IIM IMANDALA

Nama lengkap IIM IMANDALA, tercatat sebagai guru Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Cicendo Kota Bandung. Saat ini sedang mendapat tugas belajar di Nanjing Normal...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pendidikan Inklusif Di Negeri Kungfu Panda

Pendidikan Inklusif Di Negeri Kungfu Panda

Hampir semua orang sudah tahu bahwa negeri yang terkenal tembok raksasanya adalah Cina/Tiongkok, namun masih sedikit orang yang mengenal sistem pendidikan di negeri tersebut. Terlebih lagi mengenai pendidikan inklusifnya. Melalui tulisan singkat ini, mari kita sedikit mengenal pendidikan inklusif di negeri Tiongkok.

Sistem pendidikan di Tiongkok banyak dipengaruhi oleh pemikiran Confucius, budaya khas suku yang ada, dan kondisi pasca revolusi Tiongkok yang membawa mereka ke arah sosialis. Selain itu, menurut Journal of Remedial and Special Education ada sedikit 'cita rasa pendidikan Barat' yang meresap dalam sistem dan proses pembelajarannya. Pengaruh tersebut telah memberi kontribusi positif terhadap layanan pendidikan bagi anak-anak di Tiongkok, khususnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Dalam rangka memperbaiki sistem pendidikan dan memberikan hak pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khsusus di Tiongkok maka pada tahun 1986 diterbitkan undang-undang sistem pendidikan Tiongkok. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan secara eksplisit bahwa pendidikan khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus adalah bagian dari sistem pendidikan nasional mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi.

Implementasi dari undang-undang sistem pendidikan itu adalah pemerintah membuat model pembelajaran Learning in Regular Classroom (LRC) dalam bahasa Tiongkok disebut suiban jiudu (随伴就读). Melalui model itu setiap anak berkebutuhan khusus dapat belajar/sekolah bersama-sama dengan anak-anak pada umumnya di sekolah reguler. Anak-anak berkebutuhan khusus juga wajib sekolah sekurang-kurangnya 9 tahun. Setiap anak berhak sekolah di sekolah yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Pemerintah Tiongkok juga membuat peraturan bahwa setiap sekolah wajib menerima anak-anak berkebutuhan khusus. Jadi sejak 1986 pemerintah Tiongkok tidak membangun sekolah khusus atau sekolah luar biasa (SLB) tapi mendorong orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus agar menyekolahkan anaknya di sekolah terdekat. SLB yang sudah ada menjadi pusat pendidikan vokasi dan hanya melayani jenjang pendidikan menengah bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Melalui model LRC telah melejitkan angka partisipasi sekolah bagi anak berkebutuhan khusus. Pada tahun 2004 kementerian pendidikan Tiongkok mencatat bahwa sebanyak 64% dari populasi anak berkebutuhan khusus telah bersekolah bersama-sama dengan teman sebayanya di sekolah reguler. Hingga saat ini angka tersebut masih terus bergerak.

Melalui penerapan model LRC ini sesungguhnya pendidikan di Tiongkok telah memasuki babak awal pendidikan inklusif. Meskipun demikian, pemerintah Tiongkok tidak mau menyebut LRC sebagai pendidikan inklusif. Mereka hanya menyatakan bahwa pendidikan di Tiongkok menuju ke arah model pendidikan inklusif. Hingga saat ini pemerintah, pakar pendidikan, dan praktisi pendidikan Tiongkok masih menggunakan istilah LRC (suiban jiudu). Hal itu didasari fakta bahwa dalam praktek LRC masih banyak kekurangannya.

Berdasarkan data hasil kajian bahwa para pendidik pun menyadari LRC yang dijalankan masih sebatas mampu menerima kehadiran anak berkebutuhan khusus yang ada di kelasnya. Para pendidik belum mampu memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Selain karena faktor terbatasnya kompetensi yang dimiliki oleh pendidik, juga masih sedikit tenaga pendidik yang memiliki kompentensi/keahlian pendidikan khusus. Masalah sarana-prasarana cenderung mampu memenuhi kebutuhan belajar anak-anak berkebutuhan khusus. Perihal biaya pun setiap anak dibebaskan dari segala biaya pendidikan.

Dari kelemahan yang ada maka dibuat inovasi layanan berupa adanya kelas khusus (bagi yang hambatannya berat) di dalam sekolah reguler, membuat sistem kerjasama dengan guru ahli pendidikan khusus atau pemerintah menugaskan guru pendidikan khusus memberikan layanan pendidikan khusus di sekolah reguler, bekerjasama secara kelembagaan dengan SLB terdekat, dan kementerian pendidikan membuat program peningkatan kompetensi bagi guru-guru umum mengenai layanan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus.

Inovasi pendidikan dan proses perbaikan kelemahan terus berlanjut di negeri tembok raksasa itu. Mereka berharap semoga pendidikan inklusif dapat terwujud.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih sangat. Informasinya berguna.

30 May
Balas

terima kasih juga sudah membacanya

07 Jun



search

New Post