ADA APA DENGAN TOILET SEKOLAH (AADTS): FAKTA DAN SOLUSI
ADA APA DENGAN TOILET SEKOLAH (AADTS): FAKTA DAN SOLUSI
#TantanganGurusiana
Tantangan hari ke-21
Gaess! WC, Kakus, Kloset, Jamban, Kamar kecil, Kamar belakang, Tandas, Peturasan Urinoar, dan Toilet. Semuanya sebutan tempat pembuangan kotoran, urin dan feses. Itu berdasarkan Wikipedia. Untuk WC dan Toilet paling sering digunakan di kehidupan sehari-hari. Nama ini berasal dari bahasa inggris. Dalam bahasa Indonesia yaitu kamar kecil atau kamar belakang. Sebuah sebutan untuk memperhalus penyebutan WC dan Toilet. Ke-empat sebutan tersebut mengarah pada ruangannya. Sedangkan Kakus, Kloset, dan Jamban lebih mengarah kepada perangkatnya. Untuk Peturasan dan Tandas jarang digunakan. Kata ini berasal dari bahasa Jawa. Yang artinya tempat pembuangan urin. Dengan kata dasar “turas” (urin). Peturasan merupakan sinonim dari urinoar. Untuk Tandas lebih sering digunakan pada bahasa Melayu. Yang mengacu pada ruangan dan tempatnya.
Toilet merupakan salah satu ruang di sekolah. Yaitu tempat pembuangan kotoran seperti air kecil dan besar. Bayangkan jika tidak ada. Kemana jika mau buang kotoran? Bingung gaess! Apakah harus pulang ke rumah masing-masing? Untuk yang rumahnya dekat sekolah, boleh saja. Namun, bagi yang jauh, agak mengkawatirkan. Pasalnya, takut terjadi sesuatu dalam perjalanan ke rumah. Misalnya, kecelakaan. Oleh karena itulah, Toilet sangat penting adanya di tiap sekolah
Aroma toilet sungguh terasa di hidung. Bukan karena bau harumnya. Namun, bau pesing. Sungguh aroma luar biasa yang tidak kita sukai. Tiba di dalam toilet, kran tidak berfungsi alias rusak. Selain itu, tembok tak terurus warnanya. Ini bukan karena seni lo. Warna tembok kusam, bahkan hampir berlumut. Ditambah lagi ada tulisan atau coretan. Maaf, ini bukan mozaik atau lukisan tembok. Melainkan ulah tangan usil yang seenaknya mencorat-coret. Selanjutnya, ketika berada di toilet jadi merana, tatkala mau buang kecil ternyata baik air kosong melompong. Atau ada sedikit air dan berlumut. Luar biasa gaess! Akhirnya keluar dari toilet dengan menahan kencing. Rasanya laksana kita dihimpit dua ekor gajah besar. Berikutnya, Air ada, tetapi pintu rusak. Otomatis ketika ke toilet harus mengajak teman sebagai sekurity. Jadi, yang ijin keluar kelas bukan hanya 1. Namun, 2 orang. Masih tentang toilet, lampu penerangan tidak ada. Karena sudah mati atau memang tidak ada. Di tempat bapak ibu seperti itu apa tidak? Jika tidak, selamat! Sekolah bapak ibu sukses toiletnya. Jika ya, maka segeralah perbaiki menjadi toilet yang layak.
Keadaan toilet bisa sebagai indikator. Yaitu indikator penguatan pendidikan karakter (PPK) bidang kebersihan. Ingat! Annadofatu minal iman. Artinya kebersihan itu sebagian dari iman. Jika hidupnya cinta kebersihan, layaklah dibilang imannya mantap. Sebaliknya, tidak cinta kebersihan, sana-sini kotor, dan kesehariannya jorok. Layaklah disebut imannya perlu dikaji ulang. Kembali ke toilet sekolah. Bagaimana dibilang imannya mantap jika toilet sekolah jorok, kotor, kumuh, dan bau pesing. Jadi, ketika datang ke sebuah sekolah, untuk mengetahui warga sekokah tersebut cinta kebersihan, maka masuklah ke dalam toiletnya. Lakukan penilaian! Bersih apa kotor? Rapi atau jorok?
Mengapa toilet di bank dan mall bersih? Sedangkan di sekolah kotor, jorok, dan kumuh? Di Bank dan Mall pengontrolan kebersihan sangat baik. Setiap menit ada penjaga toilet. Dialah cleaning service toilet. Sehingga kebersihannya benar-benar terjaga. Petugasnya peka terhadap kotoran yang ada. Kotor sedikit saja, langsung dipel. Peralatan pembersih toilet tersedia lengkap. Sebaliknya di sekolah, pengontrolan kurang. Kebersihan kurang terjaga. Tidak ada petugas khusus untuk toilet. Dan yang paling penting, peserta didik belum memiliki rasa untuk menjaga kebersihan toilet. Mereka selesai buang air kecil atau besar, pergi begitu saja. Tidak disiram. Akibatnya, berbau pesing dan kotor. Dibandingkan dengan toilet di rumah, bersih. Karena mereka merasa memilikinya.
Gaess, berdasarkan fenomena di atas, berikut ini solusi atas permasalahan toilet tidak layak di sekolah. Bapak ibu bisa melakukan di sekolah masing-masing:
Program Siram Kencing Siram (SKS) dan Siram Buang air besar Siram (SBS).Sekolah mengadakan sosialisasi kepada peserta didik. Yaitu tentang program SKS dan SBS. Apakah itu dan bagaimana caranya. Semua peserta didik wajib melaksanakannya!
Piket ToiletSetelah program SKS dan SBS dilaksanakan, maka perlu adanya piket toilet. Supaya mengetahui siapa yang tidak melaksanakan SKS dan SBS. Bagi yang tidak, segera catat sebagai pelanggaran. Kemudian berikan hukuman yang mendidik.
Melaksanakan program toilet 1:40 untuk laki-laki dan 1:25 untuk perempuanTujuannya supaya peserta didik tidak antri atau berebutan ketika ke toilet.
Penyediaan air yang baikAir merupakan benda nomor 1 di toilet. Dengan air, peserta didik bisa cebok. Atau untuk menyiram kotoran. Jika tidak ada air, maka peserta didik tidak bisa cebok dan menyiram kotoran. Efeknya, toilet kotor dan berbau pesing.
Dana BOS untuk pemeliharaan toiletToilet perlu pemeliharaan. Baik itu tembok, kran, kloset, gayung, dan peralatan lainnya. Biayanya diambil dari dana BOS. Oleh karena itu, biaya untuk toilet ini benar disediakan dan direalisasikan
Itu aja gaess!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Setuju.Toilet perlu pemeliharaan. Baik itu tembok, kran, kloset, gayung, dan peralatan lainnya. Biayanya diambil dari dana BOS. Oleh karena itu, biaya untuk toilet ini benar disediakan dan direalisasikan. Mantap
permisi pak, izin copas sedikit pemikirannya pak mau digunakan untuk membuat sebuah penelitian. terima kasih pak