Iin Nuraini

SEORANG GURU KELAS DI KOTA SOLO...

Selengkapnya
Navigasi Web
TIDAK MELULU PADA LOGIKA

TIDAK MELULU PADA LOGIKA

Tidak dipungkiri lagi, orangtua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Orangtua akan memilih sekolah yang bonafide dan terpercaya. Dengan kata lain, sekolah dapat mengembangkan minat , bakat dan prestasi anak. Namun seringkali, orangtua salah kaprah dengan menomorsatukan pengetahuan logika seperti matematika dan IPA sebagai tolok ukur kecerdasan anak. Anak didorong untuk mendapatkan nilai bagus di mata pelajaran eksakta. Orangtua akan sibuk mencarikan les-les privat agar nilai matematika dan IPA mereka bagus. Orangtua rela merogoh kocek yang dalam agar anaknya les sore dan malam tanpa memperhatikan kecerdasan lain dibalik kemampuan anaknya. Orangtua harus tanggap dengan minat dan bakat anaknya. Anak tidak harus menonjol di semua bidang. Anak pasti memiliki kecerdasan di satu bidang. Jangan paksa anak cerdas pada logika saja, lihatlah anak akan lelah dan bosan pada les-les yang membuatnya tertekan. Akhirnya yang didapat hanya kebencian saja.

Cukuplah saya sebagai orangtua misalnya, yang menjadi korban salah jurusan karena menuruti keinginan Ibu agar saya masuk di dunia Pendidikan. Padahal dari masa SMA saya sangat gemar dunia sastra sampai bercita-cita kuliah di Fakultas Sastra. Namun kenyataan berkata lain, saya masuk di Fakultas Keguruan yang jauh dari bayangan saya. Alhasil, kuliah semau gue dan nilai pas-pasan. Siapa yang kecewa?

Perlu kita pahami, kecerdasan non logika seperti seni, olahraga, musik, sosial, dan kemampuan interpersonal masing-masing memiliki standar kecerdasan sendiri. Pelajari kecerdasaan anak dari kecil. Jangan salah mengarahkan anak sesuai keinginan orangtua. Penganaktirian pada kecerdasan non logika perlu kita hentikan. Ajak anak ngobrol, apa yang paling dia sukai di sekolah. Jika anak menonjol di olahraga, berusahalah memfasilitasi anak dengan membelikan alat olahraga dan masuk ke klub olahraga yang ia sukai. Jika memiliki jiwa seni yang bagus, ajak dia melihat berbagai pertunjukan seni dan memasukkan ke sanggar seni yang dia inginkan. Jangan sampai ke-egoisan orangtua membawa jurang yang dalam untuk anak. Masa depan anak bukan semata di tanganya sendiri, kita lah yang membuka start masa depan anak. Yuk, kita buat cetakan masa depan anak yang terbaik untuk putra-putri kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post