BENCI DAN CINTA
Sebal rasanya melihat dia yang mematung di dekat jendela. Sosok yang suka menyendiri tak mau berbaur dengan yang lain. Matanya seperti menerawang jauh, sesekali dia membenahi letak headset yang di telinganya. Aku memang kurang suka padanya. Sejak pertama kali bertemu rasanya dia orang yang aneh. Ketika bersimpangan kami juga tak pernah menyapa akrab hanya sekedar menganggukkan kepala.
Cuaca siang ini sangat panas sekali. Menikmati es krim sembari mendengarkan alunan musik jazz di cafe favoritku menjadi pilihan saat jam istirahat tiba. Aroma parfum yang kuat mennggelitik, seketika aku menoleh dan terpana. Kenapa dia tiba-tiba bergabung di meja sembari memamerkan senyuman. Apa dia salah makan sesuatu ataukah aku yang salah lihat. Canggung kuhargai dia yang mengajak mengobrol, dan ternyata tak terlalu buruk. Ternyata dia sosok yang bisa sebenarnya hangat dan lucu.
“Benci jadi cinta nih ya” ledek Hani temanku dari divisi. Danis sosok yang kubenci namun akhir-akhir ini entah mengapa kami menjadi akrab. Malam minggu ini kami janjian ke bioskop dan ternyata bertemu dengan teman kerjaku. Wajahku memerah menahan malu, namun Danis santai saja merangkul pingganggku. Aku menyembunyikan wajahku di dadanya mencari kenyamanan. Sungguh mungkin takdir sedang menghukumku untuk membenci namun akhirnya mencintai.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah keren buSalam literasi