Muslikah_Ikah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Godong Gedang Naik Kelas

Godong Gedang Naik Kelas

"Pasaran", satu kata yang terlintas dalam benakku saat melihat beberapa bocah nenteng godong gedang dari kebun belakang rumah, saat aku masih di kampung. Angan-anganku terbang ke masa kecil puluhan tahun lalu. Dulu saat kami berumur 5 tahunan bersama dengan beberapa anak tetangga sering pasaran dengan godong gedang. Memotong pelepah godong gedang dengan pisau atau silet. Daun godong gedangnya kami suir-suir menjadi kecil-kecil. Bagian daun yang masih lebar digunakan untuk membungkus. Pura-puranya kami menjual beraneka jenis makanan, namun bahan dasarnya berasal dari godong gedang, biasanya ditambah dengan pasir dan air.

Akupun tersentak saat salah satu bocah menyentuhkan. Aku terbelalak dengan aktivitas yang dilakukan oleh para bocah sama persis dengan apa yang kami lakukan pada waktu itu. Mereka pun duduk ngelesot di lantai, tak menghiraukan pakaian mereka. Kami pun dulu demikian, duduk di lantai tanah. Tak ada yang mengajari, tapi sama persis yang bocah-bocah itu lakukan dengan apa yang kami lakukan di masa lalu.

Suasana berbanding terbalik dengan situasi di Jakarta atau kota besar lainnya. Beberapa bulan ini, godong gedang sedang naik daun. Bila di kampung hanya digunakan para bocah untuk pasaran, digunakan emak-emak untuk membungkus bothok, bongko, tempe, dan makanan jenis lainnya yang bila dijual harganya berkisar ribuan.

Namun, kini nasib godong gedang menjadi bintang bak selebriti. Godong gedang dimanfaatkan sebagai alas makan yang sedang kekinian "nasi liwet". Harganya pun fantastik, dari puluhan sampai ratusan ribu. Nasi liwetan yang banyak disajikan di berbagai rumah makan. Dari rumah makan kelas melati hingga restoran bintang lima. Alas makanannya menggunakan godong gedang. Tak luput, godong gedang pun menjadi model. Jeprat jepret kamera dari berbagai sisi mengabadikannya. Sebelum disantap, saat menyantap, bahkan sampai makanan habis ludes, godong gedang tak luput dari sorotan kamera. Foto godong gedang terpampang di berbagai media sosial, fb, instagram, path, twitter, dan media sosial lainnya. Semoga kepopuleran godong gedang tetap eksis hingga akhir zaman.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mainan tahun 90...dolanan dodolan pakai godong gedhang

05 Jul
Balas

Iya Bu.. masa kecil era itu...

05 Jul
Balas



search

New Post