Ihah Parihah

Lahir di Kuningan Jawa Barat tanggal 26 Juli, Ihah Parihah bercita cita menjadi penulis sejak kecil. Putri ke tiga dari ayah KH. Imam Nawawi dan Ibu Tit...

Selengkapnya
Navigasi Web

TELUSUR WISATA RELIGI CIHUNJURAN

Tantangan Hari Ke 2

#TantanganGurusiana

TELUSUR WISATA RELIGI CIHUNJURAN

Ihah Parihah

Banten selalu punya daya tarik tersendiri karena keeksotisan budayanya. Banyak tempat menyimpan nilai sejarah peninggalan kerajaan zaman dahulu. Salah satu tempat yang saya kunjungi adalah objek wisata Cihunjuran. Terletak di Desa Cikoneng Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang. Sebelumnya kami menyebut tempat tersebut dengan nama Wisata Angling Darma.

Selama perjalanan menuju Cihunjuran, mata dimanjakan oleh pemandangan indah khas pegunungan. Yang paling menarik hati, hampir sepanjang jalan kios penjual durian menggoda selera. Kanan kiri jalan adalah hutan durian milik warga. Rasanya terkenal manis dengan harga relatif murah. Jalan berkelok dan udara yang sejuk. Sekitar satu jam perjalanan dari pintu tol Serang Timur tanpa macet. Sayangnya bus yang kami tumpangi tidak bisa masuk ke wilayah tersebut karena harus melanjutkan perjalanan menggunakan angkot. Menurut pedagang di sana, bus pariwisata memang dilarang masuk. Kehadiran wisatawan dari luar kota, bisa dijadikan sumber penghasilan bagi warga yang berprofesi sebagai supir angkot.

Kekhawatiran menyergap ketika melihat kondisi mobil angkot yang tidak layak pakai. Asap knalpot mengepul hitam, badan mobil berkarat tanpa pintu. Jalanan ke arah Cihunjuran menanjak dan berkelok, takut tiba-tiba mobil tidak kuat naik. Bersyukur semua aman dan kami tiba sekitar lima belas menit perjalanan. Ongkos angkot biasanya sepuluh ribu sekali jalan. Tapi karena kami dihitung sewa, jadi seorang dikenakan ongkos Rp. 35.000.

Semua kendaraan hanya bisa sampai di terminal Pasar Pari. Melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sepanjang kurang lebih 500 meter. Melewati jalan setapak dengan pemandangan alam nan menawan. Sejauh mata memandang, kaki gunung Pulosari tampak megah. Sungai kecil mengalirkan air sebening kaca, di tengah pesawahan yang hijau menghampar.

Sebelum sampai pintu gerbang objek wisata, sebelah kiri jalan ada spot foto asyik dengan pemandangan di atas bukit. Lokasi selanjutnya banyak situs megalit (batu besar) yang konon peninggalan zaman kerajaan. Kolam ikan mas dengan air yang jernih di kanan kiri jalan. Ada yang menarik dari cerita ikan mas yang hidup di kolam dengan batu-batu besar di sana. Konon katanya, ikan tersebut dikeramatkan karena tidak bisa ditangkap. Kalau pun ada yang berniat membawanya ke rumah, maka akan kembali sendiri ke kolam. Wallahu A’lam.

Karena hari Minggu, suasana di dalam cukup ramai. Tarif masuk sepuluh ribu rupiah, sudah berikut asuransi. Memasuki pintu gerbang, kesejukkan langsung terasa menusuk. Kami putuskan menyewa tikar yang sudah digelar di bawah pohon rindang untuk makan siang. Beristirahat sejenak, lalu sholat Dzuhur di mushola yang terdapat di lokasi.

Wisata Cihunjuran merupakan Situs Budaya peninggalan kerajaan Salaka Nagara. Sebuah kerajaan yang berdiri sebelum Kesultanan Banten. Luasnya sekitar 5 hektar, sedangkan luas situnya 0,25 hektar. Selain situs cagar budaya, di tempat wisata Cihunjuran terdapat makam Prabu Angling Darma atau Ki Jangkung yang banyak dikunjungi peziarah. Kami ikut masuk ke area makan untuk ikut jemaah lain berdo’a dan bertawastul. Makam tersebut berada di satu bangunan tertutup. Di sebelah kiri terdapat mata air membentuk kolam kecil. Menurut penjaga di sana, air tersebut berasal dari pohon hunjuran yang terdapat di area makam. Masyarakat meyakini, berendam di kolam mata air itu dapat meningkatkan kharisma. Semua berpulang pada keyakinan masing-masing. Selain kolam kecil mata air, terdapat kolam ke dua yang cukup besar. Airnya sejuk dan jernih, hingga dasar batunya terlihat nyata.

Pemerintah Kabupaten Pandeglang sudah menata tempat wisata menjadi lebih nyaman. Walaupun masih sederhana, tapi kehadiran warung kecil dan kamar mandi di sekitar tempat wisata, sangat dibutuhkan pengunjung. Tidak lupa para penjual oleh-oleh khas Pandeglang berupa hasil kebun. Durian, petai, Emping melinjo, dan banyak hasil kebun lainnya. Satu macam saya beli, yaitu buah Alkesa, itupun karena belum pernah mencoba rasanya dan jadi penasaran. Setelah mencari di internet, ternyata buah tersebuh banyak manfaatnya untuk kesehatan. Mengunjungi objek wisata Cihunjuran di Kabupaten Pandeglang, selain mendapatkan manfaat relaksasi, juga keberkahan hasil bumi yang menyehatkan.

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

18 Jan
Balas

Terima kasih Bun

25 Jan

Waaah, kereeeen Bu. Menginspirasi pembaca

14 Aug
Balas



search

New Post