Remidi itu Sakit Hati, Tetapi Penuh Arti
Remidi itu mengulang kembali. Yang sudah sampai di tengah, mulai dari awal lagi. Bahkan, sudah sangat jauh sekalipun. Tetap mulai dari awal. Sebuah kewajiban yang tak bisa ditolak. Ini berlaku untuk semua. Tanpa pilih kasih. Pendatang baru sampai pejabat Mediaguru. Tidak kebal terhadap remidi. Ini juga tidak ada vaksinnya. Tidak menulis satu hari alias bolong, langsung terjun bebas. Mulai dari satu ya!
Remidi itu sakit lo! Yang bilang tidak, kurang normal. Rasanya tuh, susah diwujudkan. Karena ini berhubungan dengan batin. Yang jelas, seperti diputusin pacar saat lagi sayang-sayangnya. Kok tahu? Ya dong! Saya juga pernah remidi kok. Bahkan, sering! Hahaha. Remidi pertama kali, bikin shok. Saya masih belum bisa menerima kenyataan itu. Tiga hari masih terasa efeknya. Remidi selanjutnya, mulai ringan. Karena sudah pengalaman sebelumnnya.
Remidi tak sekedar urusan sakit hati. Menulis secara rutin tiap hari terhenti. Usaha menulis rutin yang dirintis dari awal sirna. Yang dengan penuh tenaga dan pikiran, hilang sudah. Harus mulai dirintis dari awal lagi. Semangat menulis kobarkan lagi. Artinya, dengan remidi sebagai pelecut semangat menulis tiada henti. Yang berhenti menulis karena remidi, bukanlah termasuk penulis sejati.
Remidi itu penuh arti. Karenanya banyak memiliki fungsi sebagai pengingat. Yaitu pertama, sebagai bukti jika belum bisa rutin menulis tiap hari. Kedua, belum bisa membagi waktu untuk menulis dengan kesibukan yang ada. Ketiga, jika remidi karena tidak ada ide untuk ditulis, berarti termasuk penulis yang sulit menemukan ide. Bisa dibilang tidak lihai mendapatkan ide menulis. Keempat, jika remidi karena kesalahan teknis, misalnya tulisan ternyata masih dalam draft, maka perlu ketelitian.
Jadi, remidi itu lebih banyak manfaat dari tidaknya. Oleh karena itu, jangan resah dan gelisah! Karena remidi akan membuat lebih berhati-hati. Selain itu, mengajarkan istiqomah, membagi waktu, dan tokcer dalam menemukan ide menulis.
Jangan salahkan remidi! Yang perlu disalahkan itu pribadi yang diremidi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ulasannya
Betul betul betul... Keren..pendapatnya....
Betul pak ...Saya juga remedi berulang kali
Semangat terus untk tetap menuli bu