SAJAK KECIL
Ya bagaimana lagi. Lalu segera kubuat sajak. Sebab prosa terlalu datar dan manis. Nyaris tenggelam dalam kisah dan perjalanan.Terombang-ambing dalam paragraf. Dilema dalam tanda baca.
Aku mulai tuliskan sajak. Karena kasih serupa benih. Yang perlu kutanam dan kelak mengembang. Dan ladang itu adalah kesabaran. Tempat kutuai benih hingga beranting-ranting. Hingga rimbun daun teduhkan rindu
Sajak kecil ini. Tempat aksara cinta dan benci. Seperti bunga dalam kelopak. Seperti doa di setiap malam. Aksaramu kukumpulkan dalam wening. Wujudmu kusebut mantra : Pergi berlayar, menuju ke muasal ...
Bukankah begitu akhirnya? Kata-kata mulai ngalir seperti sungai yang melata di bawah gurun pasir. Lelaki dan perempuan adalah dua roh yang dijahit jadi satu : “welas asih”. Kata-kata terus ngalir dalam arus hidup dan ngendap jadi oasis.
(Nov’ 2017)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa ibu
Makasih pak ahmad. Salam hangat
Saya suka tulisan ibu
Makasih bu Nurmani