Aturan dalam Tantangan Gurusiana 365 sebenarnya cuma dua. Pertama, peserta mengunggah tulisan di Gurusiana selama 365 hari tanpa jeda. Kedua, jika sehari tidak menulis, peserta diharuskan remedi atau mengulangi hitungan tantangan dari hari ke-1 lagi. Sesederhana itu.

Bagaimana jika tidak adanya unggahan tulisan itu disebabkan kendala teknis server Gurusiana, bukan karena peserta tantangan tidak menulis, seperti terjadi pada 10 Februari lalu?

Saya tahu rasan-rasan di kalangan gurusianer mengharap ada pengampunan massal. Artinya, bolong pas server error ya tidak dikenakan remedi. Terus terang sulit mengakomodasi usulan seperti itu.

Tantangan Gurusiana 365 ini sekarang diikuti ribuan penulis. Karena jumlahnya sangat banyak, verifikasi kelulusan paling mudah dan akurat ya berdasarkan data server. Selama punya tulisan berurutan selama 365 hari tanpa jeda ya lulus. Kalau ada bolong, ya hitungan dimulai lagi setelah remedi dijalankan.

Lagi pula, kejadian error itu durasinya juga nggak lama. Nggak pernah sampai sehari semalam penuh sehingga benar-benar nggak ada waktu posting tulisan.

Itulah mengapa admin sering menyarankan agar peserta mengunggah tulisan di awal waktu. Paling cuma butuh beberapa menit. Apalagi kalau sudah punya tabungan draft naskah di note HP. Tinggal copy paste dan publish, beres. Nggak lama.

Tapi itu memang kondisi ideal. Kadang saya sendiri juga nggak sempat kirim tulisan di awal waktu. Termasuk pas kejadian sulit akses Gurusiana pada 10 Februari kemarin.

Mau tahu buktinya? Penasaran gimana saya tetap bisa lolos mengunggah tulisan meski banyak gurusianer gagal akses? Nih, perhatikan manajemen artikel saya di Gurusiana.

Pada 10 Februari itu, saya mulai menulis (first input time) pukul 23.22 WIB. Waktu rawan itu, sebab sekitar setengah jam lagi sudah deadline. Tulisan saya sukses tayang (publish time) pukul 23.23 WIB.

Kok bisa cuma semenit? Ya bisa, karena sebelumnya saya sudah mengonsep draft-nya di note HP saya.

Sik sik sik... pas jam-jam itu kan sistem Gurusiana sedang error? Kok masih bisa kirim tulisan?

Nah, gini saya ulangi penjelasan yang sudah sering saya sampaikan. Server Gurusiana itu di-split jadi dua bagian terpisah: satu untuk teks dan satu image (gambar).

Biasanya yang sering error itu server gambar. Mengapa? Ya, karena isinya foto-foto, memakan space besar. Kalau ribuan orang mengirimkan file foto yang banyak, lama-lama penuh juga. Baru bisa dimasukin foto lagi kalau storage yang full tadi diperbesar kapasitasnya. Untuk itu Gurusiana harus mengurus pembayaran dulu ke penyedia server di Singapura sana.

Sementara server teks, biasanya relatif lebih aman. Karena kapasitas yang terpakai nggak banyak. Makanya, kalau Gurusiana pas sulit dikirimi artikel bergambar, kirimkan teks saja. Jika tetap memerlukan ilustrasi gambar, itu bisa diedit belakangan, pas server sudah normal.

Perhatikan, saya juga melakukan itu. Terekam di manajemen artikel saya, ada aktivitas edit (last update time) pada besoknya, 11 Februari pukul 09.38 WIB. Pagi itu kan Gurusiana memang sudah normal.

Jadi, gitu kiatnya tetap bisa mengunggah tulisan saat Gurusiana error. Lakukan agar lolos dari kewajiban remedi.

Selamat remedi, eh.. maksud saya selamat mencoba.

Surabaya, 14 Februari 2022

Mohammad Ihsan