenekku bercerita mengenai kamu" tambahnya.

Bayu dikenal sebagai pria yang nakal dan bodoh di kelas. Namun dia berhati baik, sopan terhadap orang lain dan ringan membantu. Esti merupakan perempuan yang pintar. Selalu memenangi lomba, hingga pernah menjadi wakil ketua OSIS.

"Tenang saja Es, selama aku bisa bantu pasti akan aku bantu" ujar Bayu

Angin kian berhembus, Bayu teringat dia harus membawa pulang rumput untuk kambingnya sebelum petang datang.

Sambil menaiki sepeda tuanya dia berpamitan kepada Esti, "Terima kasih atas pertemuan kali ini Es. Aku senang kau masih ingat aku. Sampai bertemu di lain waktu ya" ujar Bayu.

Esti pun hanya terdiam dan sesekali menangis saat melihat Bayu semakin menjauh. "Aku tidak tahu kapan kita akan bertemu lagi. Tetapi semoga cinta ini akan membawa kita kembali. Bila tidak, aku siap melepasmu untuk menjaga ikhlasku", ujar Esti dalam hati.

- S E L E S A I-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpen yang keren

03 May
Balas

Keren, sukses selalu

03 May
Balas



search

New Post