Iin Indrawati

Guru Biologi dan Wakasek Kurikulum di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi, Sumut...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ceritaku saat Bekerja di Rumah Aja

Ceritaku saat Bekerja di Rumah Aja

Ceritaku saat Bekerja di Rumah Aja

(Tantangan Hari ke-3)

Hingar bingar situasi penyebaran virus Corona (Covid-19) semakin ramai dibicarakan. Tidak ada yang menyangka tanggal 21 Maret 2020 ternyata akhir dari KBM di sekolahku dengan tatap muka langsung, setelah itu sesuai surat edaran Dinas Pendidikan terkait pencegahan penyebaran virus Corona, siswa harus belajar di rumah.

Negeri ini sedang dilanda musibah. Mungkin sang Maha Esa ingin menyapa hambanya lewat cobaan yang diberikan. Tanpa persiapan, semua serba dadakan, situasi darurat, sehingga memaksa kita harus belajar dan bekerja di rumah.

Tugasku sebagai wakakur adalah amanah, tanggung jawabku terhadap kegiatan sekolah khususnya KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) harus tetap berjalan. Mulailah aku bekerja dari rumah (Work from Home). Lewat WA grup, informasi kusampaikan kepada siswa untuk tetap belajar di rumah, dan guru tetap memberikan materi pelajaran dengan tidak memberatkan via online (daring). Kususun jadwal kegiatan pembelajaran daring agar KBM tetap terkoordinir. Himbauan di rumah aja (stay at home) sebagai sapaan langsung bagi siswa juga kubuat dalam bentuk video untuk dishare ke seluruh siswa via WA (https://youtu.be/-N22YJ3EJ5k)

Selama bekerja dari rumah, gawaiku tak henti-hentinya berbunyi, memberikan notifikasi, baik dari kasek, cabdis, guru maupun siswa. Komunikasi, pelayanan pendidikan bagi siswa, dan tugas-tugas sekolah tetap berlangsung, termasuk laporan pelaksanaan Ujian Sekolah, penetapan kelulusan, dan lainnya.

Di antara tugas yang kukerjakan via daring, ada hal yang berkesan, yakni kehebohan para guru di grup WA. Begini ceritanya, dua minggu setelah KBM daring berlangsung, kuminta para guru melaporkan hasil pembelajarannya via daring berupa screenshot bukti pembelajaran, dokumentasi dan laporan kegiatan sesuai format yang kuberikan.

Huff... para guru tampak sibuk menyiapkan laporan. Grup WA sekolahpun ramai dengan komentar-komentar yang kadang membuatku tertawa karena berisi candaan seputar tugas.

Para guru aktif melaporkan hasil kegiatan pembelajaran daringnya. Guru-guru muda tertantang harus kreatif dan berlomba mahir menggunakan berbagai aplikasi daring. Ada beberapa guru senior yang akan memasuki masa purna tugas mengeluh dan panik karena harus membuat laporan via daring. “Waduuuh nggak ngerti saya bu In, pusing saya. Bisa-bisa immun kita berkurang melawan Covid-19 dengan banyaknya tugas, harus ngajar online, periksa tugas siswa, bikin laporan online lagi, nggak ngerti saya”. Aku tersenyum namun bangga dengan para guru khususnya guru senior, meski tidak begitu mahir teknologi namun semangat menyelesaikan tugas. Terbukti, meski mengeluh, protes dan ribut di WA, baik guru junior maupun senior, namun setelah dibimbing dan saling bantu, akhirnya tugas selesai juga. Semua guru di sekolahku membuat laporan kegiatan pembelajaran daringnya. Alhamdulillah selalu ada kekompakan dan kerjasama yang baik. Barakallah.

Hikmah yang dapat dipetik dari fenomena ini, baik guru junior maupun senior harus paham teknologi, berlomba meningkatkan kompetensinya, untuk memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.

Selain mengerjakan tugas sekolah, aku juga memanfaatkan waktu yang berkualitas bersama keluarga. Kebersamaan dalam keluarga sungguh hal yang tidak ternilai harganya. Ibadah bersama, makan bersama, olah raga bersama, dan lainnya. Termasuk mendampingi putri bungsuku Ummu Sitta Anjani menyelesaikan tugas daring perkuliahannya.

Berdasarkan pantauan dan kondisi di lapangan, baik komunikasi dengan guru, curhatan siswa maupun pendampingan dalam tugas perkuliahan anak, banyak hal yang harus diperbaiki dalam pembelajaran via daring. Banyaknya tugas yang diberikan guru/dosen tanpa bimbingan dan interaksi menjadikan pembelajaran yang seharusnya menyenangkan menjadi membosankan bahkan membuat stres apalagi menuntut tugas harus diserahkan dalam batas waktu yang singkat. Kondisi ini semakin parah jika orangtua tidak mendampingi anaknya dalam pembelajaran di rumah.

Kita belum tahu berapa lama lagi harus stay at home, dan melaksanakan pembelajaran via daring, oleh sebab itu guru harus terus meningkatkan kompetensinya. Ciptakan ide-ide kreatif, dan pembelajaran menyenangkan agar belajar di rumah, membuat siswa merasa senang dan tetap semangat.

Salam Literasi!

Penulis adalah Indrawati, S.Pd., M.Sc. Seorang guru berprestasi yang menyukai kegiatan parenting, dan menulis buku “Anak Tambang Emasmu”. Beliau diberi amanah sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum di SMAN 1 Tebing Tinggi, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Beliau dapat dihubungi melalui email [email protected]. No HP/WA 0853-5919-5508.

#TantanganGurusiana

#lombamei2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bu urkul

06 May
Balas

trima kasih bu Sal...

06 May

Mantap bund dan semoga sukses selalu.

06 May
Balas

amiin..trima kasih bunda Aisyah

06 May

Keren kak...salut saya sama senior yang punya semangat terus.semoga menular semangat para senior buat kami yg junior ini.

06 May
Balas

Amin..trima kasih adek...

06 May

Mantap Bu ... Semangat yang luar biasa

06 May
Balas

trima kasih kak Jun..

06 May



search

New Post