Iis Nuraeni, M.Pd

Kepala SMPN 12 Kota Cirebon ...

Selengkapnya
Navigasi Web

TIDAK PINDAH KE LAIN HATI

Hari ini seperti biasa, saat jam istirahat kedua, para guru dan murid di sekolah kami melaksanakan shalat dhuhur. Jam istirahat memang sudah di-setting pada saat azan dhuhur tiba, jadi semua warga sekolah bisa melaksanakan sholat berjamaah.

Seusai shalat berjamaah, saya mencari tempat rehat terbaik di sekolah. Pada jam-jam seperti ini Kota Cirebon memang selalu meninggalkan “kegerahan” yang sangat dahsyat. Keringat akan mengucur deras membasahi punggung bahkan sekujur tubuh. Rasanya tempat terbaik adalah masuk ke dalam kulkas empat pintu lalu membayangkan rasa “adem” musim dingin di luar negeri.

Akhirnya saya menemukan “surga dunia” di sekolah ini. Adalah ruang kepala tata usaha yang meski kecil tetapi bersih, berkarpet, dan AC-nya dingin sekali. Itulah sasaran saya “ngadem” siang ini sebelum kembali mengajar ke kelas.

Di ruangan itu ternyata sudah ada ibu guru muda nan manis. Ia pun rupanya sedang mencari “surga dunia” juga seusai berjibaku melawan keringat. Sementara penghuni ruangan, Ibu Kepala TU entah sedang pergi kemana.

Singkat cerita terjadilah percakapan diantara kami. Saat itu sambil ngobrol, saya membenahi jilbab dan riasan wajah. Saya tidak mau terlihat berantakan dilihat para murid saat ke kelas nanti.

“Bu, dulu cita-cita ibu waktu kecil pingin jadi penyanyi ya?” tiba-tiba temanku itu bertanya sambil memperhatikan aku berdandan di depan cermin.

“What???!! Sok tau ahh dirimu Neng.” Jawabku sambil tersenyum.

“Memang bisa menebak dari sisi mana?” tanyaku.

“Hehehe...itu dari cara berdandan dan make-up-nya, trus kalau ibu nyanyi suaranya bagus juga,” jawab bu guru manis itu.

Setelah itu saya katakan tebakkan dia itu salah besar. Seperti sebagian besar cita-cita anak Indonesia lainnya, saya memang tidak pernah bercita-cita menjadi guru waktu kecil dulu. Ketika saya katakan padanya bahwa cita-cita saya dulu adalah ingin menjadi polwan (polisi wanita), eh temanku itu malah tertawa terbahak-bahak.

“Polwan?? Lho kok gak ada langsing-langsingnya bu...hahaha.”

Memang begitulah adanya, dulu saya bercita-cita menjadi polwan karena bapak saya polisi. Tidak ada sedikitpun dalam benak saya berkeinginan menjadi guru. Entah mengapa, dari dulu bahkan mungkin juga hingga sekarang, pandangan anak-anak Indonesia terhadap profesi guru tidak sebaik pandangan mereka terhadap profesi dokter, tentara, polisi, atau pun insinyur.

Saya pun bertanya kepada teman saya tadi, apakah dia bercita-cita menjadi guru saat kecil dulu? Jawabannya sudah bisa ditebak, ia bercita-cita menjadi presenter televisi. Gantian saya yang tertawa, saya katakan wajahnya memang tidak mirip Najwa Shihab, tetapi hebatlah cita-citanya. Kami pun tertawa bersama.

Menjadi guru memang bukanlah cita-cita kami sejak kecil, tetapi hal ini tidak lantas menjadikan alasan bagi kami untuk tidak memiliki kompetensi yang baik. Profesi yang kami jalani saat ini pun sesungguhnya merupakan wujud kecintaan kami terhadap dunia pendidikan. Kalau tidak betah, mungkin sejak awal kami akan “pindah ke lain hati” berhenti jadi guru dan mengubah diri menjadi penyanyi.

Cirebon, 8 November 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terima kasih pa wow banyak sekali klik kirimnya ya? selamat datang di dunia menulis

11 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas

Mantap...Bu iis, ternyata dg kesetiaan profesi sbg guru alias tdk pindah ke lain hati, berbuah keberkahan. Hahaha.....salam kenal.

09 Nov
Balas



search

New Post