Karakteristik Guru Abad 21
Karakteristik Guru Abad 21
#TantanganGurusianan 365
Tantangan hari ke-231
Gaess, kita berada pada abad 21. Semuanya berlabel abad 21, termasuk guru. Mereka berada pada situasi dan keadaan yang berbeda di abad ini. Kemajuan, tantangan, dan hambatannyapun tidak sama. Itu semua tergantung pada kemajuan zamannya. Dulu belajar berpusat pada guru, sekarang pada siswa. Dulu manual, sekarang digital. Yang mutakhir, RPP berlembar-lembar, sekarang cukup 1 lembar saja. Dulu tempat duduk abad 19 (berderet seperti barisan), sekarang abad 21 (ditata dengan model menyenangkan). Dulu perangkat dibuat secara manual atau diketik dengan mesin ketik, sekarang komputer atau laptop. Dulu buku berbentuk hard book, sekarang digital book. Dulu laporan administrasi secara offline, sekarang online. Dan masih banyak yang lain. Itulah efek perkembangan zaman. Semua berubah. Semuanya “Move On” dari yang biasa menjadi luar biasa. Manual menjadi digital dan offline menjadi online. Sungguh benar-benar dunia dalam genggaman.
Sektor dunia pendidikan juga mengikuti perubahan zaman. Guru salah satunya. Perubahan dalam tatanan kondisi, situasi, dan karakteristiknya. Seperti saat ini abad 21. Guru harus mengikuti perubahan dan perkembangannya. Apakah beda karakteristik guru abad 19, 20 dengan 21? Sungguh sangat berbeda. Selanjutnya, seperti apakah karakterstiknya? Berikut ini uraiannya:
Unlimited Studying. Guru harus belajar terus menerus. Kata populernya “Belajar Sepanjang Hayat”. Tidak ada kata lelah untuk belajar. Jangan merasa puas dengan ilmu yang dimiliki. Hauslah akan ilmu pengetahuan. Seperti program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), laksanakan dengan baik! Gunakan internet untuk berselancar menambah pengetahuan. Miliki dan simpanlah buku digital (e-book) di smartphone! Sehingga dimanapun berada bisa membacanya. Datanglah ke perpustakaan! Jadikan perpustakaan sebagai restoran ilmu pengetahuan. Tiada hari tanpa membaca. Ingatlah! Dalam Islam sudah jelas, kita disuruh membaca, Iqra’ (ayat pertama QS. Al-Alaq). Dana 5% dari uang sertifikasi guru, belanjakan untuk membeli buku. Buatlah program “SaBuDuBuTe” (Satu bulan dua buku terbeli). Dan yang terpenting, bacalah Al-Qur’an dan hadis sebagai pusat dari segala ilmu pengetahuan. Kajilah ia sebagai penyeimbang dari semua ilmu pengetahuan yang ada.
Student Centered. Proses belajar mengajar (PBM) berpusat pada peserta didik. Guru hanya sebagai fasilitator. Peserta didik aktif dalam pembelajaran. Aktifnya tersebut dalam bingkai kolaborasi dan komunikasi dengan teman-temannya. Hal ini bisa tercapai jika peserta didik “Merdeka Belajar”. Mereka diberi kebebasan yang seluas-luasnya dalam belajar, benar-benar mandiri. Bahkan, guru harus sering bertanya, apa yang mereka mau dalam belajar. Peserta didik mencari dan membahas materi dengan teman-temannya. Guru mendampingi, menemani, dan menjawab jika ada yang bertanya. Namun, guru tidak melepas begitu saja. Di akhir pembelajaran, melaksanakan penguatan. Kemudian, mengevaluasi untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.
Creative and Innovative. Guru abad 21 tidak boleh berpangku tangan dalam hal sumber belajar. Mereka menggunakan banyak sumber belajar. Agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan bervariasi. Benda-benda disekitar bisa menjadi sumber belajar. Ingat! Ada niat dan kemauan, pasti ada jalan. Ketika PBM berganti-gantilah sumber belajar sesuai dengan materi. Manfaatkan sumber belajar di sekolah semaksimal mungkin, berinovasilah! Terutama model pembelajaran. Tak selamanya menggunakan model pembelajaran yang sudah dan umum dipakai. Lebih bagus jika menggunakan model pembelajaran buatan sendiri. Laksanakan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Maksudnya bahwa model pembelajaran yang sudah ada diinovasi. Sehingga menghasilkan model pembelajaran baru. Berkreatiflah! Gunakan media pembelajaran hasil pemikiran sendiri. Barang-barang bekas di sekolah dan rumah bisa jadi media pembelajaran. Tidak usah mahal. Murahpun tidak apa-apa. Yang penting bisa menjadi media pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar.
Blended Learning. Pembelajaran abad 21 mengkombinasikan antara manual dan digital. Jika manual terus, berarti tidak “move on” dari abad sebelumnya. Namun, jika digital semua tanpa manual, tidak bagus juga. Karena PBM abad 21 masih memerlukan pembelajaran manual. Artinya, pembelajaran manual dan digital sama-sama dilaksanakan. Untuk digital berupa media pembelajaran berbasis IT. Seperti CD interaktif pelajaran berupa audio dan video. Guru abad 21 tidak asing dengan media pembelajaran digital. Bahkan, sangat “Friendly”. Selain digital, guru abad 21 mahir pembelajaran online. Mereka tidak alergi dengannya. Atau bisa juga dikenal dengan media daring (dalam jaringan). Salah satunya yaitu pemanfaatan google classroom. Untuk penilaian, bisa menggunakan aplikasi “Kahot”. Untuk pengoreksian LJK menggunakan “Zipgrade. Semua media online pembelajaran bukan barang aneh lagi. Namun, sudah menjadi sesuatu yang biasa. Itulah guru abad 21.
Collaborative. Guru abad 21 mampu berkolaborasi dengan peserta didik, guru sejawat, KKG/MGMP, dan orang tua peserta didik. Dalam rangka merdeka belajar, guru abad 21 berdiskusi dengan peserta didik mengenai model pembelajaran yang diinginkan. Bukan hanya itu, dengan kolaborasi, peserta didik menjadi guru di kelas (Everyone is a teacher here). Guru menemani dan memfasilitasi. Berikutnya, kolaborasi dengan teman sejawat, misalnya dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Bisa juga dalam bentuk evaluasi diri. Sejauh mana kemampuan mengelola kelas dalam PBM. Kolaborasi dengan KKG/MGMP dalam bentuk belajar bersama pengembangan keprofesian, berbagi pengetahuan, diklat, workshop, dan diseminasi. Terakhir, kolaborasi dengan orang tua, misalnya dalam bentuk sosialisasi peraturan sekolah. Tujuannnya penyamaan persepsi antara sekolah dan orang tua.
Reflective. Guru abad 21 sering merefleksikan diri tentang tugas mendidik dan mengajar. Mereka mengkaji diri. Misalnya, model pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Apakah sesuai dengan karakteristik peserta didik. Berhasil atau tidak PBM dengan model itu. Apakah yang harus direvisi dari model pembelajaran tersebut. Hal ini menjadi karakteristik guru abad 21. Supaya dalam mengajar menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang memuaskan. Mereka tidak akan tinggal diam terhadap model pembelajaran yang dilaksanakan. Karena mereka tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban mendidik dan mengajar. Namun, untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan inovatif (PAKEMI). Dengan tujuan akhir, peserta didik yang berkualitas yang imbang antara IMTAQ dan IPTEK.
Differentiation. Guru abad 21 mengelola kelas yang berbeda dengan abad sebelumnya . Sehingga peserta didik termotivasi dan tertarik untuk mengikuti PBM. Yang dikelola seperti tempat duduk. Yaitu bukan tempat duduk abad 19, tetapi abad 21. Selain itu, memajang hasil karya peserta didik di dinding kelas. Pojok baca yang menarik. Sehingga tertarik untuk didatangi. Tembok dihias dengan indah dan menyenangkan. Sirkulasi udara yang cukup. Seperangkat pengeras suara terpasang dengan baik. Seperangkat LCD permanen terdapat di kelas. Lukisan di tembok enak dipandang. Meja peserta didik ditata laksana meja pertemuan di hotel. Loker untuk peserta didik terdapat di paling belakang. Tempat sampah unik dan cantik. Rak sandal dan sepatu terdapat di pojok depan kanan. Kebersihan terjaga dengan baik. Tidak ada satupun sampah di kelas. Peraturan yang tegas dan mendidik menjadi kesepakatan bersama. Yang melanggar akan mendapat punishment mendidik. Yang paling taat dalam melaksanakan peraturan, mendapat reward. Dalam penilaian, guru abad 21 melaksanakan “Formative assessment” (Penilaian secara berkala) berdasarkan performa. Jadi, bukan hanya tes tulis. Terakhir, Peserta didik dikelompokkan sesuai minat dan kemampuan di kelas.
Itulah beberapa karakteristik guru abad 21. Seperti itukah anda? Jika ya, anda layak sebagai guru abad 21. Jika tidak, cobalah sedikit demi sedikit untuk memenuhi karakteristik tersebut. Tak ada kata tak bisa selama ada niat dan kemauan. Masak zaman abad 21, tetapi karakteristiknya abad 19 atau 20.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap dan kreen pak. Sukses dan dalam literasi
Menginspirasi sekali pak.
Mohon ijin saya follow bu Nuryasni
Mantap sharing ilmunya pak. Barakallah
Salam literasi!
Pembahasan yg menarik.. Sukses selalu...
Sukses juga buat ibu Sri. Mohon ijin saya follow ibu ya!