AMBYAR! Kirim WA Harus Bayar
WhatsApp merupakan aplikasi berbasis pesan yang sangat populer saat ini. WA menjadi aplikasi non Google kedua setelah Facebook yang diunduh lebih dari 5 miliar kali di Android.
Saya sering memakai WA. Anda juga pastinya. Selain karena jumlah penggunanya banyak, pengoperasiannya juga sangat mudah. Gratis pula.
Tapi kejadian ini benar-benar pengalaman baru bagi saya. Habis kirim WA, lha kok saya diwajibkan membayar. Duh, ambyar!
Siang itu saya dalam perjalanan menuju sekolah anak saya. Si bungsu sudah mulai pembelajaran tatap muka (PTM).
Di tengah jalan, mendadak saya ingat sesuatu yang penting. Saya harus mengirim WA ke teman, saat itu juga. Agar pesan segera tersampaikan.
Lalu saya menepikan kendaraan.
Saya nggak seperti orang-orang, yang bisa WA-an sambil nyetir. Atau memanfaatkan pemberhentian lampu merah, sampai diklaksonin karena mobil belum bergerak padahal lampu sudah hijau.
Lagi pula, ini pesan WA penting. Saya perlu waktu mengetik dan membaca ulang sebelum mengirimkannya.
Sekitar 5 menit, WA akhirnya berhasil terkirim. Saya siap melanjutkan perjalanan lagi menuju sekolah.
Masalahnya, begitu mau beranjak, mobil saya diketuk orang. Dari arah belakang.
Saya menoleh. Ternyata dia meminta bayaran.
Loh, bukannya WA itu aplikasi gratis? Kok saya dimintain duit, sih?
Lagian, itu cuma satu pesan WA. Bukan kiriman broadcast ke ratusan atau ribuan nomor yang mungkin memperlukan software tambahan.
Tapi siang itu saya sedang malas berdebat. Saya harus buruan, sebab anak saya sedang menunggu di sekolah. Kalau memang yang diminta dia uang, ya sudah kasih saja.
Saya buka jendela. Ngasih lembaran uang. Diterima lelaki yang ngetuk mobil saya tadi dengan senyum mengembang.
Mendadak mata saya melihat, byuhh.. lelaki itu bawa peluit. Dari situ saya tahu bahwa bayaran yang dipungut tadi ternyata uang parkir. Bukan jasa kirim WA.
Hahaha... keren juga Pak Parkir. Berhenti sekejap sudah dianggap parkir.
Semangat, Pak. Sehat selalu.
Surabaya, 10 Maret 2022
/MI
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Berhenti sekejap sudah dianggap parkir. Bukan jasa WA. hehe.., mantap pak Ceo. Sehat selalu Pak
Keren Pak Kumendan. Ada kejutan di akhir cerita. Hahaha...harus hati-hati berhenti sebelum dimintai upeti.
Kirim WA= ongkos parkir
Jika kirim WA 2x maka ketok kanan kiri. Keren Pak CEO.
Keren CEO. Keren menewen. Bayar habis WA an
Sipikir bayar wa beneran wah kena prank sama pak komandan nih hehe
Keren Pak CEO
Biasanya saya klo sdh kirim WA diminta transfer, Pak.
He he, biar sedetik. Itu juga parkir.
Ahahaaaa....pak ogah ternyata
Pentigraf yang keren...
Pentigraf yang keren...
Pentigraf yang keren...
Mantap, berani berbuat, berani bertanggungjawab. He he
Saya baca tulisan dari paragraf terakhir. Jadi anti kejut..ahaha.
Keren Pak Kumendan.