Iis Nuraeni, M.Pd

Kepala SMPN 12 Kota Cirebon ...

Selengkapnya
Navigasi Web

BENARKAH DESEMBER ITU KELABU?

Catatan Harian Cikgu

Desember memang selalu berwarna kelabu, sebab pada bulan ini musim penghujan tak lagi bisa kompromi dg jemuran. Mendung selalu menelikung matahari yg hendak bersinar, sehingga para ibu mengeluhkan cucian dan jemuran yg lama kering serta menimbulkan bau asem pada pakaian.

Kelabunya hati ibu- ibu diperparah juga dengan aroma bencana saat bulan Desember tiba. Masih lekat dalam ingatan kita saat musibah tsunami Aceh yg merupakan bencana terbesar sepanjang sejarah di Indonesia, terjadi pula di bulan Desember. Sungguh perih dan menyisakan luka pada memori kita yg sangat luar biasa.

Jika teringat semua itu, lelah dan penat yang saya rasakan saat mengisi rapot K13 ternyata tak ada apa-apanya dibandingkan dengan kesedihan GURU di Aceh kala itu. Kita memang harus selalu pandai bersyukur dan jangan hanya bisa mengeluh.

Seperti juga hari ini. Saya sedang mengobati keluhan pada hati sendiri sebab jika menuruti keinginan badan, rasanya ingin mengistirahatkan badan sambil selonjoran.

Betapa tidak ingin istirahat, seharian kemarin kaki ini pegal memakai sepatu dg tinggi hak sepuluh sentimeter, berkebaya, dan tahan perut supaya tampak langsing. Wara wiri sok sibuk jadi pager ayu yg tidak jelas ayu dari mananya (hehehe).

Sebelum itu tiga hari berturut-turut harus mengkoordinasikan berbagai kegiatan peringatan Hari Ibu di organisasi istri ASN. Sambil diselingi bolak balik ke sekolahan mengolah nilai untuk rapot K13 yang dikeluhkan banyak guru (tapi tidak termasuk saya, soalnya jika saya mengeluh, keluhannya tak akan muat satu ember...hehehe).

Hari ini saat masa liburan tiba, saya berniat istirahat dan banyak tidur di rumah. Tetapi nasib liburan untuk bisa selonjoran belum berpihak kepada saya. Nurani sebagai ibu lebih kuat dan mengalahkan niat bermalas-malasan.

Semalam pesan whatshap dari anak saya di Jogja sangat membuat resah.

"Mah, Aa badannya panas lagi..."

Duuhhh!!! ini tentu saja mengusik hati seorang ibu. Pikiran tak tenang dan sepertinya ingin segera berlari ke Jogjakarta.

Kerisauan itu diperparah saat sehari sebelumnya menerima pesan whatshap dari anak saya yg kedua saat gempa kemarin melanda Jabar dan Jateng.

"Mah, di Jogja gempa...keras banget...teteh takut, pingin pulang..."

Tak terasa sungai mengalir di ujung mata dan aku putuskan berangkat ke Jogja untuk kali kedua di bulan ini.

Dalam kereta menuju Yogya

17 Desember 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Desember ceria ibu cantik..semoga aa cepat sehat dan sukses slalu buat putra putri ibu yang hebat dan luarbiasa

17 Dec
Balas



search

New Post