Dua Keputusan
Judul : Merajut Cahaya
Penulis : Melia Kusumawati, dkk
Penerbit : Pustaka Annida
Cetakan : Pertama, September 2001
Tebal : 179 halaman
ISBN : 979-96611-0-2
Buku kali pertama yang saya baca pagi ini. Memang belum banyak. Baru satu bab yang saya baca. Tapi buku ini mampu menarik hati saya. Membawa saya seolah berada disana.
Buku ini menceritakan tentang kemurtadan pemuda Batak. Ya. Pemuda Batak dengan segala karakteristik khas nya itu, memilih jalan lain hidupnya. Dia memilih masuk Islam, sesuatu yang nyeleneh menurut adat kampungnya. Atas pilihannya, si pemuda dimusuhi keluarga, teman, bahkan diusir dari kampung.
Bersyukur dia punya inang yang mendukung pilihannya. Bahkan ketika ia tak berani menghadapi kemarahan warga kampung, si inang dengan sigap membela putranya. Cerminan sikap perempuan tangguh. Ibu yang mencintai anak tanpa syarat. Ibu yang
Sampai pada akhirnya, calon insinyur muda itu dihadapkan pada suatu pilihan. Ya, pilihan yang sulit. Dimana ia harus memilih menikahi “pangiban” yang berbeda akidah atau harus kehilangan semua harta benda warisan amang nya. Kehidupan nya memang sedang sulit. Sejak amang nya jatuh sakit dan tak lama kemudian meninggal, hanya inang nya lah tulang punggung keluarga. Apalagi harus membiayai ia kuliah di Jakarta, tentu hutang menumpuk disana-sini.
Hanya ada satu cara. Menikahi “pangiban”, jika tak ingin kehilangan sawah warisan amang. Namun si pemuda tak mau gegabah dalam mengambil keputusan. Dia minta pada Rabb nya lewat basuhan air wudhu.
Cahaya itu akhirnya datang. Si pemuda mencoba menemui ‘pangiban’nya. Perempuan yang lima tahun ini tak dijumpai. Namun ada yang berbeda. Ayah si pangiban mengeluh tentang anak perempuannya. Pemandangan yang tak pernah dilihat sebelumnya. Bagaimana mungkin lelaki Batak yang terkenal kolot dan bengis, kini tertunduk lesu. Anak perempuannya sudah ‘gila’. Suka komat-kamit membaca sesuatu. Pakaiannya juga aneh.
Si pemuda penasaran. Hasratnya memuncah. Ingin segera bertemu dengan pangibannya itu. Apa yang membuatnya dianggap gila? Akhirnya si pemuda minta ijin kepada Tulang dan Nantulangnya. Sesampainya di kamar pangiban, Masya Allah! ternyata perempuan yang kini berjilbab lebar sedang membaca mushaf.
Betapa merindingnya si pemuda melihat perempuan di hadapannya. Benarkah itu pangiban yang dulu ia kenal? Hatinya berdecak tak karuan. Segala kerisauannya seakan sirna. Tergantikan oleh secercah cahaya dari surga.
Memori si pemuda seakan muncul lagi. Ya. Ia pernah berada di situasi yang sama. Dianggap gila, aneh dan melanggar adat.
Apakah ini jawaban dari Rabb yang Maha membalikan hati? Entahlah….
Menurut saya isi buku ini sangat menarik. Lekat dengan budaya dan adat istiadat Batak. Namun menampilkan ulasan yang berbeda.
Hidup memang pilihan. Tak selamanya pilihan itu mudah. Tak selamanya pilihan menguntungkan bagi kita. Terkadang kita dihadapkan pada pilihan yang sulit. Ibarat buah simalakama. Dimakan bapak mati, tak dimakan ibu mati. Tapi mau tak mau kita harus memilih.
Buku ini membawa saya seolah berada di dalamnya. Buku ini mampu mengombang-ambing perasaan saya. Endingnya tak tertebak.
Buku ini juga memberikan penguatan positif bagi saya. Ketika kita dihadapkan pada dua pilihan yang sulit, maka serahkan pada Maha Pembuat Keputusan. Siapakah itu? Dialah Rabb yang memberi kita hidup.
Bukankan hidup dan mati kita untuk Nya? Tidak ada satupun ujian selain atas kehendak-Nya. Mintalah petunjuk padaNya, karna membuat keputusan sejatinya bukan tugas manusia.
Gaya penulisan buku ini cukup ringan. Namun ada beberapa yang menggunakan bahasa Batak sehingga saya tidak mengerti artinya. Untuk menutupi hal itu, penulis menuliskan istilah-istilah Batak yang ada dalam cerita, lengkap dengan artinya.
Sampul buku ini juga cukup menarik. Warna background nya soft, kontras dengan gambarnya yang rame dan full colour.
Penulis adalah peserta bimtek literasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar