IMAM GHAZALI

Penulis Sedehana asal Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web
PPKB GPAI Sangat Penting Dimiliki

PPKB GPAI Sangat Penting Dimiliki

Pengembangan kompetensi guru dilaksanakan melalui program PKB. Yaitu terdiri atas dua hal pokok. Pertama, pengembangan kompetensi bidang pedagogik. Yang meliputi upgrade dalam hal perencanaan pembelajaran, model pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Kedua, pengembangan kompetensi bidang profesional. Terdiri atas ranah pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Keenam ranah tersebut yang digembleng dalam PKB. Guru dibiasakan dan dimatangkan dengannya. Dengan harapan kompetensi diri terus meningkat. Tidak hanya jalan ditempat tanpa ada perubahan. Tujuan akhirnya yaitu high quality teacher. Jadi, PPKB sangat penting untuk GPAI.

Mengapa PPKB sangat penting dimiliki GPAI? Pertama, sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi diri. Inilah wadah yang tepat. Mengingat di dalamnya menggembleng GPAI dalam hal pedagogik dan profesional. Kedua, menjadikan GPAI yang profesional. Hal ini sudah sejalan dengan manfaat PPKB. Dengan gemblengannya, maka GPAI mendapatkan banyak pengetahuan dan keterampilan. Alhasil, dirinya sebagai GPAI yang tidak amatir, tetapi profesional. Ketiga, menjadi teladan untuk GPAI lain sebagai guru berkualitas. Tentunya, setelah dididik dan dilatih di PPKB, maka akan tampak sebagai GPAI yang bermutu diantara GPAI lainnya. Dia perlu dijadikan teladan. Keempat, untuk mendapatkan nilai angka kredit kenaikan pangkat.

PPKB bukan hanya sekedar dilaksanakan. Ia memiliki payung hukum. Yaitu peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 16 tahun 2009. Inilah kekuatan hukum sah. Artinya bahwa seluruh orang yang memiliki jabatan fungsional guru diamanatkan untuk melaksanakan program pengembangan keprofesian berkelanjutan. Untuk aparatur sipil negara (ASN) selain meningkatkan kompetensi diri, juga sebagai salah satu unsur yang diperlukan dalam kenaikan pangkat. Sedangkan untuk yang Non ASN hanya meningkatkan kompetensi diri saja. Namun, yang terpenting untuk keduanya yaitu menjadikan berkualitas dan profesional di bidangnya.

Supaya semakin yakin tentang pentingnya PPKB untuk kenaikan pangkat, perlu kiranya dijelaskan isi pokok PPKB secara umum. Masih berdasarkan Permen Menpan RB nomor 16 tahun 2009 tentang PPKB. Disebutkan meliputi tiga hal pokok. Pertama, pengembangan diri berupa diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru untuk meningkatkan kompetensinya. Kedua, publikasi ilmiah berupa hasil penelitian, gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal, buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman Guru. Ketiga, karya inovatif dalam bentuk menemukan teknologi tepat guna, menciptakan karya seni, membuat atau memodifikasi alat pelajaran atau peraga atau praktikum, dan mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya.

Bentuk karya inovatif itu digolongkan kepada empat hal. Pertama, menemukan teknologi tepat guna. Kedua, menemukan atau menciptakan karya seni. Ketiga, membuat atau memodifikasi alat pelajaran atau peraga. Keempat, mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman soal, dan sejenisnya. Karya inovatif terdiri atas dua kategori, kompleks dan sederhana. Hal ini memiliki kriteria masing-masing. Untuk teknologi tepat guna, kompeks atau sederhana bergantung pada durasi, pemanfaatan, dan penggunaan. Untuk alat pelajaran atau peraga berdasarkan atas jumlah dan durasinya. Sedangkan karya seni berdasarkan pada jumlah dan publikasi atau dipamerkan. Ini minimal tingkat kabupaten.

Bentuk karya inovatif yang pertama yaitu karya teknologi tepat guna. Yaitu pengembangan atau rancangan berbentuk teknologi yang dibuat dari bahan, sistem, dan metodologi dalam pembelajaran. Ini berfungsi untuk memperlancar dan memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, bisa juga digunakan oleh masyarakat secara masal. Contoh yang sudah ada seperti KIPIN ATM, Mikroskop dari bahan sederhana, Teleskop Bintang sederhana, Alat Uji Elektrolit, Alat Peraga Pompa Hidrolit Sederhana, Media Pembelajaran Berbasis Komputer dan Internet, dan sebagainya.

Bentuk karya inovatif yang kedua yaitu karya seni. Hasil karya dari nilai-nilai sebagai perefleksian ide manusia yang diwujudkan secara estetik. Wujudnya berupa gerak, bunyi, rupa, dan kata. Karya ini mengandung makna edukatif, intelektual, dan spiritual. Contoh karya seni bidang sastra seperti cerpen, puisi, dan naskah drama/teater/film. Untuk karya seni rupa seperti kriya logam/kayu/keramik, lukisan, patung, dan ukiran. Karya seni berupa desain komunikasi visual seperti poster, baliho, brosur, sampul buku, fotografi, animasi, film, dan company profil. Karya seni musik atau suara seperti aransemen musik dan lagu. Karya seni busana seperti rok, celana, baju, dan sejenisnya. Karya seni berupa pertunjukan seperti tari, teater, drama, sendatari, dan ensamble musik.

Bentuk karya inovatif yang ketiga yaitu membuat atau memodifikasi alat pelajaran atau peraga. Alat ini sebagai bentuk cara untuk mempermudah atau memperjelas konsep, teori, dan cara kerja dalam proses belajar mengajar. Contoh alat peraga seperti poster, alat bantu pelajaran, alat permainan pendidikan, video/animasi pembelajaran, benda potongan (cutaway object), dan model benda.

Bentuk karya inovatif yang keempat yaitu mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya. Kegiatan ini diselenggarakan oleh instansi tingkat provinsi atau nasional. Contohnya seperti ikut serta dalam penyusunan pedoman program tertentu di dinas provinsi, penyusunan soal try out Provinsi, penyusunan soal UN di tingkat nasional, penyusunan pedoman pelaksanaan program tingkat pusat.

Selanjutnya, GPAI yang masih beranggapan bahwa PPKB tidak penting, dia sebagai salah satu yang tidak mau memajukan diri. Dia disebut dengan GPAI ogah PKB. Bidang pedagogik, yaitu guru yang tidak mau menempa dan menambah kemampuan dirinya bidang itu. Akhirnya, terjadi berikut ini. Pertama, perencanaan pembelajaran ala kadarnya. Yang penting masuk kelas, mengajar. Dia tidak punya rambu-rambu yang baik dalam melaksanakan pembelajaran. Kedua, mengajar tanpa model pembelajaran. Yang terjadi yaitu teacher centered. Dia pantas dijuluki raja dalam pembelajaran. Ketiga, asal-asalan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran. Penilaiannya yang penting ada. Tidak mahir dalam melaksanakannya.

Berikutnya, guru ogah PKB dalam bidang kompetensi profesional. Seperti apakah? Bidang profesional terdiri atas pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Maka, dia tidak sama sekali melaksanakan ketiga hal tersebut. Untuk pengembangan diri berupa pendidikan dan latihan (Diklat). Jadi, guru tersebut enggan untuk ikut diklat. Baik itu yang offline (tatap muka) dan online (dalam jaringan). Untuk pubikasi ilmiah, tidak sama sekali dilaksanakan. Misalnya, penelitian tindakan kelas (PTK). Tidak pernah melaksanakannya. Padahal PTK sebagai alat untuk menyelesaiakan permasalahan pembelajaran yang kurang maksimal. Yang terakhir, karya inovatif. Tidak sama sekali. PTK saja tidak pernah. Apalagi karya inovatif.

Nah! Dari uraian di atas, jelaslah bahwa PPKB memiliki peranan penting untuk GPAI. Tentunya dalam rangka menciptakan GPAI yang berkualitas. Bukan hanya dalam bentuk administrasi dan pribadi, tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dia akan mempersembahkan sebuah pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan inovatif. Sehingga pembelajaran abad 21 terlaksana maksimal. Ini semua dihasilkan dari PPKB yang diikuti oleh GPAI.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post