Iin Tri Kusminarni

Saya adalah pengajar tetap di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya. Sejak tahun 2000 merantau ke kota pahlawan untuk kuliah di sana. setelah lulus kuliah, saya bekerja d...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pengalaman Berharga

Pengalaman Berharga

“ Pyaarrrr..... “

" Ono wong Tibo mbak " spontan kulontarkan kalimat itu ke mbak Ana saudaraku saat terdengar suara khas kaca pecah dari arah depan.

Sambil menggendong ponakan bayiku, setengah berlari kukeluar melihat apa yang terjadi.

Dari arah timur, dua lelaki tergopoh – gopoh menuju kali depan rumah. Firasatku gak enak dibuatnya.

“ Wah, pasti terjadi sesuatu ini ” pikirku.

“ Tapi apa ? “ berjuta pertanyaan berenang di kepalaku

Ternyata benar, seorang Bapak paroh baya penjual kue keliling nyungsep masuk kali depan rumah. Darah segar mengucur deras di pelipisnya. Terjepit gerobak motor, lemah, lunglai tak sadarkan diri entah bagaimana nasibnya.

Sejurus kemudian, mbak Ana saudaraku memanggil Fian suaminya, akupun memanggil mas Fajar suamiku yang sedang bersama main PS di ruang belakang.

Melihat keadaan korban, tanpa komando Fian langsung melompat masuk ke dalam kali. Tak mau ketinggalan, Mas Santoso tetangaku ikut turun ke dalam kali berkedalaman sekitar 2 meter itu. Dengan sigap Fian menahan tubuh korban agar aman sementara Mas Santoso berusaha menyingkirkan motor beserta gerobak yang menghimpit tubuh korban. Setelah itu mereka mengeluarkan korban sedikit demi sedikit dari himpitan kemudian membopongnya keluar. Beberapa orang yang berada diatas membantu mengangkat tubuh korban dan membawanya ke teras depan rumah.

Setelah korban di evakuasi, beberapa orang turun ke kali untuk mengeluarkan motor, gerobak, jajanan dll yang tercecer di sana. Mereka memasang tali, mendorong, dan mengangkat motor gerobak ke atas dengan bantuan tarikan kuat – kuat dari bapak – bapak yang berada di atas. Setelah itu mereka sibuk mengumpulkan pecahan kaca, donat dan jajanan lain yang berserakan bercampur darah dan lumpur di dalam kali. Meski terkendala kedalaman kali dan banyaknya lumpur tapi alhamdulillah semua barang berhasil di angkat ke atas.

Melihat kejadian itu kumerinding, tubuh ini seakan ikut lemas dan gemetar. Tak terasa cairan bening keluar dari kedua sudut mataku. Deg-deg an bercampur haru jadi satu. Kuhanya bisa berdoa semoga korban selamat.

Mas santoso meminta kami untuk mengambilkan bantal sebagai alas kepala. Segera ku masuk rumah mencarinya. Belum sempat masuk kamar, ibuku sudah menenteng bantal warna biru dan menyerahkannya kepadaku. Segera kuberikan bantal itu kepada 2 tetanggaku yg memegangi korban. Alhamdulillah tak lama kemudian ia kembali siuman.

Sementara itu, Nilam sepupuku yang lain meminta tolong bulek Kisti yg berprofesi sebagai perawat untuk memeriksa keadaan korban, paling tidak memberi pertolongan pertama pada lukanya. Meski saat itu sedang makan, bulek langsung menghentikan aktifitasnya. Segera ia menuju TKP dengan menenteng kotak P3 nya. Dengan sigap ia membersihkan darah di pelipis korban kemudian memasang perban di sana. Tak tega kumelihatnya, ada luka mengangga di sana.

Meski korban telah sadar, tapi ia tak ingat apapun. Bagaimana kejadian dan mengapa, sama sekali tak ada ingatan. Ia malah balik bertanya apa yang telah terjadi dengan dirinya. Kami sempat panik mendengar itu karena takut ia telah hilang ingatan. Dari keterangan saksi, korban jatuh sendiri. Dengan kecepatan tinggi, pagi itu sekitar jam 8 nan pagi tiba – tiba motor gerobak yang ditumpangi korban meluncur masuk kali dari arah selatan, jadi murni ini adalah kecelakaan tunggal. Entah ini karena pengemudi ngantuk, rem blong, atau sebab yang lain. Wallahu a’lam.

Setelah beberapa saat, korban mulai mengingat dirinya. Fian memintanya mengeluarkan KTP sebagai tanda pengenal. Dari informasi yang tertera di KTP, Lek Tolet tetanggaku tau alamat rumah korban dan kebetulan ia punya teman di daerah itu. Segera ia keluarkan HP, mencari kontak temannya kemudian menelfon untuk meminta tolong kepadanya untuk menyampaikan kabar kecelakaan ini pada keluarga korban.

Beberapa orang menggotong motor dan gerobak korban ke bengkel dekat tempat kejadian. Membersihkan pecahan kaca yang tersisa dan mengamankan helmnya.

Saat itu juga Fian berniat mengantar korban ke puskesmas agar luka dikepalanya segera tertangani. Ia meminta Mas Fajar memegangi korban saat dibonceng Motor. Karena kurasa itu berbahaya, maka kusarankan kepada mereka agar mengantarnya menggunakan mobil saja, insyaallah lebih aman. Alhamdulillah mereka setuju. Mas Fajar segera ambil kontak dan melarikan korban ke puskesmas karangpilang lamongan.

Sementara korban ditangani dokter IGD, Fian dan Mas Fajar berniat mencari rumah korban. Untuk memudahkan pencarian, mereka berdua meminjam motor puskesmas dengan menyerahkan KTP sebagai jaminan. Setelah keluar masuk kampung di gang – gang sempit akhirnya mereka bertemu keluarga korban, alhamdulillah… lega rasanya.

Sesampainya Mas Fajar dan Fian di rumah, tak sabar kami mendengar cerita dari mereka. Bagaimana penanganan di puskesmas, apakah luka korban parah ?, sudah ketemu keluarganya atau belum ? dll penuh tanya.

Alhamdulillah, pengalaman berharga kudapat saat pulang kampung kali ini. Kubersyukur menjadi bagian dari masyarakat desa yang masih peduli dengan orang lain. Pagi ini kubelajar betapa pentingnya kepedulian dan gotong royong dalam masyarakat. Jangan sampai sikap-sikap itu terkikis, saat terjadi kecelakaan hanya sibuk memfoto dan merekam kemudian upload ke medsos tanpa berfikir mana yang harus di dahulukan, segera selamatkan nyawa atau sekedar menyebar berita.

BaitiJannati,Ahad16/05/2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin ya robbal alamiin. Terimakasih Bu Fifit Wulandari

17 May
Balas

Terharu membacanya. Semoga sifat tolong menolong masih menjadi ciri khas bangsa kita ini. Aamiin

16 May
Balas



search

New Post