Iin Tri Kusminarni

Saya adalah pengajar tetap di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya. Sejak tahun 2000 merantau ke kota pahlawan untuk kuliah di sana. setelah lulus kuliah, saya bekerja d...

Selengkapnya
Navigasi Web
Idul Adha ditengah pandemi

Idul Adha ditengah pandemi

Untuk menghindari kerumunan yang berlebih, tahun ini sholat ied di perumahanku dibagi menjadi dua tempat. Warga RT 01 - 03 melaksanakan sholat ied di masjid perumahan dengan imam dan ceramah oleh Abah Najib, sedangkan warga RT 04 – 07 sholat di lapangan basket bersama Ustad Taufik Sirojudin sebagai imam dan Ust Misbah penceramahnya. Mereka semua adalah warga perumahan yang ditunjuk warga karena dirasa mampu menjalankan amanah tersebut.

Agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, idul adha kali ini cenderung sepi. Banyak warga yang memilih sholat idul adha dirumahnya masing-masih seperti peaksanaan sholat idul fitri dua bulan sebelumnya. Mereka masih takut untuk keluar dan berkumpul dengan banyak orang.

Semua jamaah sholat id wajib mengenakan masker, sebelum masuk tempat sholat mereka di cek suhu tubuhnya. Jamaah tidak diperkenankan mengikuti sholat id Jika suhu tubuhnya diatas 37 derajat celcius. Kotak infak tidak diedarkan dari satu orang ke orang lainnya tetapi diletakkan di pintu masuk lapangan basket sebagai tempat sholat. Ini bertujuan untuk menghindari banyak sentuhan tangan jamaah pada kotak amal. Jarak antar jamaah juga diatur, minimal satu meter antara satu jamaah dengan jamaah lainnya. Tanda silang dari kapur putih pada lantai terlihat nyata sebagai tempat yang harus dikosongi. Para jamaah hanya membawa koran bekas dan sajadah sebagai alas sholat per individu, tidak membawa tikar lebar seperti biasanya.

Tahun ini beberapa masjid / instansi juga tidak mengadakan sembelihan hewan qurban dengan alasan menghindari kerumunan warga saat penyembelihan. Jika mengadakan pun, panitianya terbatas dan tidak sembarang orang boleh ikut mengeksekusi hewan.

Sekarang semua serba diatur, tak sebebas dulu. Sampai tata cara ibadah kita juga diatur. Meski begitu aspek iman tidak boleh dimain-mainkan.

Apakah Karena corona kita merana ?

Sebenarnya ujian ini adalah sarana ampunan dosa dan merupakan bagian dari cara Allah untuk menaikkan derajat kita. Yakinlah ujian ini sesuai dengan batas kemampuan kita. Insha Allah semua akan ada jalan keluarnya. Masih banyak hal yang patut kita syukuri ditengah ujian ini. Mari tata mindset kita sehingga bisa menikmati dinamika kehidupan ini. Masa pandemi adalah masa terbaik untuk tampil di tengah masyarakat, berikan kontribusi terbaik bagi sesama.

BaitiJannati16/08/2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post