Si Gembul Dino
“ Ma, makan lagiii… “ rajuk Dino kepada mamanya.
Dino Si Gembul yang suka makan melebihi porsinya.
“ Tadi kan sudah nak”. Sahut mamanya lalu beranjak ke dapur.
Tak berselang lama, terdengar suara salam dari balik pintu.
“ Assalamualaikum…”
“ wassalamualaikum…”
Tergopoh-gopoh setengah berlari mama Dino membukakan pintu. Sedikit kaget melihat Pak Arif beserta anak dan istrinya sudah berdiri di depan pintu. Tak menunggu lama, mama Dino langsung mempersilahkan ketiga tamunya masuk.
Mendengar ramai suara tamu, Pak Maman ayah Dino langsung keluar menemuinya. Mereka terlihat akrab dan saling melepas rindu. Maklum sudah 15 tahun sejak lulus kuliah mereka tak pernah bersua. Selepas sholat duhur berjamaah, Pak Maman mengajak ketiga tamunya untuk bersantap siang.
Kaget bukan kepalang, hampir berteriak saat Bu Maman membuka tudung makanan di atas meja. Apa yang terjadi ? Makanan ludes tak bersisa, hanya sisa sampah makanan yang berceceran disana.
“ Astagfirullah… ulah siapa ini ? “ Gerutu Bu Maman dalam hati.
Malu, marah, gemas, saat semua tamu sudah bersiap makan di depan meja tapi ternyata makanannya alpa. Secepat kilat, Pak maman mengalihkan perhatian dan mengajak tamunya ke ruang tengah untuk menonton TV, tak lupa ia juga meminta maaf atas kejadian itu. Sementara mereka nonton TV dan makan cemilan seadanya, Pak Maman ijin keluar sebentar. Beliau bermaksud mencari makanan apapun yang bisa dibeli untuk pengganti makan siang yang ludes tak bersisa. Setelah berputar-putar, hanya ada warung bakso beranak di ujung desa. Maklum, donosuko adalah desa terpencil yang masih jarang penjual masakan matang di warung.
Setengah berteriak Bu Maman memanggil-manggil Dino ke seluruh penjuru rumah dan sekitarnya, setelah tamu-tamunya pulang tentunya. Sedari tadi tak kelihatan batang hidungnya, sejak Dino minta makan lagi tadi pagi. Entah kemana si gembul itu menghilang.
Sementara itu, terdengar rintihan seorang anak di kebun Pak Saleh
“ Aduuhh…perutku… sakit ” sambil memegangi perutnya Dino merunduk kesakitan.
“ Hai Din, kenapa dengan perutmu ?” tanya Adi teman bermain Dino.
“ aduuhhh …peritku sakit” keluh Dino masih memegangi perutnya
“ kenapa ? ayo kuantar pulang “ ajak Adi
“ aku takut pulang “ sahut Dino
Adi bertanya alasan Dino kenapa ia tak mau diantar pulang. Sambil tersedu Dino menceritakan masalahnya kepada sahabatnya itu. Setelah dibujuk Adi, akhirnya Dino mau pulang.
Sesampainya di rumah Adi langsung mencari Ibunya dan meminta maaf. Ia berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Kini ia sadar bahwa makan berlebihan itu membuat sakit, apalagi memakan makanan yang bukan haknya. Sejak saat itu Dino berusaha mengurangi makan berlebihnya, kini ia juga selalu ikut orangtuanya puasa senin – kamis. Alhamdulillah….
BaitiJannati14/12/2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih, Sukses juga buat Bu Samsiar
Wah.. keren sekali ceritanya Bunda. Sarat pesan moral dan sangat berkesan. Sukses selalu buat Bunda.